Riaumag.com , Pekanbaru — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indoensia (APJII) Riau , yang membawahi perusahaan-perusahaan Penyedia Layanan Internet (Internet Service Provider) / ISP, sangat berharap masyarakat harus cerdas dalam menerima berita broadcast–broadcast dari orang lain baik melalui WA ataupun SMS, masyarakat harus cerdas memfilter berita yang mereka dapati.
Didi Winarsyah sebagai Ketua APJII Riau
“kadang-kadang sebagian masyarakat ini, ada tidak mau kroscek berita yang mereka terima melalui WA ataupun sms, mereka broadcast saja berita yang dia dapati tersebut, seharusnya di cek dahulu berita tersebut dari mana, kadang ada berita foto yang mereka terima lalu langsung di share, padahal berita foto itu bisa di edit, sekarang begini misalnya ada berita foto dengan judul “Bawaslu monitoring PSU” terus diganti oleh orang yang tidak bertanggung jawab menjadi “Jokowi monitoring PSU” itu bisa, kemudian di capture atau screenshot oleh orang yang tidak bertanggung jawab, lalu di share nya, lalu di terima sama masyarakat, kemudian sebagian masyarakat yang menerima langsung percaya langsung di broadcast, padahal ini berita photo yang sudah diedit judulnya,”Kata Didi
“ada lagi misalnya ini foto kepala manusia terus diedit secara rapih di ganti kepala hewan, lalu disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, itu bisa terjadi, disinilah masyarakat harus di edukasi, karena masih sebagian besar belum mengerti, kadang-kadang berita itu dianggap benar, padahal belum tentu benar, sebenarnya banyak cara untuk mengecek berita itu hoax atau tidak, sekarangkan banyak website untuk mencek ke akuratan berita ini hoax atau tidak, di antaranya https://cekfakta.com/ dan lain-lain, masih banyak itu website-website yang untuk memfilter berita-berita yang tidak bertanggung jawab tersebut,”Ungkap Didi Owner ISP dashnet
“Cuma bagaimana lagi, jangankan berita-berita hoax, misalnya website taksenonoh saja, seberapa banyak website-website di filter (dihilangkan) oleh pemerintah melalui ISP-ISP, sudah habis dihilangkan atau ditutup oleh pemerintah, timbul lagi lebih banyak lagi timbul lagi website tidak senonoh yang baru, seluruh ISP yang dibawah APJII Riau dan seluruh ISP dibawah APJII Nasional itu setiap hari di filter, bukan memfilter setiap bulan, yaa! , setiap hari meng-filter website-webiste baik itu dari berita hoax, berita porno, dan lain-lain sampai berita teroris itu di filter setiap hari oleh semua Anggota APJII seluruh indonesia, APJII kan harus ada filtering, sebelum di share ke Masyarakat ada filtering dari setiap ISP, misalnya mau di hilangkan website tentang durian, di filter di kunci berita tentang durian, itu bisa di blok berita tentang durian melalui ISP, jadi masyarakat tidak bisa membuka website dengan tulisan durian, itu bisa Sebenarnya Anggota APJII itu sudah banyak memfilter cuma, sebanyak yang di filter sebanyak itu juga lahir webiste baru, jadi walaupun sudah di filter tiap hari mereka yang tidak bertanggung jawab itu tetap bikin website yang baru lagi , misalnya durian.co.id yang sudah di blok, terus mereka ganti dengan buat lagi durian.id abis itu di blok lagi, mereka buat lagi duri.an.co.id,”Jelas Didi dengan semangat
Analogi-nya pintu kejahatan satu di tutup, mereka buat pintu lagi yang lain, website satu yang ditutup, tumbuh lagi website-website baru lagi,
“Begitu juga yang mengshare–share tentang kuis-kuis berhadiah, misalnya yang sedang marak dalam pekan ini ada yang meng sahre tentang kuis berhadiah garuda indonesia, disininya tertulis garudaindonesia mempersembahkan hadiah untuk pendukung garuda-indonesia.com , padahal websitenya bukan garudaindonesia di sinikan kelihatan dibroadcast nya adalah http://vxlwdyo.cn/ele/tb.php?ct=id jelas-jelas website ini bukan dari garuda, di lihat diatasnya oh dari garudaindonesia, padahal ketika di klik, memang dibuat seolah-olah itu betul-betul dari garudaindonesia mulailah mengikuti masyarakat, sehingga ketika mereka mengikuti dan mengisi data mereka di kuis tersebut, secara tidak langsung data mereka diambil oleh website tidak bertanggung jawab tersebut, makanya masyarakat harus cerdas jangan asal-asal kilk lalu percaya, contoh hadiah tadi,”geram Didi melihat semakin maraknya broadcast yang menyesatkan
“Selain itu ada juga yang melalui sms, di mana sms itu menerangkan : “kamu mendapatkan hadiah ini-itu “ , secara logikanya sajalah kalau orang ngasih hadiah, padahal orang menerima sms itu tidak pernah ikut berlanja atau bertransaksi dengan produk tertentu yang memebri hadiah itu, tahu-tahu mendapatkan hadiah dari produk tertentu tersebut, tentu tak masuk akal kalau mendapatkan hadiah, padahal belum pernah bertransaksi dengan produk tersebut, ga masuk akalkan ujuk-ujuk langsung dapat hadiah,Jadi harapannya setiap dapat share-an informasi di saring dulu, kalau benar baru di sharing,”Pungkas Didi
(dfd1/riaumag.com)