Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA)
Riaumag.com —-Geliat ekonomi pada awal tahun ini mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan. Ini terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartalI/2022 tumbuh 5,01% secara tahunan (year-on-year/ yoy ).
Kepala BPS Margo Yuwono menerangkan, perekonomian Indonesia berdasarkanbesaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku kuartal I/2022mencapai Rp4.513,0 triliun dan atas dasar hargakonstan 2010 mencapai Rp2.818,6 Triliun. “Tingginya angkaper tumbuhan ekonomi pada Kuartal I/2022 selain karena pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat, juga karena adalow based effect pada kuartalI/2021, dimana ekonomiIndonesia pada kuartal I/2021 ituterkontraksi0,70%,” sebut Margo saat jumpa pers secaravirtual kemarin.
Beliau melanjutkan, pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Adapun lapangan usaha yang tumbuh signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 15,79%, diikuti jasablainnya. sebesar 8,24%, informasi dan komunikasi sebesar 7,14%, sertapengadaan lisltrik dangas sebesar 7,04%. “Sementara itu industri pengolahan yang memiliki peran dominan tumbuh 5,07%,”ungkapnya.
Margo menambahkan, pertumbuhan ekonomibeberapa negara mitra dagang Indonesia seperti; China, AmerikaSerikat, KoreaSelatan, Singapura, Vietnam, Taiwan, dan Uni Eropa juga menunjukkan pertumbuhan positif dikuartal I/2022.9
Bahkan, angka pertumbuhan ekonomi Chinad dnUni Eropa lebih tinggi dikuartal I/2022 dibandingkan kuartal IV/2021. “Jadi, mitra dagang kita sepanjang kuartal I 2022 ini tumbuh positif, dan ada dua negara yang pertumbuhannya melebihi pertumbuhan di kuartalI V/2021,”urainya.
Sementara itu, geliat industri ritelp ada momenRamadhan dan liburan Idul Fitri diperkirakan bakal mendongkrak pertumbuhan sektor ritel pada kuartal II/2022.
Hal ini sejalan dengan target Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) yang menyatakan pertumbuhan ritel pada kuartal II/2022 bisa mencapai5%.
Akan tetapi, pada kuartal kedua tahun ini ada sejumlah tantangan yang dihadapi peritel antara lain fluktuasi harga dan sentimen konsumen. “Namun, perbedaannya tidak terlalu jauh. Saya perkirakan pertumbuhan ritel ada di rentan5-5,2%,”kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Nicholas Mandey saat berdialog di IDX Channel kemarin.
Meski demikian, pertumbuhan industri ritel akanmerangkak naik saat memasuki kuartal keempat. Menurut Roy, dikuartal ketiga pengeluaran
orang tua dialokasikan untuk biaya pendidikananak sehingga sulit jika mengharapkan ada pertumbuhan dikuartal ketiga.
“Untuk kuartal ketiga akan ada perubahan karena biasanya setelah hari raya keagamaan, pertumbuhan ritel menurun.
Hal itu lantaran biaya belanja bahan pokok dialihkan untuk biaya sekolah.Tetapi, akan naik lagi setelah memasuki kuartal keempat yang mana itumenuju akhir tahun,”katanya.
Roy menuturkan, untuk meningkatkan pertumbuhan ritel, kuncinya adalah mengubah Indonesia dari status pandemi menjadi endemi. “Karena kalau kita berhasil menjadi endemi, maka dikuartal keempat pertumbuhan ritel akan meningkat lagi,” pungkasnya.
Selain ritel, sektor lain yang mulai bangkita dalah pariwisata. Hal ini karena sejumlah pelonggaran protokol kesehatan pada masa Lebaran 2022 sehingga mendorong masyarakat untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) meyakini, situasi ini bisa menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata.
Berdasarkan catatan ASITA, tiga hari setelah Lebaran, sejumlah destinasi wisata dipenuhi para pelancong. Beberapa lokasi wisata yang dipadati para pelancong seperti Pantai Pangandaran, Jawa Barat dan Ancol, DKIJakarta, menjadi bukti bahwa kini sektor ini sudah pulih.
Pemicu lainnya karena masyarakat selama ini menunda libur anak akibat pandemi COVID-19, Wakil Ketua Umum DPP ASITA Budijanto Ardiansjahmenerangkan pada masa libur Lebaran ini, ada dua jenis wisatawan. Pertama, pemudik yang menjadi wisatawan lokal. Kedua, masyarakat yangtidak berlebaran memanfaatkan waktu liburan panjang ini untuk berpelesir. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dalam memilih destinasi wisata. Para pemudik biasanya mengunjungi area rekreasi disekitar kampung halamannya masing-masing.
“Kita tahu pusat arus mudik itu di Jabar, Jateng, dan Jatim. Jateng nomor satulah sehingga objek wisata di Jateng, Jatim, dan Jabar menjadi penuh oleh wisatawan yang didominasi oleh pemudik. Untuk mereka yang tidak berlebaran biasanya tujuannya berbeda. Kita ambil contoh Bali, Labuan Bajo ,dan beberapa tempat lainnya, DanauToba, dan Yogya,”ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Tinggi animo masyarakat berwisata selama libur Lebaran, menurutnya, ikut mengerek okupansi pengina pandan penjualan para pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kawan-kawan di perhotelan akan mendapatkan manfaat paling besar. kita lihat hunian hotel sangat baik. Rata-rata80-90%. Dibeberapa tempat, banyak hotel yang tingkat huniannya100%,”ungkapnya.
pmichelle natalia/advenia elisabeth/sindonews.com Sumber : Koran Sindo Selasa, 10 Mei 2022