RIAUMAG.COM , BANDUNG——-Darurat moral banyak dibahas oleh beragam kalangan akhir-akhir ini. Bukti keprihatinan kondisi yang demikian riskan dan mengkhawatirkan. Fenomena syirik, zina, perselingkuhan, perceraian, kekerasan seksual, arogansi jalanan, pembunuhan, korupsi, perampokan, minuman keras, durhaka kepada orang tua hingga beragam maksiat lainnya.
Semua silih berganti mengisi berita di lini masa.Beragam sebab dari berbagai perspektif.
Dari mulai “katanya” pengaruh era digital, kelemahan pendidikan, kesenjangan ekonomi dan sosial, hingga perubahan orientasi zaman.Apakah yang bisa mengendalikan?*****
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin nya memberi pesan “Segera introspeksi jika terkena kemaksiatan. Jika ia membiarlepaskan, niscaya bisa semakin ringan dalam bermaksiat; dirinya merasa nyaman dengan kemaksiatan; dan ia makin sulit meninggalkannya. ” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, juz IV).
Kuncinya ternyata adalah tidak membiarkan, segera introspeksi, kalkulasi akibat, dan buat langkah penanganan.Salah satu contoh kalkulasi dicontohkan Imam Al-Ghazali dengan cara membayangkan jika setiap kali berbuat maksiat sebuah batu dilemparkan ke rumah kita.
Tentu akibatnya akan terlihat, jika terus bermaksiat maka sekejap rumah itu akan penuh oleh batu sebagai analogi dosa dan kehinaan. Inilah salah satu kalkulasi agar selalu mawas diri.
Sehingga segera menyadari kondisi untuk segera kembali waspada akan keselamatan diri.
Yang utama segera ingat, bahwa ada Dzat yang Maha mencatat :“Allah mencatat amal perbuatan itu, sedangkan mereka telah melupakannya. Allah maha menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadilah ayat 6).
Semoga kita bisa terus saling mengingatkan, bisa terus introspeksi, serta kalkulasi akibat agar tak terbawa maksiat yang semakin berat dan semakin darurat.
امين اللهم امين
–@am.nasrulloh–