(5M untuk Kesembuhan & Keselamatan)
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
Sehat dan sakit adalah kekuasaan Allah. Semua kita bisa mengalami sebagai bukti bahwa diri dalam kendaliNya.
Saat sakit hadir, maka diperlukan protokol standar sehingga dalam kondisi apapun kita berada dalam keselamatan dan keridhoanNya.
- Melatih Rendah Hati dan Empati Sosial
Yang biasa memiliki fisik menarik, kuat, perkasa, berkuasa dan kaya, saat sakit dicabut semuanya. Diri dilatih untuk senantiasa rendah hati bahwa tak satupun kuasa kita dihadapanNya, termasuk dihadapan makhluk-makhlukNya. Saat lemah kita membutuhkan pertolongan, saat kesakitan kita memerlukan perawatan. Maka, seringkali lahir jiwa empati dan penghargaan kepada sesama, khususnya kepada mereka yang tulus membantu saat kita tak punya kuasa. - Meningkatkan Syukur dan Penerimaan.
Sakit bisa meningkatkan syukur kita terhadap sehat yang pernah didapatkan. Bersyukur karena periode sehat lebih sering dinikmati daripada periode sakit yang tengah dirasakan.
Sakit melatih kita menerima ketentuanNya. Yang dengannya kita semakin bisa meningkatkan ketaatan. Saat sakit menghapuskan dosa-dosa yang kita lakukan, maka inilah momen terbaik untuk taubat terhadap setiap kesalahan. - Meningkatkan Sabar dan Ketabahan.
Sakit adalah periode melatih kekuatan diri untuk tidak mengeluhkan kenyataan. Payah dan kesulitan yang dialami adalah kondisi terbaik menakar sabar dan keyakinan atas janji Allah terhadapnya.
Tentu selalu tabah dan optimis akan kesembuhan, karena berjuang itulah kewajiban Insan pada setiap kesempatan. - Mengupayakan Doa, Ikhtiar dan Pengetahuan.
Protokol sakit keempat adalah berikhtiar untuk mendapatkan kembali kesembuhan. Doa dan pengobatan dioptimalkan. Dalam periode yang sama kita mendapat tambahan pengetahuan tentang sakit dan kesehatan. Bekal terbaik untuk antisipasi kondisi pada masa depan. Bahkan menambah pengalaman untuk dibagi kepada sesama lainnya. - Memberi Kesempatan untuk Diam & Tafakur.
Sakit adalah periode mengurangi kesibukan. Karena itulah momen kita beristirahat dan diam ditengah penuhnya aktivitas yang dilakukan. Saat terbaik untuk bertafakur terhadap beragam keadaan yang pernah dijalankan. Belajar diam, merenung dan mencari hikmah atas semua keadaan.
Sehingga, sakit adalah momen kebaikan. Upaya meraih syukur, empati, rendah hati dan kesabaran. Latihan menguatkan jasad dan jiwa. Sekaligus upaya mendapat kesembuhan dari penyakit badan dan penyakit perasaan.
Mari saling mendoakan, semoga kita disabarkan, dikuatkan dan diberikan keselamatan…
امين اللهم امين
–@am.nasrulloh–
(for-riaumag.com)