RIAUMAG.COM , BANDUNG
Dunia ini panggung sandiwaraCeritanya mudah berubahKisah MahabrataAtau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu perananYang harus kita mainkanAda peran wajarAda peran berpura-puraMengapa kita bersandiwara?—Sepertinya kita sangat sepakat bahwa dunia itu adalah sandiwara.Artinya, dalam perjalanan sandiwara ini kita hanya berperan.
Tak selamanya dan sementara. Jadi biasa saja jika yang berperan jadi pejabat, penguasa, pengusaha, ataupun orang biasa. Itu hanya peran yang sedang kita lakoni.Sandiwara ini pun penuh cerita. Kadang ada kisah asmara, kisah drama, kisah suka ataupun kisah duka.
Artinya, tak kan selamanya juga kita berada pada kisah duka ataupun sebaliknya.Maka sebagai pemeran, sejatinya kita hanya perlu fokus dengan tugas utama, untuk membahagiakan yang melihat pertunjukkan kita.
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” – (QS. At-Taubah: 105)
Karena dunia sandiwara pula, jika ada kisah yang tak sesuai, ikuti saja karena bisa jadi berubah tak abadi setiap masa. Seperti kisah cinta yang bisa berganti benci, atau sebaliknya.
Rasulullah berpesan :“Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai.” ( HR Muslim)
Sehingga, pastikan kita berperan indah sesuai dengan tugas yang harus dimainkan. Wajib bermain dan berperan sebagai tokoh sesuai dengan skenarioNya.Karena katanya,
‘Setiap kita dapat satu perananYang harus kita mainkan.’
Semoga kita bisa konsisten terhadap setiap kisah yang dilakukan, penuh jujur tanpa kepalsuan.Karena katanya,
‘Mengapa kita bersandiwara?’
—@am.nasrulloh—
(FOR-RIAUMAG.COM)