Pandemi COVID-19 ternyata berdampak kepada Sektor Bisnis dan Industri Pariwisata. banyak Biro Perjalanan Wisata usaha ( Tours & Travel) tutup akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) level 4. Travel Agent perjalanan terpaksa menganggur karena pembatasan kegiatan masyarakat yang terjadi.
Pada kamis (29/7/2021) lalu saya mewawancara Pengawat Pariwisata , Dede Firmansyah melalui ponsel pintarnya. Beliau bercerita banyak bagaimana Dunia Pariwisata sangat terpukul akibat pandemi COVID-19 yang melanda Dunia Pariwisata terkhusus di Riau sendiri yang akhir – akhir ini trend kasus terkonfirmasi postif semakin meningkat.
Berikut petikan wawancara katakata.id dengan Pengamat Pariwisata, Dede Firmansyah :
Menurut Anda, Apakah PPKM Level 4 ini memiliki dampak terhadap Dunia Pariwisata ?
“Sebetulnya tidak hanya saat PPKM Level 4 saja. sejak awal pandemi sudah berefek, mulai istilah PSBB, PSBB Total, PSBB Transisi, PPKM, PPKM Mikro, PPKM Darurat, sampai PPKM Level 4 ini, bahkan banyak perusahaan Biro Perjalanan Wisata yang tutup, bahkan hasil Survey ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travels Agencies) mencapai hanya 5% Perusahaan yang masih hidup. jadi, sebenarnya pemerintah seharusnya memiliki kebijakan pariwisata atau pun hal-hal yang solutif untuk Dunia Pariwisata.
Berefek sangat besar adalah Biro Perjalanan Wisata, kalau hotel dan tempat wisata atau pendukung perjalanan wisata lainnya itu tidak begitu berpengaruh. perlu diketahui, sebetulnya yang memiliki peran penting disini adalah Biro Perjalanan Wisata (BPW), karena pihak BPW yang mengatur kebutuhan Perjalanan Para Wisatawan ; mulai dari wisatawan mau berpergian kami siapkan tiket pesawatnya, sampai dikota tujuan wisatawan butuh transportasi kami berikan ke pengusaha Mobil/Minibus/Bus, wisatawan butuh orang untuk memandu selama perjalanan wisatanya kami berikan ke pihak pemandu wisata(guide), wisatawan butuh kamar penginapan kami berikan ke pihak hotel, wisatawan butuh makan kami berikan ke pihak Restoran/Rumah Makan, wisatawan ingin berwisata kami berikan ke Pengelola Destinasi Wisata, wisatawan butuh oleh-oleh kami berikan kepada toko penjual oleh-oleh, intinya Biro Perjalanan Wisata-lah yang mengarrange Perjalanan Wisatawan dari A sampai Z
Peran Pemerintah membantu Dunia Pariwisata itu seperti apa sebenarnya?
Peran pemerintah secara nyata belum kelihatan, Pemerintah justru abai kepada Pelaku Pariwisata khususnya Biro Perjalanan Wisata. Jadi, permasalahannya sekarang yang terabaikan oleh pemerintah yaa kawan-kawan Biro Perjalanan Wisata, Sekarang sebagian pihak hotel santai saja mereka, karena ada nakes–nakes yang diinapkan di hotel dan ada juga yang pasien positif covid isoman yang diarahkan ke hotel, Kalau kami Tours&Travel ini tidak ada.
Terkait janji Pemerintah memberikan insentif Rp3,3 triliun kepada Pelaku Pariwisata. itu seperti apa Anda melihatnya?
Janji pemerintah ingin memberikan stimulus sampai sekarang tidak ada, Janji Bang Menteri Sandiaga Uno yang katanya asli orang Rumbai, Pekanbaru tidak ada, ke Pekanbaru saja beliau tidak pernah semenjak beliau menjadi Mentri Pariwisata, ke Batam sudah dua kali, ke padang sekali. Paling beliau di zoom-zoom saja sama orang-orang Riau nich, Sekarang Beliau berjanji ada 3,3 Triliun untuk Pelaku Pariwisata, sampai sekarang tidak ada, Kalau mau benar-benar peduli dengan Dunia Pariwisata harusnya segera realisasi janji tersebut, begitupun Pemprov Riau juga berjanji akan memberi stimulus terhadap Pelaku Pariwisata, sejauh ini belum ada, dulu waktu Mentri Pariwisata Wishnutama ngasih sembako, itu doang.
