Riaumag.com , Jakarta–Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan proses pemulihan ekonomi dunia tahun ini akan terbagi ke dalam dua aspek. Pertama, negara dengan percepatan vaksinasi akan beraktivitas secara normal hingga akhir tahun. Hal ini terjadi pada kelompok negara maju lantaran didukung oleh perluasan reopening, jangkauan vaksinasi yang tinggi, serta stimulus yang masif, seperti pada Amerika Serikat (AS), Eropa dan Korea Selatan.
Kedua, perbaikan ekonomi negara yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 akan terganggu. Bahkan, gangguan tersebut akan semakin dalam jika kenaikan kasus positif diikuti dengan tingginya angka kematian.
“Pemulihan, bagaimanapun, tidak terjamin bahkan di negara-negara di mana infeksi saat ini sangat rendah selama virus tersebut beredar di tempat lain,” tulis IMF dalam World Economic Outlook Edisi Juli 2021, Rabu, 28 Juli 2021.
Adapun IMF memproyeksikan ekonomi global tumbuh enam persen atau tidak berubah dibandingkan dengan proyeksi pada April 2021. Sementara tahun depan, ekonomi global diprediksi mencapai 4,9 persen atau naik 0,5 persen dari proyeksi sebelumnya.Sejalan dengan hal tersebut, volume perdagangan global juga diprediksi mencatatkan kinerja yang solid, dimana pada 2021 diprediksi mengalami pertumbuhan 9,7 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor eksternal juga menjadi faktor utama.
“Namun, dunia harus mewaspadai risiko penyebaran varian delta COVID-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir serta menjaga efektivitas stimulus dan mendorong akses vaksinasi yang adil dan merata,” lanjut IMF.
Meskipun outlook ekonomi global masih solid, risiko dan ketidakpastian masih sangat tinggi. Kehadiran varian delta yang sangat menular membayangi upaya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi di banyak negara.”Selain dari kehadiran varian delta, perekonomian global juga perlu terus waspada terhadap kemungkinan percepatan normalisasi kebijakan moneter AS sebagai implikasi dari pemulihan ekonomi yang cepat, yang dapat mendorong pembalikan arus modal menuju negara tersebut,” tulis IMF lagi.
sumber : medcom.id