Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Dalam suatu seminar, saya ditanya oleh seorang ibu yang menduduki posisi Finance Manager di pabrik keramik.
Katanya, ”Menurut saya, kita sudah keliru dengan bersekolah belasan tahun, ada yang dua puluh tahun dari SD sampai S2 atau S3. Menghabiskan waktu yang panjang, tenaga yang melelahkan dan biaya yang sangat banyak.”
Dia melanjutkan, ”Orang tuanya ada yang menjual ternak atau tanah atau rumah untuk menyekolahkan si anak tersayang. Setelah selesai S2, apa yang kita lakukan? Mencari kerja, mencari gaji. Pada hal teman-teman kita yang tamat SMP yang langsung berdagang, sudah kaya mempunyai rumah dan mobil mewah pada usia 30 tahun. Yang tamat S2, usia menjelang 30, baru mulai menabung dari sebagian gajinya. Bagaimana komentar Bapak?”
Wah, hebat pertanyaan ibu itu, mungkin dikeluarkan dari uneg-unegnya atas perjalanan sekolah serta karirnya. Saya jelaskan dengan agak panjang lebar.
”Orang yang sukses bukan diukur atau ditentukan dari berapa banyak hartanya, seperti rumah gedong dan mobil mewah. Memang tidak sedikit orang kaya harta yang bahagia, namun juga tidak sedikit yang menderita lahir bathin karena hartanya.
Broken home mungkin datang dari keluarga miskin, mungkin juga dari keluarga super kaya. Kesuksesan sejati seseorang datang dari kecerdasan spiritual, kecerdasan fisikal, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual.
Jika ada tiga orang yang diberi hibah uang sejumlah dua miliar rupiah bulan depan, barangkali apa yang akan mereka lakukan?
- Seorang ibu, mungkin akan membuka mini market agar uang menjadi berlipat ganda dari keuntungan berbisnis, jika memang berdagang adalah hasrat terpendamnya. Itulah kecemerlangan yang dia dambakan, bercita-cita agar setiap tahun bertambah mini market miliknya satu lagi, dan sanggup membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Itu cita-cita yang baik juga, nothing wrong with it.
- Bapak yang di sebelah sana, mungkin akan pergi ke Harvard Business School untuk mengambil gelar Doktor dalam bisnis dan akan kembali sebagai seorang ahli di bidang ilmunya. Dia bahagia dan merasa memperoleh kecemerlangan dengan titel dan ilmunya itu walaupun pulang dari Amerika uang sekian miliar habis untuk biaya kuliah, biaya hidupnya serta biaya hidup keluarganya. Dia mulai mencari/membuka pekerjaan, mencari gaji, namun dirinya merasa dicemerlangkan oleh ilmunya yang semakin tinggi. Mungkin dia akan menjadi dosen kemudian mengamalkan ilmunya kepada banyak mahasiswa serta masyarakat.
- Bapak yang satu lagi, mungkin akan pulang ke kampungnya, membeli tanah murah disisi desanya dan membangun pesantren. Dengan begitu dia merasakan hidupnya menjadi lebih berarti sehingga lebih bahagia. Baginya mendidik anak bangsa di jalur pesantren adalah kecemerlangannya. Semua mempunyai hasrat yang luhur. Semua merasa sukses dan yang penting heppi.
Kecemerlangan adalah kesuksesan, kenikmatan, kebahagiaan dan keikhlasan. Kecemerlangan diperoleh melalui penyucian nurani, perawatan fisik, pengendalian emosi, pengasahan intelektual. Masing-masing orang mendambakan kecemerlangan yang berbeda.
Namun di atas segalanya, kecemerlangan yang paling mulia adalah ”semakin seseorang mendapatkan kecemerlangan, semakin banyak dia memberi inspirasi kepada orang lain menuju kecemerlangan mereka.” Demikian penjelasan saya kepada forum seminar tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); SUKSES berarti berhasil, beruntung. Menurut ensiklopedia bebas Wikipedia; SUKSES didefinisikan sebagai suatu kehormatan atau prestise yang dikaitkan dengan pencapaian suatu kedudukan seseorang dalam status sosialnya.
Banyak orang yang merasa sukses atau beruntung walaupun tidak memperoleh uang banyak maupun jabatan tinggi. Sukses meraih S2, sukses mencapai puncak gunung Everest, sukses memperoleh beasiswa, sukses membina rumah-tangga bahagia dan hal-hal lain yang dikategorikan sebagai sukses. Jika arti dari kata sukses hanya sekedar berhasil atau beruntung dari kaca mata finansial, tentulah hanya sedikit sekali orang yang sukses di muka bumi ini.
Semua orang tentu sependapat bahwa Bill Gates orang yang sukses dan beruntung dari segi keuangan, Susilo Bambang Yudoyono sukses dan beruntung dari segi karir menduduki jabatan presiden, Chairul Tanjung sukses menjadi pengusaha paling subur, tetapi sukses bukan hanya dalam aspek itu saja.
Setiap manusia pasti ingin meraih sukses. Namun, masih banyak dari kita yang belum mengerti betul makna dari sebuah kesuksesan sejati. Spiritual person memaknai sukses dengan berpegang pada petunjuk Tuhan Yang Mahabenar, yang dalam Al-Quran menjelaskan:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah sukses. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. 3:185).
Disini makna sukses adalah masuk surga. Terserah apa profesinya di dunia ini, yang penting baginya bisa masuk surga. Dan harus dicamkan, sukses bukan khayalan. Sukses baru dapat diraih dengan perjuangan dan pengorbanan. Namun jangan khawatir, sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat. Tuhan Yang Mahapengasih akan menolong kita sebagaimana DIA menolong hamba-hamba-Nya yang beriman sebelum kita.
Spiritual person memaknai sukses dengan berpegang pada petunjuk Tuhan Yang Mahabenar, Terserah apa profesinya di dunia ini, yang penting baginya berharap bisa masuk surga.
( Bersambung )
(rbs/riaumag.com)