Riaumag.com , Padang —- Suasana Ramadhan yang sejuk dikejutkan oleh adanya rilisan informasi dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) tentang adanya jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat. Pada hari Selasa (12/4), melalui Divisi Humas saat Konferensi Pers, Mabes Polri menegaskan saat ini terdapat 1125 Orang anggota NII di Sumatera Barat.
NII merupakan organisasi terorisme yang ada di Indonesia saat ini.
“Dengan total 1.125 orang anggota, terdapat 400 orang personel aktif, dan selebihnya belum aktif dalam kegiatan, namun sudah mengambil bai’at,” ungkap Brigjen Ahmad Ramadhan selaku Karo Penmas Divisi Humas Polri.
Informasi ini menjadi bahan kajian yang serius bagi Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Barat.
Disampaikan Rustam Budiman selaku Ketua Umum, rilisan informasi tersebut mengejutkan publik Sumatera Barat dan tentunya menyedihkan, mengingat jumlah 1.125 orang itu bukan angka kecil untuk kelompok terorisme.
“Sungguh jumlah yang sangat besar bagi kita memandang kehadiran kelompok penebar ketakutan ini di Sumatera Barat.
Masuknya mereka ke wilayah yang dikenal dengan adat istiadat dan sopan santun tinggi ini tentu menghadirkan pertanyaan besar bagi kita, mengapa semudah itu mereka masuk dan berkembang?” Ungkap pemuda yang akrab dipanggil Budi tersebut, Ahad(17/04/2022).
Dilanjutkan oleh Budi, bahwa kehadiran anggota NII di Sumbar ini tentunya akan menganggu stabilitas kehidupan sosial masyarakat dan tentunya menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Maka, kita (Badko HMI Sumbar) menilai bahwa Kapolda Sumbar gagal memprediksi kehadiran dan perkembangan terorisme di Sumatera Barat, sehingga daerah ini menjadi daerah tidak aman untuk saat ini,” tambah Budi.
Kegagalan sejak tahap prediksi bahkan membuat NII berkembang di Sumbar tersebut membuat Budi pesimis bahwa kedepannya Kapolda Sumbar akan bisa membasmi jaringan kelompok terorisme ini.
“Jangankan untuk membasmi, membaca pergerakan saja sudah terbukti gagal. Kita di HMI selalu tekankan kepada Kader bahwa jika gagal dalam merencanakan suatu program, maka itu artinya sama dengan merencanakan kegagalan,” tegas Budi.
Atas gagalnya Kapolda Sumatera Barat dalam mewujudkan Kamtibmas dan mengendalikan terorisme tersebut, Badko HMI Sumbar meminta Kapolri, Jendral. Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Irjen. Pol. Teddy Minahasa Putra selaku KAPOLDA Sumatera Barat.
“Herannya, kenapa langsung Densus 88 yang turun tangan menangkap 16 tersangka terorisme ini, ini mengindikasikan bahwa upaya pencegahan dan pendeteksian terhadap terorisme tidak berjalan, artinya sudah selayaknya Kapolri mencopot Kapolda Sumatera Barat dari jabatanya,” ungkap Budi.
Hingga saat ini, perkembangan NII diketahui masih berada di kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya.
Target operasi mereka paling besar adalah anak-anak. Maka dari itu, Budi menghimbau seluruh masyarakat Sumbar untuk selalu tenang dan waspada pada lingkungan sekitar, terutama terhadap perkembangan aliran-aliran terorisme ini.
“Kita harus tetap tenang karena tujuan dari organisasi ini adalah menebar ketakutan kepada masyarakat. Jika kita takut, maka berhasil mereka. Dan tentunya, kita harus selalu waspada dan siaga karena hingga saat ini belum ada jaminan Kamtibmas dari kepolisian di tengah masyarakat,” tutup Budi.
Suasana Ramadhan yang sejuk dikejutkan oleh adanya rilisan informasi dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) tentang adanya jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat. Pada hari Selasa (12/4), melalui Divisi Humas saat Konferensi Pers, Mabes Polri menegaskan saat ini terdapat 1125 Orang anggota NII di Sumatera Barat.
NII merupakan organisasi terorisme yang ada di Indonesia saat ini.
“Dengan total 1.125 orang anggota, terdapat 400 orang personel aktif, dan selebihnya belum aktif dalam kegiatan, namun sudah mengambil bai’at,” ungkap Brigjen Ahmad Ramadhan selaku Karo Penmas Divisi Humas POLRI.
Informasi ini menjadi bahan kajian yang serius bagi Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Barat.
Disampaikan Rustam Budiman selaku Ketua Umum, rilisan informasi tersebut mengejutkan publik Sumatera Barat dan tentunya menyedihkan, mengingat jumlah 1.125 orang itu bukan angka kecil untuk kelompok terorisme.
“Sungguh jumlah yang sangat besar bagi kita memandang kehadiran kelompok penebar ketakutan ini di Sumatera Barat.
Masuknya mereka ke wilayah yang dikenal dengan adat istiadat dan sopan santun tinggi ini tentu menghadirkan pertanyaan besar bagi kita, mengapa semudah itu mereka masuk dan berkembang?” Ungkap pemuda yang akrab dipanggil Budi tersebut,Ahad(17/04/2022).
Dilanjutkan oleh Budi, bahwa kehadiran anggota NII di Sumbar ini tentunya akan menganggu stabilitas kehidupan sosial masyarakat dan tentunya menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Maka, kita (Badko HMI Sumbar) menilai bahwa Kapolda Sumbar gagal memprediksi kehadiran dan perkembangan terorisme di Sumatera Barat, sehingga daerah ini menjadi daerah tidak aman untuk saat ini,” tambah Budi.
Kegagalan sejak tahap prediksi bahkan membuat NII berkembang di Sumbar tersebut membuat Budi pesimis bahwa kedepannya Kapolda Sumbar akan bisa membasmi jaringan kelompok terorisme ini.
“Jangankan untuk membasmi, membaca pergerakan saja sudah terbukti gagal. Kita di HMI selalu tekankan kepada Kader bahwa jika gagal dalam merencanakan suatu program, maka itu artinya sama dengan merencanakan kegagalan,” tegas Budi.
Atas gagalnya Kapolda Sumatera Barat dalam mewujudkan Kamtibmas dan mengendalikan terorisme tersebut, Badko HMI Sumbar meminta Kapolri, Jendral. Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Irjen. Pol. Teddy Minahasa Putra selaku Kapolda Sumatera Barat.
“Herannya, kenapa langsung Densus 88 yang turun tangan menangkap 16 tersangka terorisme ini, ini mengindikasikan bahwa upaya pencegahan dan pendeteksian terhadap terorisme tidak berjalan, artinya sudah selayaknya Kapolri mencopot Kapolda Sumatera Barat dari jabatanya,” ungkap Budi.
Hingga saat ini, perkembangan NII diketahui masih berada di kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya. Target operasi mereka paling besar adalah anak-anak.
Maka dari itu, Budi menghimbau seluruh masyarakat Sumbar untuk selalu tenang dan waspada pada lingkungan sekitar, terutama terhadap perkembangan aliran-aliran terorisme ini.
“Kita harus tetap tenang karena tujuan dari organisasi ini adalah menebar ketakutan kepada masyarakat. Jika kita takut, maka berhasil mereka.
Dan tentunya, kita harus selalu waspada dan siaga karena hingga saat ini belum ada jaminan Kamtibmas dari kepolisian di tengah masyarakat,” tutup Budi.