Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia / Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA)
Riaumag.com —MotoGP Mandalika 2022 akan digelar pada 18-20 Maret di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan target 100.000 penonton, baru sekitar setengah dari tingkat okupansi hotel yang terisi di NTB. Dalam
kegiatan Bincang Bisnis ASITA bertajuk MANDALIKA MOTOGP 2022: Kesiapan Sarana dan Pelayanan Wisata secara virtual pada Selasa (8/2/2022), kabar bahwa hotel dan penginapan sudah penuh ditampik oleh para narasumber.
“Khusus akomodasi, ini jadi isu yang hangat belakangan ini. Selama ini informasinya sudah penuh, tapi sejatinya sebenarnya masih banyak yang kosong,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi.
“Memang hotel-hotel berbintang sudah penuh di Mandalika, Mataram, tapi di luar itu potensi homestay atau melati yang kualitasnya tidak kalah, mampu menawarkan sensasi wisata yang berbeda,” lanjut beliau.
Menurut Yusron, pihaknya kini sedang mengupayakan agar hotel-hotel atau penginapan tidak berbintang dapat diisi secara penuh.

Pasalnya, sejumlah homestay dan penginapan tidak berbintang juga telah menyiapkan atraksi dan paket wisata khusus bagi pengunjung yang menginap dan menonton MotoGP 2022.
“Kami sudah ketemu dengan mereka, mudah-mudahan dengan dukungan travel agent bisa terisi. Kami mendorong supaya ada kerja sama dengan para pihak untuk promosi lebih intensif lagi,” tegas Yusron.
Rencananya, beliau dan para pemangku kebijakan, salah satunya ASITA, akan membantu mempromosikan desa wisata maupun akomodasi lainnya dengan harga lebih terjangkau dengan pelayanan yang sama baiknya.
Senada dengan Kadispar NTB, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Ni Ketut Wolini juga mengatakan bahwa hotel-hotel belum semuanya terisi.
“Hotel-hotel belum penuh ya. Kalaupun nanti penuh, kita bicara solusi. Kami mendengar dari pemerintah pusat, akan disangga oleh kapal pesiar. Direct flight dan tiket kapal juga kalau bisa kita tambah,” ujar Wolini.

Menurut Wolini, total ketersediaan kamar baik dari hotel berbintang, penginapan melati, homestay, dan lain-lainnya yang terpantau sudah ada sekitar 23.000.
Ini belum termasuk rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang sedang disiapkan, dan rencana akomodasi tambahan yaitu fasilitas hotel terapung dengan kapal-kapal dari pemerintah.
“Kami memantau dari ketersediaan 10.000 kamar, baru 54,9 persen yang terisi. Jadi sebenernya belum penuh. Masih banyak yang kosong di tiga Gili, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Belum lagi di Sembalun Lombok dan lain-lain totalnya ribuan lagi,” papar Yusron.

Beberapa waktu lalu, beliau menambahkan, Dinas Pariwisata telah menyisir daerah homestay dan menemukan bahwa fasilitas penginapan tersebut tidak kalah dari hotel bintang dua atau tiga.
“Ada yang style modern, ada yang gaya alam dengan bahan-bahan lokal, tapi fasilitas lengkap pakai AC dan lain-lain. Jadi bisa bersaing dengan bintang 2 atau 3. Kami cek kondisinya sangat bagus,” ujar beliau.
Tak hanya itu, ia mengidentifikasi penginapan seperti camping ground, bahkan Bobobox yang nantinya juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menyetujui hal tersebut, Ketua ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka, menyebutkan bahwa saat ini mereka akan berfokus untuk mempromosikan akomodasi di wilayah Gili dan sekitarnya.
“Sekarang belum penuh. Tapi saya yakin satu bulan ke depan ini, kalo kita tawarkan paket-paket ke Gili, mereka bisa ter-cover. Karena nanti pengunjung dapat dua, wisata Gili dan Mandalika juga,” terang Dewantoro.

Yusron mengatakan, pihaknya mengatur supaya harga hotel tetap wajar, sehingga tetap bermanfaat untuk pengusaha dan memudahkan pengunjung.
“Kami berusaha mencari titik keseimbangan atau ekulibrium,” kata Yusron.
Menurutnya, ada beberapa jenis harga hotel yang muncul menjelang MotoGP Mandalika 2022.
Pertama, hotel yang dijual dengan harga wajar. Kedua, ada hotel yang menjual langsung ataupun melalui online travel agent (OTA) dengan harga tinggi. Terakhir, ada juga hotel-hotel yang dijual ke broker, kemudian broker menjualkan kembali dengan harga terlalu tinggi.
“Nanti yang harganya sengaja ditinggikan dan tidak wajar ini akan kami periksa. Tapi kami usahakan agar harganya wajar,” ujar beliau
Solusinya, saat ini pemerintah provinsi tengah menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai regulasi yang mengatur tarif hotel.
“Solusinya adalah Pergub. Nanti kalau sudah beredar, kenaikan harga kamar untuk selanjutnya mudah-mudahan tidak tinggi. Nanti sudah diatur harga maksimal, sehingga tidak bisa dinaikkan terlalu tinggi,” papar Wolini.