Riaumag.com , Kampar –Di sudut pedalaman Riau, masyarakat di desa terpencil dan pedalaman masih memerlukan dukungan dan bantuan untuk menata kehidupan mereka. Tapi sulitnya akses menuju lokasi dan komunikasi memaksa warga desa pasrah pada keadaan.
Sebuah ekspedisi menembus hutan belantara Bukit Barisan Sumatera dan mengarungi jalur sungai menuju desa Ludai dan kampung tua Pangkalan Kapas, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, digagas.
Perjalanan sarat penuh dengan hikmah, terutama dalam menempa karakter personel, mental, keberanian, pengorbanan, daya juang, akhlak/adab dan kekompakan tim.
SIGAP (Sinergi Bangun Peradaban), sebagai lembaga filantropi yang konsen aktifitasnya dakwah/pembinaan dan membantu masyarakat khususnya di daerah pedalaman dan terisolir, menginisiasi kegiatan mulia ini dengan menggandeng komunitas dan lembaga lain. Kegiatan yang melibatkan 11 lembaga ini diantaranya; SIGAP, Al Muchtar Tours & Travel, Jalinan Peduli Umat (JPU), Jumat Berbagi Rezeki (JBR), Land Rover Club Riau (LRCR), Pekanbaru 4WD Adventure (P4WDA), Komunitas Cinta Masjid, Dompet Dhuafa (DD), yayasan Tabung Wakaf, yayasan Cinta Quran Riau, dan Donasi Rumah Tahfidz (DRT). Tim yang beranggotakan 11 orang ini bertolak dari kota Pekanbaru menggunakan armada sebanyak 3 unit kendaraan roda empat (Land rover long seri 3 sebanyak 2 unit dan Hardtop pick up 1 unit) dan 1 unit motor roda dua (Kawasaki) yang khusus bertugas mengecek kondisi jalan yang akan dilewati.
Rute menuju lokasi :
1. Etape 1 (hari Jumat, 11 juni 2021) dari kota Pekanbaru menuju desa Koto Lamo, jarak tempuh 4 jam jalur darat-offroad dengan kondisi jalan berlumpur, tanjakan terjal dan penurunan tajam.
2. Etape 2 (hari Sabtu, 12 Juni 2021) dari desa Koto Lamo menuju desa Ludai dan kampung tua Pangkalan Kapas jalur sungai arung jeram arus sedang-deras, menggunakan 5 unit perahu, jarak tempuh 4 jam.
Kegiatan yang bertajuk “Ekspedisi Menelusuri Dusun tertua dan Terisolir di Kampar Kiri hulu”” ini memulai ekspedisinya di hari Jumat 26 Maret 2021 dan berakhir di hari Senin 14 Juni 2021 dengan target kegiatan :
1. Dakwah/pembinaan
2. Penyaluran bantuan (genset 3 unit, Al Quran 350 mushaf, buku iqro 100, buku shalat 100, kipas angin 4 unit, sembako 15 paket, baju layak pakai, rak/lemari). Bantuan ini berasal dari individu dan komunitas/lembaga yang tergabung dalam kegiatan ini.
“Kegiatan ini untuk memenuhi permintaan warga desa desa Ludai dan kampung tua Pangkalan Kapas dan sebagai wujud kepedulian terhadap kesulitan hidup dan kebutuhan masjid dan masyarakat khususnya di daerah terisolir dan pedalaman”, ujar Ihsan koordinator SIGAP.
“Ini kegiatan dakwah dan sosial kesekian kalinya dari SIGAP yang memang menyasar daerah-daerah terpencil dan terisolir yang tidak ada sinyal komunikasi dan akses ke lokasi sulit ditempuh di daerah provinsi Riau”, tambahnya.
Ekspedisi kali ini punya kisah tersendiri. Saat itu tim berangkat sore hari jumat, sudah 3 jam perjalanan dan hampir pukul tujuh malam di desa Lipatkain, setelah makan dan beristirahat, tim melanjutkan perjalanan menelusuri jalur offroad menuju desa Koto Lamo. Gelap telah datang mengepung hutan belantara di utara Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Riau. Kondisi jalan pendakian terjal dan penurunan tajam ditambah beberapa jalan yang berlumpur, namun semua itu tidak menyurutkan langkah tim ekspedisi untuk tetap menembus hutan menuju lokasi demi menunaikan amanah dengan segala resiko kondisi jalan yang dihadapi.
Tepat pukul 10 malam rombongan sampai di desa Koto Lamo. Dengan cekatan, personil bertugas menyiapkan tenda untuk bermalam dan menyiapkan makan malam.
