Riaumag.com , Pekanbaru – Doktor Santoso Ketua Komunitas Da’i Preneur Riau menjadi Moderator saat Salasa NGOBi Selasa 4 Safar 1441 H / 22 September 2020 M, Selasa Sore yang sudah tradisi bersama-sama, dapat bersilaturrahim bersama-sama dalam jamaah Salasa NGOBi ; Ngorbrol Bisnis di hari Selasa Jaringan Saudagar Muhammadiyah bekerjasama Komunitas Da’i Preneur Riau,
Muhammad Zulfadli sebagai Pimpinan Jaringan Saudagar Muhammadiyah
“Bisnis itu sangat terbantu dengan jaringan, saya memegang beberapa usaha yang paling lama itu adalah usaha mebel yang berjaringan, ada tiga kota di buka usaha mebel tersebut, Pekanbaru, Bukittinggi dan Padang, Jati perabot di Bukittinggi ada lima tempat, di Pekanbaru ada empat tempat lalu dan di Padang saat ini ada satu tempat, semoga nanti bertambah dengan mengefektifkan jaringan yang ada, jadi kalau ada bisnis yang tumbang satu, tentu masing ada yang lain” Jelas Buya Zulfadli sapaan akrab beliau
Hampir dari seluruh negara di dunia memiliki pengusaha kaya dengan hartanya yang begitu banyak tetapi, rupanya jumlah orang kaya di dunia itu tidak sebanding dengan jumlah penduduk bumi. artinya, kesenjangan antara si kaya dengan si miskin di dunia sangat lebar, begitupun di perekonomian di Negara Indonesia hanya dikuasai oleh 20 persen penduduk terkaya, jadi salah satu penyebabnya adalah tidak meratanya kekayaan di Negara ini, Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Sebab, saat ini rasio pengusaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk.
“Jaringan Saudagar Muhammdiyah (JSM) tahun 2016 terbentuk, JSM lahir karena melihat masih sedikitnya Pengusaha yang lahir dari Organisasi Masyarakat Muhammadiyah ini, untuk untuk dengan ada jaringan saudagar ini dapat melahirkan kembali saudagar-saudagar di Muhammadiyah untuk saling bersinergi antar saudagar Muhammadiyah, ini yang telah di lakukan oleh saudagar keturunan china yang berada di Indonesia,”Ungkap Zulfadli yang juga jago beladiri
“Bisnis itukan ada 3 kalau, pertama punya modal besar maka pastikan membuat jaringan ke bawah, kedua punya modal menengah maka berkerja sama dengan di atas dan dibawah, yang ke tiga, Ternyata yang tidak punya fulus atau uang maka harus ikut jaringan dari bawah, nanti memang harus menyontek atau jadikan pedagang-pedagang yang sudah duluan maju itu sebagai mentornya jadi, sebenarnya tidak ada persoalan di COVID-19, jadi rezeki tidak pernah salah alamat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah ingkar janji kepada ummat-Nya, semua nyawa ada rezeki, makin giat, makin banyak dapat rezeki, di situ kata kuncinya, harus selalu tersenyum juga walaupun di masa Pandemi COVID-19 ini,”Cakap Ustadz Zulfadli
“Mainset (pola pikir) itu betul sekali, makanya sering mendengar hadits qudsi; Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,”Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam SAW bersabda,’ Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman: “Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku” (HR Muslim)
jadi, apabila hamba-Ku berprasangka baik, Aku berikan yang baik itu, apabila hamba-Ku berprasangka buruk Aku berikan yang buruk itu, oleh karena itu memang diotak ini betul-betul yang ada hanya positif saja, maka negatif itu tidak ada dalam fikiran, jangankan kita orang beriman orang kapir saja bisa sukses apalagi orang beriman, itu kata kuncinya,”Tegas Buya
“Disini syukur sekali mahasiswa telah memulai, karena dalam buku Asrul Tanjung yang Kata Pengantar buku tersebut di tulis oleh Pengusaha Nasional Chairul Tanjung, diantara Point Seorang Pebisnis di buku itu adalah yang Berani Memulai, Berani Action (bertindak), Berani Praktek, ilustrasinya seperti orang berenang mengetahui gaya dada, gaya punggung, itukan tidak perlu lama mempelajarinya, satu pertemuan saja cukup, selebihnya apa ? yaa Praktek, Aplikasikan kalau ada sungai, ada kolam, sudah lompat saja langsung ke sana, caranya lalukan saja yang penting sampai kesebrang, nanti setelah itu evaluasi, kok gaya punggungnya kok susah, gaya dadanya kok susah, sederhana setelah terjun maka tahu apa kendala-kendalanya,”Jelas Muhammad Zulfadli
Jadi betul juga kata Sutrisno Bachir : “saya bisa jadi pebisnis seperti ini karena saya Stop Pendidikan saya S-1 saja, karena dari SMA saya sudah mulai, dan hanya berfikir Praktis, yaa kan?, yang penting hitungan didepan, kerja di tengah, evaluasi dibelakang, tapi kalau saya sempat S-2 , S-3, tinjauannya terlalu banyak, suruh ini, suruh itu, jadi bisnis saya tak jadi-jadi,” Pungkas Buya Zulfadli meniru ungkapan Sutrisno Bachir Pengusaha Nasional di Bidang Properti
(dfd1/riaumag.com)