Apa sebenarnya kontribusi Pelaku Pariwisata terhadap Pendapatan Negara kita ?
Sebetulnya pemerintah Harusnya berterima kasih dan berbalas budil-ah kepada Para Pelaku Pariwisata, karena Pelaku Pariwisata menjadikan Sektor Pariwisata menjadi andalan penyumbang Devisa Negara. saat tutup buku tahun 2018 saat Menteri Pariwisata Arief Yahya sektor ini mampu menyumbang devisa negara terbesar mencapai Rp 270 Triliyun kalahkan Sektor Migas, pada tahun 2019 Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio realisasi devisa negara dari Sektor Pariwisata mencapai Rp 280 triliun, jadi para Pelaku Pariwisata turut bersumbangsih buat negeri ini, minimal saat ini Pemerintah seharusnya memberikan reward kepada Para Pelaku Pariwisata.
saat inikan kondisinya Para Pelaku Pariwisata itu tidak mau menjerit, yang diberikan bantuan oleh Pemerintahkan yang menjerit saja, apakah pemerintah tahu sebagian besar BPW itu tutup semua ? perlu diketahui, sebagaian besar BPW itu sudah pindah bisnis, ada yang bisnis kuliner, bisnis fashion, bahkan bisnis pupuk, yang dahulunya disibukkan dengan tour-tour, begitupun para pelaku Perusahaan Usaha Haji-Umroh sempat buka saat Pandemi COVID-19 pada Awal November 2020 dan Tutup kembali Awal Februari 2020, sampai sekarang masih tutup.
Dampak kebijakan PPKM Level 4 untuk Riau sendiri menurut Anda seperti apa ?
PPKM Level 4 sangat luar biasa pengaruhnya, kabarnya sampai tanggal 2 Agustus. Menteri keuangan bilang sampai 17 Agustus, Sekarang begini, oke. Kasih solusilah, apa kira-kira solusi bagi Para Pelaku Pariwisata. tetapi, inikan sebetulnya karena masyarakat juga yang tidak mau patuh memakai masker, dan tidak mau menerapkan Protokol Kesehatan pada diri sendiri. Sebenarnya kalau dari awal masyarakat tetap memakai masker, jaga jarak dan menghindari kerumunan itu bisa saja berwisata. kita kan enggak, mau berfoto saja sedikit buka masker, dengan alasan “kan Cuma foto sebentar saja” “kan ini kan kita-kita saja sesama keluarga” ini harusnya tidak dilakukan. Kalau prokes dijalankan, bebas saja untuk melakukan wisata. kemarin sempat booming tempat wisata di Pekanbaru yang di Palas itu. Seharusnya harus punya aturan, sekarang H-1 kalau menuju ke tempat destinasi wisata harus daftar online dahulu sehari sebelumnya. Jadi, para Pengelola Destinasi Wisata dapat menditeksi berapa orang yang ingin berwisata saat itu, jadi ter-record dan jadi punya pelaporan online. karena pemerintahkan membatasi kunjungan 25% atau 50%. Terdeteksi siapa yang berwisata, sekarang kan tidak,
Lantas dari penjelasan anda tadi, apa solusi yang Anda tawarkan menghadapi kebijakan pembatasan ini?
Bisa saja pemerintah memberikan pelatihan tour virtual kepada Para Pelaku Pariwisata, Jadi, dengan melakukan pelatihan tersebut, kedepannya walau saat pandemi COVID-19 Para Pelaku Pariwisata bisa mendapat pemasukan dari tour virtual tersebut. Berjualan paket tour secara virtual ini menjadi salah satu solusi.
Buat Pemerintah Kota Pekanbaru. kita tahu PAD Sektor Pariwisata Pekanbaru Sumbang Rp170 Miliar Lebih di tahun 2019, Semoga ini teralokansilah juga bagi Para Pelaku Pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19.
sumber : katakata.id/RasidAhmad