“Jarak yang jauh tidak menyurutkan niat untuk saling membantu sesama muslim, lelah untuk lillah”, ucap Herry dengan tegar sebagai koordinator P4WDA.
Sabtu pagi, perjalanan dilanjutkan, tim bersiap untuk berangkat menuju desa Ludai dan kampung tua Pangkalan Kapas dengan menggunakan 5 unit piaw/perahu bermotor. Barang-barang bantuan pun segera dimuat ke dalam perahu dan 11 orang tim dibagi menaiki perahu. Kondisi arus sungai sedang hingga deras melawan arus menuju lokasi. Perlu keterampilan dan pengalaman pengemudi untuk bisa melewati arung jeram dan bebatuan. Resiko menabrak bebatuan hingga perahu terbalik seakan mengiringi selama perjalanan.
Setelah hampir 3 jam perjalanan berjuang melawan arus, akhirnya tim tiba di lokasi pertama dusun III Deras Godang, desa Dua Sepakat. Segera barang bantuan berupa genset 1 unit, kipas angin, rak, Al Quran, buku iqro dan buku shalat di salurkan di masjid Al Mukminin. Dengan sigap bang Andi mekanik yang serba bisa itu bersama anggota tim lainnya merakit kipas angin, rak dan menghidupkan genset.
Perjalanan pun dilanjutkan ke desa Ludai, sesampai di lokasi disambut oleh warga dan pengurus masjid dengan antusias. Warga pun menjamu tim dengan makan siang khas masakan kampung. Kegiatan pembinaan/pengajian di pusatkan di masjid Nurul Iman di malamnya dan pagi setelah sholat subuh, yang diisi oleh Ustadz DR. Apri Siswanto, beliau merupakan putra asli kampung tersebut yang juga ikut dalam rombongan tim ekspedisi. Sekaligus penyerahan bantuan berupa genset 1 unit, kipas angin, Al Quran, buku iqro, buku shalat, baju layak pakai dan sembako.
Sebagian dari tim melanjutkan perjalanan menuju kampung tua Pangkalan Kapas dengan kegiatan yang sama sekaligus penyaluran bantuan berupa genset 1 unit, kipas angin, Al Quran, buku iqro, buku shalat, baju layak pakai dan sembako. Masing-masing tim bermalam di kampung tersebut.
“Sudah lama kami menanti bantuan ini, terimakasih banyak yang telah membantu kami disini, semoga Allah mencatatnya sebagai amal sholeh yang pahalanya mengalir terus”, ujar salah seorang warga dengan lirih.
“Lelahnya perjalanan yang panjang dan menguras tenaga akhirnya menjadi hilang setelah melihat keindahan daerah dan juga antusias warga dalam menyambut kedatangan kami di desa Kampar kiri hulu. Dan dari sini kita belajar ternyata masih banyak daerah yang sangat membutuhkan ajaran kebaikan dari para da’I”, ujar Ust hardi dari komunitas Cinta Masjid.
Ahad pagi tim ekspedisi bersiap untuk pulang ke Pekanbaru. Menggunakan 3 unit piaw/perahu, yang telah disiapkan oleh warga setempat. Tepat pukul 1 siang rombongan dilepas oleh warga dan pengurus masjid dengan haru. Tantangan pulang juga tak kalah serunya, mengikuti arus sungai menuju desa Koto Lamo.
Tepat pukul satu malam di hari Senin 14 Juni 2021 rombongan ekspedisi tiba dengan selamat di kota Pekanbaru.
Alhamdulillah, seluruh rangkaian kegiatan Ekspedisi Menelusuri Dusun tertua dan Terisolir di Kampar Kiri hulu dengan target kegiatan dakwah dan penyaluran bantuan telah ditunaikan dengan baik dan lancar.
Bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala seluruh personil rombongan selamat, sehat dan tetap solid. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya -jazakumullah khayran jazaa- disampaikan kepada seluruh tim dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, baik langsung maupun tidak langsung. Dan juga kepada donatur dan wakif yang telah memberikan kepercayaan amanahnya.
Semoga curahan dan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana dibalas Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan pahala yang terus mengalir dan dicatat sebagai pemberat amal sholeh di yaumil akhir.
Semoga ekspedisi berikutnya memberikan banyak manfaat bagi warga terisolir dan pedalaman, khususnya di daerah Riau. Insya Allah…
Barakallahu fiikum jami’an, Tutup Ihsan yang juga Pengusaha
(dfd1/riaumag.com)