Riaumag.com , Bandung
Sempat ada pertanyaan, “mengapa orang-orang yang sering melanggar kebenaran, kok hidupnya malah diberikan banyak harta?”
Ternyata…
Pada suatu hari, seorang lelaki datang kepada Imam Hasan Al Bashri.
“Sesungguhnya aku melakukan banyak dosa. Tapi ternyata rejekiku tetap lancar-lancar saja. Bahkan lebih banyak dari sebelumnya.”
Sang Imam tersenyum prihatin. Beliau kemudian berkata,
“Sesungguhnya jika Allah langsung menghukum semua makhluq yang berdosa dengan memutus rejekinya, niscaya semua manusia di bumi ini sudah habis binasa. Sungguh dunia ini tak berharga di sisi Allah walau sehelai sayap nyamukpun, maka Allah tetap memberikan rejeki, bahkan pada orang-orang yang kufur kepadaNya.”
Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan, “Bila engkau melihat Allah memberikan nikmat kepadamu secara terus menerus, sedang engkau tetap melakukan maksiat, maka hati-hatilah. Sebab hal itu merupakan istidraj (tipuan/jebakan kenikmatan) dari Allah. Yaitu, Dia menuruti semua kehendakmu agar kamu memasuki kemaksiatan yang engkau lakukan secara lebih mendalam.”
Berarti ada beberapa tinjauan :
- Rejeki yang diberikan memang tidak berharga dan tidak akan memberikan kebaikan jika tidak diawali amal kebaikan.
- Waspada, bisa jadi semua itu jebakan, saat dengan semua “kenikmatan” itu kita makin terbenam dalam kesalahan sehingga sulit kembali menemukan jalan pulang.
Padahal, dalam Sunan Tirmidzi disebutkan sabda Rasulullah:
“Sesungguhnya Allah memberikan dunia (kekayaan) bagi orang yang Dia cintai dan kepada orang yang tidak Dia cintai. Namun, Dia tidak memberi keimanan kecuali kepada orang yang Dia cintai.”
Tenyata, ada iman yang utama dan lebih berharga daripada segunung harta. Dan itu hanya diberikan kepada yang dicintaiNya.
Semoga kita tidak terjebak dunia, serta masih diberikan rejeki berharga karena iman dan Cinta-Nya.
امين اللهم امين
–@am.nasrulloh–
(for-riaumag.com)