Riaumag.com , Jakarta –Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan dalam beberapa pekan terakhir tercatat kemunculan klaster baru COVID-19.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi klaster tersebut di antaranya adalah klaster COVID-19perkantoran, klaster buka puasa bersama (bukber), klaster tarawih, hingga klaster mudik.
“Beberapa pekan ini munculnya beberapa klaster mulai dari klaster perkantoran, klaster buka bersama, klaster tarawih di Banyumas, klaster mudik di Pati, dan klaster takziah di Semarang,” ujar Nadia dalam konferensi pers seperti dikutip Kompas.com, Senin (3/5/2021).
Menurut Nadia, kemunculan klaster tersebut tidak terlepas dari adanya kelalaian individu dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Beliau mencontohkan kelalaian pada klaster tarawih di Banyumas.
Nadia menjelaskan klaster itu terjadi setelah ada satu orang yang terpapar COVID-19. Orang tersebut, kata Nadia, tetap melakukan ibadah tarawih ke masjid meskipun telah positif COVID-19.
“Tentunya kelalaian kita dalam melaksanakan protokol kesehatan terutama saat melaksanakan ibadah terawih berjamaah,” ucapnya.
Kemudian, Nadia mengajak masyarakat lebih taat menggunakan protokol kesehatan saat melakukan aktivitas buka puasa bersama.
Ia menegaskan aktivitas berbicara sambil buka puasa bersama berpotensi meningkatkan penularan COVID-19.
“Kembali kami ingatkan perhatikan protokol kesehatan. Pada prinsipnya, makan, berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan COVID-19,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nadia mengungkapkan ada tren kenaikan COVID-19di bulan April 2021.
Berdasarkan data kasus konfirmasi COVID-19 dari Kemenkes, pada Rabu (28/4/2021) terdapat 5.241 penambahan kasus COVID-19.
Sementara itu, pada Kamis (29/5/2021), ada 5.833 kasus baru COVID-19.
“Artinya ada tambahan sebanyak 600 kasus. Nah ini tentunya kembali menjadi alarm kita,” kata Nadia.
Lebih jauh, ia mengungkapkan ada pula tren kenaikan kematian pasien COVID-19dan trend kenaikan jumlah rawat inap pasien COVID-19di rumah sakit.
“Yang perlu menjadi catatan kita adanya peningkatan kasus kematian sebanyak 20 persen,” ujarnya.
Menurutnya, ada sekitar 1,28 persen kenaikan pasien rawat inap di rumah sakit.
“Begitu juga dengan rawat inap di RS terjadi peningkatan sebanyak 1,28 persen,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, ada dua klaster takziah yang muncul dalam beberapa pekan ini, yaitu di Gunungkidul dan Semarang.
Di Gunungkidul, klaster itu bermula saat warga takziah ke salah seorang pasien yang belakangan dinyatakan positif COVID-19 selang beberapa hari setelah meninggal.
Dari ratusan warga yang takziah, tercatat ada 66 warga yang dinyatakan positif COVID-19.
Sementara klaster takziah di Semarang muncul sepekan setelah rombongan warga pulang takziah dari Temanggung dan sempat mampir ke Magelang.
Hal itu membuat, sebanyak 25 warga terkonfirmasi positif COVID-19 di RT 012/RW 001 Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.
Sementara itu, muncul klaster shalat tarawih yang mengakibatkan 55 warga terpapar COVID-19 di Banyumas.
Awalnya, seorang jemaah diduga mengeluh sakit, tapi tetap mengikuti shalat tarawih berjemaah di masjid. Jemaah tersebut mengira hanya sakit biasa.
Kemudian, muncul juga klaster perkantoran dalam beberapa waktu belakangan ini. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta merilis jumlah kantor yang ditutup akibat adanya kasus COVID-19.
Dari periode 11 Januari hingga 26 April 2021, diketahui jumlah perusahaan atau perkantoran yang ditutup sementara sebanyak 2.114.
Sumber : kompas.com