Riaumag.com , Bandung
Semakin ramai beragam kontroversi demi konten media sosial. Dari yang keluar batas norma, hingga perilaku yang bisa menyebabkan bahaya.
Pepatah Arab: Bul ‘ala zam-zam fatu’rof (kencingi sumur zam-zam maka kamu akan terkenal), sepertinya lebih banyak di anut untuk mendapatkan ketenaran dan pujian. Kontroversi berulang dilakukan untuk mendapat eksistensi dan popularitas.
Wajarkah fenomena ini?
Bisa jadi.
Karena secara umum manusia senang dengan pujian. Namun, secara tidak langsung fenomenanya berhubungan dengan kekuatan dan harga diri yang dimiliki. Sampai-sampai ada yang mengatakan : “manusia bisa lemah pada pujian dan bisa kejam terhadap cercaan”.
Dr. Guy Winch seorang psikolog klinis menyatakan, “Reaksi terhadap pujian adalah refleksi kekuatan harga diri seseorang, menentukan pula pemahaman mereka terhadap nilai-nilai yang sesungguhnya”.
Maka, semakin senang dipuji artinya memang seseorang membutuhkan eksistensi untuk diakui. Sebaliknya yang sudah merasa cukup, maka tak lagi dirinya membutuhkan pujian berlebihan untuk mendapatkan penghargaan.
Sehingga, bagaimana dengan seseorang yang melakukan segalanya demi dikenal dan mendapatkan eksistensi? Sepertinya kita sudah bisa menilai, pada level mana harga dirinya di letakkan.
Tentu kita sangat berharap, bahwa kita akan menjadi terpuji dengan apapun, termasuk saat mendapat pujian, bahkan saat mendapat cercaan sekalipun.
Menjadi terpuji dalam hidup dan kehidupan tentu adalah kemuliaan.
Kembali pada fenomena awal, bisa jadi yang terjebak untuk melakukan segala hal demi apresiasi dan pujian itu hanya karena lupa. Bahwa semua tercatat dan akan dipertanggungjawabkan.
Allah mengingatkan :
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS Al Mujaadilah: 6)
Media apapun bisa menjadi wasilah taat atau jebakan maksiat. Demi pujian ataupun untuk berbagi inspirasi kebaikan, semua akan tercatat untuk kita pertanggungjawabkan.
Semoga kita diberikan penjagaan dari pujian yang melemahkan, serta diberikan kekuatan untuk melakukan perbuatan yang terpuji penuh kemaslahatan.
امين اللهم امين
–@am.nasrulloh–
(for-riaumag.com)