RIAUMAG.COM ——–Indonesia, sebagai negara dengan pulau-pulau yang beraneka ragam, memiliki jaringan bandara yang penting sebagai infrastruktur vital untuk menghubungkan wilayah-wilayahnya.
Dalam upaya untuk menampung lalu lintas udara baik domestik maupun internasional, Indonesia telah melengkapi dirinya dengan sejumlah bandara yang luas dan modern. Menurut data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, pada Rabu (6/12/2024), terungkap bahwa ada sejumlah bandara di Indonesia yang memiliki luas lahan mencapai lebih dari 300 hektar.
di Ponorogo Luas lahan yang besar ini memungkinkan bandara-bandara tersebut untuk menyediakan fasilitas yang memadai, termasuk landasan pacu yang panjang dan terminal yang luas untuk menampung jumlah penumpang yang besar.
Berikut tujuh daftar bandar udara terbesar di Indonesia,
1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta: 2.555 hektare
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sebuah ikon dalam sejarah penerbangan Indonesia, tidak hanya menjadi pusat kegiatan udara nasional tetapi juga sebuah cerminan dari perkembangan pesat yang dialami oleh negara ini dalam bidang penerbangan.
Menggantikan peran Bandar Udara Internasional Kemayoran, yang resmi berhenti beroperasi pada 31 Maret 1985, Soekarno-Hatta memulai perjalanan bersejarahnya pada tahun yang sama dengan pembukaan Terminal 1. Dengan pembangunan Terminal 2 dan tiga sub-terminal baru yang selesai pada tahun 1992, bandara ini terus berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan penerbangan di Indonesia.
Namun, puncak dari evolusi ini terjadi dua puluh tahun kemudian, pada tanggal 9 Agustus 2016, ketika Terminal 3 Ultimate mulai beroperasi.
Didesain untuk menampung hingga 25 juta penumpang per tahun, Terminal 3 Ultimate menjadi puncak dari kesuksesan infrastruktur penerbangan di Indonesia.
2. Bandara Internasional Kertajati: 1.800 hektare
Bandara Internasional Kertajati, yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia, telah menjadi simbol kemajuan dan modernisasi dalam infrastruktur penerbangan di wilayah tersebut sejak diresmikan pada tanggal 24 Mei 2018.
Momentum peresmian ini disorot dengan pendaratan Pesawat Kepresidenan Indonesia, menandai awal dari era baru dalam konektivitas udara di Jawa Barat.
Dengan luas lahan mencapai 1.800 hektare, Bandara Kertajati menawarkan fasilitas yang luas dan modern untuk melayani lalu lintas udara yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Dilengkapi dengan satu landasan pacu berpanjang 3.000 meter, bandara ini mampu menampung hingga 43 juta penumpang per tahun, menegaskan perannya sebagai salah satu pusat penting dalam sistem transportasi udara di Indonesia.
3. Bandara Internasional Hang Nadim: 1.762 hektare
Terletak di Provinsi Kepulauan Riau, Bandar Udara Internasional Hang Nadim telah menjadi salah satu ikon dari konektivitas udara di wilayah ini.
Dengan luas mencapai 1.762 hektare (ha), bandara ini membanggakan dirinya sebagai salah satu yang terluas di Indonesia.
Namun, yang lebih mengesankan lagi, adalah landasan pacunya yang menakjubkan. Dengan panjang 4.025 meter dan lebar 45 meter, landasan pacu Bandara Hang Nadim adalah yang terpanjang di Indonesia dan menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara.
Prestasi ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Kepulauan Riau, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam meningkatkan infrastruktur penerbangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Baca Juga: Stand UMKM di Bandara Dhoho Belum Bisa Beroperasi, Ini Penjelasan Pemkab Kediri
4. Bandara Internasional Kualanamu: 1.650 hektare
Terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Bandar Udara Internasional Kualanamu telah menjadi satu dari pusat vital dalam jaringan transportasi udara di Indonesia. Sebelum hadirnya Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kualanamu memegang peranan sebagai bandara terbesar ketiga di Indonesia, menonjol dengan luas mencapai 1.650 hektare (ha).
Bandara ini tidak hanya memperlihatkan kemegahan melalui luasnya lahan, tetapi juga melalui fasilitas modern yang disediakannya. Terminal penumpang yang mencapai luas 6,5 hektare memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi para pengguna jasa. Tak hanya itu, fasilitas kargo seluas 1,3 hektare memperkuat posisi Kualanamu sebagai pusat logistik penting di kawasan Sumatera Utara.
5. Bandara Internasional Yogyakarta: 600 hektare
Dalam upaya meningkatkan infrastruktur penerbangan di Indonesia, Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Internasional Adisutjipto, menandai tonggak baru dalam pelayanan udara di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan biaya pembangunan mencapai Rp12 triliun dan lahan seluas 600 hektare, YIA merupakan salah satu proyek mega yang menegaskan komitmen Indonesia dalam meningkatkan konektivitas udara di wilayah-wilayah strategis.
Setelah rampung, YIA bangga menyajikan terminal seluas 210.000 meter persegi yang mampu menampung hingga 20 juta penumpang setiap tahunnya.
Dengan fasilitas yang modern dan luas ini, YIA telah menjadi pusat vital dalam pelayanan udara di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta mengukuhkan posisi Yogyakarta sebagai tujuan wisata utama di Indonesia.
6. Bandara Internasional Lombok: 550 hektare
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, yang terletak di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, telah menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur penerbangan di wilayah ini.
Dibangun di atas lahan seluas 550 hektare dengan anggaran sebesar Rp625 miliar, bandara ini bukan hanya merupakan proyek besar, tetapi juga sebuah karya seni arsitektur yang memukau.
Desain bandara yang menggambarkan ciri khas rumah adat Sasak memberikan sentuhan budaya lokal yang kaya, menciptakan atmosfer yang khas bagi para pengunjung.
Selain menjadi tempat kedatangan dan keberangkatan, Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid juga menjadi pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menjelajahi keindahan alam dan budaya Lombok.
7. Bandara Internasional Juanda: 477 hektare
Bandar Udara Internasional Juanda, meskipun tidak masuk ke dalam lima besar bandara terluas di Indonesia, tetap menjadi salah satu bandara tersibuk ketiga di negara ini. Terletak di Kecamatan Sedati, Sidoarjo, bandara ini melayani sekitar 500 pesawat setiap hari, menjadi pusat vital dalam jaringan transportasi udara di Jawa Timur.
Meskipun memiliki luas yang lebih kecil dibandingkan dengan beberapa bandara besar lainnya, Bandara Juanda tetap memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung lalu lintas udara di Indonesia.
Dengan luas total mencapai 477 hektare, bandara ini menyediakan fasilitas yang memadai untuk menampung aktivitas penerbangan yang sibuk.
Sedangkan Bandara Dhoho Kediri, luas lahan mencapai 317 hektare, proyek ini merupakan investasi besar yang akan membawa dampak signifikan bagi konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di Kediri dan sekitarnya.
Proyek ambisius pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri telah menjadi tonggak penting dalam penguatan infrastruktur udara di wilayah Jawa Timur. Meski tidak masuk pada 7 besar bandar udara yang ada di Indonesia, Bandara Dhoho Kediri masuk pada urutan kesepuluh.