Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Untuk dapat dipercaya dibutuhkan waktu yang panjang. Tidak mungkin baru berkenalan sehari kemudian dua orang atau semua pihak saling percaya sepenuhnya. Kepercayaan dibangun atas situasi dan kondisi yang teruji dalam gonjang-ganjing kehidupan serta dalam jangka waktu yang lama.
Dan kepercayaan itu juga akan naik-turun seiring terjadinya pahit manis dan kasus demi kasus dalam getar-getir interaksi.Mempercayai orang lain dan dipercaya oleh orang lain merupakan bagian penting dari nuansa keikhlasan. Jika anda ikhlas atas sesuatu hal maka anda harus percaya kepada orang tersebut.
Sebaliknya jika anda tidak mempercayainya maka sama saja artinya anda tidak mengikhlaskannya. Begitu juga ketika anda dipercaya oleh orang lain, dia tentu mengikhlaskan segala sesuatunya kepada anda, maka dari itu anda harus menjaga kepercayaan ini sebagai amanah.
TRUST AND TO BE TRUSTEDDari hasil survey terungkap kenyataan bahwa sebagian besar pekerja Indonesia di perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak loyal kepada perusahaan tempat mereka bekerja.
Pada dasarnya karyawan akan loyal kepada perusahaan selama mereka yakin dan percaya pimpinan perusahaan amanah, berkata dan bersikap jujur kepada mereka.
Contohnya suatu hari terjadi merger antara dua perusahaan; PT. Nyaman dan PT. Nikmat manjadi PT. N & N. Frans Budiman, President Director PT. N & N ketika itu berkata bahwa ini adalah merger antara dua perusahaan yang setara. Namun belum setahun kemudian, dari lidah Frans keluar ucapan yang berbeda.
Dalam suatu pidatonya di depan para karyawan, Franz berujar bahwa PT. Nyaman dalam keadaan krisis ketika merger dengan PT. Nikmat yang sangat sehat secara financial. Sontak para karyawan ex PT Nyaman terganggu semangat kerjanya. Moril mereka merosot terutama di depan para karyawan ex PT. Nikmat. Kata-kata Franz telah menurunkan rasa kepercayaan yang tadinya dimiliki karyawan ex PT. Nyaman. Harga diri mereka juga dijatuhkan oleh ungkapan itu.
Tidak berhenti disitu saja efek dari ucapan Franz karena bahkan karyawan ex PT. Nikmat pun mulai berbisik-bisik sesama mereka; ‘besok ketidak-jujuran apa lagi yang akan kita dengar, jangan-jangan boss juga tidak jujur dalam pengumuman laba-rugi tahunan.’
Ketika karyawan mempercayai pimpinannya, dia mengasumsikan bahwa pimpinannya akan bertutur serta bertindak secara jujur dan bertanggung-jawab, mengemban amanah sehingga bisa diandalkan. Karyawan juga berharap bahwa pimpinan tidak akan mengambil keuntungan sepihak dari kepercayaan yang diberikan karyawan.
Kepercayaan adalah esensi dari kepemimpinan karena tak mungkin anda memimpin orang-orang yang tidak mempercayai anda.
LEADEERSHIP NEEDS TRUST AND TO BE TRUSTEDBagi para karyawan, mempercayai seorang pemimpin berarti yakin bahwa hak-hak dan kepentingan-kepentingan mereka tidak akan diabaikan.
Tidak seorang pun akan menghargai ataupun mengikuti seorang pemimpin yang mereka anggap tidak memegang teguh amanah apalagi cenderung mengambil keuntungan yang tak pantas serta tak wajar dari mereka.
Dalam setiap Questionnaire, kejujuran atau sifat amanah selalu muncul secara konsisten dalam daftar karakteristik/komponen yang sangat hakiki dari kepemimpinan yang dikagumi masyarakat.
Di negara sekuler Amerika kejujuran juga menempati peringkat teratas atas kualitas pemimpin.
Karena itulah Bill Clinton tidak dijatuhkan oleh rakyatnya ketika dengan jujur mengakui dan meminta maaf atas kesalahannya berselingkuh dengan Monica Lewinsky. Mungkin sekali sikap masyarakat Amerika akan berbeda jika Bill Clinton tetap ngotot tak mengakui kesalahannya dan tak meminta maaf.
Tanggungjawab paling esensial para pemimpin adalah bertanggung-jawab terhadap tim, bekerja bersama tim, terutama dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah-masalah.
Namun apakah pemimpin itu memiliki akses terhadap pengetahuan, pemikiran kreatif serta keterikatan emosional yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah-masalah? Semuanya bergantung pada sebesar apa kepercayaan para pengikut/pendukung/karyawan terhadap pemimpin.
Mempercayai dan dapat dipercaya menghidupkan akses pemimpin dan tim untuk sinerji yang berkesinambungan.Sudahkah anda mendapatkan kepercayaan? Apakah anda dilihat/dinilai oleh tim/masyarakat sebagai pemimpin yang mengemban amanah dengan baik? Mendapatkan kepercayaan tim sungguh bukan pekerjaan mudah.
Efektifitas manajerial dan kepemimpinan anda bergantung pada kemampuan anda mandapatkan kepercayaan dari tim.
Ketika terjadi perubahan atau instabilitas, sebagaimana sering terjadi di tempat kerja, orang-orang menoleh pada hubungan emosionalnya dengan pemimpin yang dapat dijadikan pembimbing.
Begitu juga situasi dan kondisi hubungan emosional pejabat pemerintah dengan rakyat.Maksudnya, kualitas dari keterikatan spiritual dan emosional ini sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan.
Perhatikanlah, praktek-praktek manajemen kontemporer seperti halnya empowerment, knowledge management, learning organization dan TQC hanya akan efektif apabila didasari oleh prinsip saling percaya, bukan atas dasar hubungan kekuasaan.
Loyalitas atas dasar perasaan takutnya karyawan kepada pimpinan atau takutnya rakyat kepada pejabat hanyalah loyalitas semu belaka.
Loyalitas semu itu sangat mudah disusupi oleh provokasi untuk melakukan sabotase dan pengingkaran.Dalam buku ini kita tidak membincangkan kualitas untuk sekedar menjadi manajer.
Sesungguhnya kita sedang mengkaji kiat jitu untuk menjadi Super Manager, Super Leader, kualitas untuk berada pada level pemimpin kelas dunia dan sukses dalam klasifikasi internasional.
Kualitas World Class Manager dimaksud saya sajikan sepenuhnya dalam buku ini untuk para decision maker di Indonesia yang mau dan mampu menyerap kewajiban-kewajiban tersebut, qualities to be a great leader.
Peran dan kualitas tersebut dimulai dari karakter pemimpin yang sangat esensial yaitu KETELADANAN, karakter yang cemerlang dalam diri spiritual person.Menjadi CEO, direktur, manajer, presiden, mentri, gubernur, bupati, walikota, anggota DPR/DPRD/DPD, dsb, berarti harus menjadi pemimpin yang amanah. Memberi keteladanan adalah amanah utama walaupun saat ini menjadi langka.
Untuk ‘menyempurnakan’ keteladanan anda, sadarilah dan kembangkanlah 4Q yang pada dasarnya sudah built-in dalam diri manusia sejak masih dalam kandungan.
Kemampuan kita mengimplementasikan 4 Kecerdasan tersebut bergantung pada kemauan kita mengasah dan mengasah lagi diri kita agar hari ini kecerdasan kita lebih tajam daripada kemarin dan esoknya lebih tajam daripada hari ini.
( Bersambung )