Catatan Agus Tim Kelana
Riaumag.com —Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Baik, semalam bapak Tendi Nuralam telah menyelesaikan akhir perjalanannya dengan sempurna.
Beliau telah berpulang dengan cara yang beliau inginkan. Pak Tendi pernah bicara panjang bahwa di akhir hidupnya ingin tetap berbuat baik ke sesama.
Pada suatu kesempatan pak Tendi bilang, “Mas, sepertinya nanti saya mau tinggal di Bali saja…” Dengan gaya tuturnya yang riang dan penuh canda, beliau berceloteh tentang “rencana perjalanan” di akhir hidupnya.
Banyak rencana yang beliau jabarkan ke saya. Pariwisata, wellness, healthy food hanyalah beberapa topik yang menjadi bahasan beliau.
Selain itu, berkontribusi pikiran dan tenaga untuk Kemenparekraf dan teman-teman pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif akan menjadi prioritas beliau.
Saat itu saya menanggapinya dengan tawa terpingkal-pingkal karena beliau menyampaikan dengan penuh kegembiraan, lengkap dengan joke-joke yang khas dari beliau.
Semalam saya baru menyadari, semua yang dituturkan ke saya itu telah terjadi sesuai dengan rencana dan keinginan beliau. Bahkan bisa dikatakan sangat presisi.
Beliau meninggal di Bali setelah seharian melakukan kegiatan yang padat terkait dengan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Seharian itu beliau disibukkan dengan diskusi online dan offline dengan banyak teman pelaku pariwisata di Bali dan juga dari daerah lain, serta zoom meeting dengan teman-teman Kemenparekraf di pagi dan juga siang hari.
Menjelang senja beliau masih berkonsultasi via telepon dengan seorang sahabat yang menjadi holistic healer di Jogjakarta. Bahkan di detik-detik terakhirnya, beliau sedang melakukan video-call dengan kolega di luar negeri untuk mendapatkan insight bagi pemasaran pariwisata Indonesia.
Saat waktu kehidupan akan berhenti total, beliau pun berbaring di tempat tidur sambil tersenyum. Bahkan beliau memilih kostum yang sempurna untuk malam itu, yaitu: kaos dengan logo dan tulisan Wonderful Indonesia.
Sebuah ending yang sangat apik dan luar biasa. Namun di sisi lain sebagai manusia biasa, pak Tendi pun pasti tidak luput dari ketidaksempurnaan.
Maka perlu keikhlasan dari kita semua untuk bisa memaafkan segala bentuk kesalahan dan kekurangan yang mungkin beliau lakukan kepada kita selama hidupnya.
Maaf dan doa dengan penuh ikhlas dari kita akan melapangkan akhir petualangan hidup beliau dan akan menjadikan kehidupan yang sempurna.
Kalau orang Jawa memaknainya sebagai sampurnaning laku utama.
Selamat jalan pak Tendi. Terima kasih atas semua kebaikanmu.
Mulai pagi ini kami akan selalu merindukan WA, telpon atau video-call dari seorang “teman kelana” yang bernama Tendi Nuralam.
(riaumag.com)