Oleh : A.Malik Nasrulloh , MM
Riaumag.com , Bandung
Kalau bicara di forum bahwa kita itu bisa “menjual diri”, maka hebohlah dunia per-training-an.
Mungkin karena kontaminasi istilah “jual diri” yang identik tertentu.
Padahal sejatinya tiap saat kita melakukan jual diri ini. Bertransaksi agar tetap laku dimanapun berada. Kitalah pedagang sekaligus barang dagangannya. Sehingga, kita pula yang menentukan harganya.
Mau dijual berapa diri kita? Maka itulah saatnya “personal value” yang menentukan bandrol. Variabel harganya : valuasi emosi, kompetensi, fisik, pengalaman dan lain-lain. Bebas menawarkan, tapi harus terus memantaskan. Karena mahal atau murah tergantung seberapa tinggi harga diri yang dipersiapkan.
Sebagai pedagang yang menginginkan keuntungan, seharusnya segera kita menaikkan harga diri dengan beragam usaha. Bisa jadi diawali dengan hitungan: dengan kondisi begini, berapa diri ini pantas dihargakan? Dengan usaha ini, berapa diri pantas di tawarkan?.
Atau dengan kelakuan begini, apakah pantas kita memasang harga mahal?
Akhirnya, tergantung versi apa yang akan kita tawarkan. Mahal atau murahan seringkali adalah pilihan sejauh mana diri akan diperjuangkan.
Selamat berdagang kawan !