Riaumag.com , Bandung
Diceritakan dikalangan Bani Israil ada orang yang meminjam sejumlah uang kepada temannya, dan menjanjikan akan mengembalikan pada waktu yang telah disepakati.
Peminjam kemudian pergi ketempat yang jauh dengan naik perahu untuk suatu keperluan.
Tibalah waktu yang dijanjikan untuk mengembalikan uang pinjaman, namun sang peminjam tidak menemukan perahu untuk membawanya mengembalikan utang. Maka dengan niat menepati janji dan keyakinannya kepada jaminan Allah, dia melubangi kayu dan menyimpan uang pembayaran utang didalamnya. Kemudian dia berdoa memohon perlindungan Allah untuk menyampaikan uang pinjaman dan melemparkan kayu itu ke laut.
MasyAllah dengan kekuasaanNya, Allah menyampaikan pembayaran utang kepada pemiliknya.
Cerita diatas adalah pelajaran. Saat teknologi terbatas namun iman tak terbatas. Memang tidak bisa telpon, mengirim pesan instant, atau transfer. Namun, jiwa penuh dengan iman tak terbelenggu keterbatasan itu dalam menunaikan hak orang lain. Jiwa iman tak terbatas itu untuk menjalankan kewajiban dan kebenaran.
Cerita diatas adalah hikmah, saat menyerahkan jaminan urusan kepada Allah, dengan iman dan tawakal menunaikan yang haq. Maka, Allah memberikan jaminan terbaik pada semua urusan.
Kini kita yang akan membuktikan. Jikalah ada kondisi untuk memenuhi hak orang lain, jikalah ada kewajiban yang harus ditunaikan, jikalah ada kebenaran yang akan diperjuangkan, namun hadir keterbatasan, maka Allah-lah sebaik-baik penjamin setiap urusan.
Sehingga,
Urusan kita adalah menunaikan kewajiban, urusan kita adalah menunaikan kebenaran. Sisanya, Allah-lah yang akan memberikan jaminan.
InsyAllah, kita YAKIN.
–@am.nasrulloh–
*Didedikasikan untuk program RECONNECTED Insan Priangan Foundation