Riaumag.com , Jambi
Renungan hari ini
Pernahkah
sesama orang pelit atau bakhil bersatu, misal membuat asosiasi atau komunitas?
Hehe….
nggak pernah.
Ternyata
orang pelit saja dan bakhil nggak suka sama orang pelit au bakhil lainnya.
Betul?
Coba perhatikan lagi
orang dermawan!
Orang pelit, au bakhil
adakah gunanya?
“Orang dermawan dan orang pelit, au bakhil semuanya berguna bagimu.
Orang
dermawan,
memberimu pertolongan.
Orang pelit,_au bakhil _memberimu pelajaran.
Siapkan dirimu. Sesederhana itu.”
Demikianlah pesan guru ana beberapa waktu yang lalu.
Sebelum antum mengikuti pesan-pesan pada tulisan ini, ada baiknya antum memilih posisi duduk yang nyaman.
Bukan apa-apa.
Agar tulisan berikut bisa antum nikmati dan hayati sepenuh hati.
Boleh?
Dan ini
pertanyaan pertama ana:
Antum
pilih mana,
mentraktir atau ditraktir?
Begini…
Kalau
kita minta2,
otak bawah sadar
akan merekam,
“Aku
tidak mampu
dan pantas dikasihani.”
Kemampuan kita akan melemah.
Sayangnya, betapa banyak orang di sekitar kita yang bersikap begitu.
Jangan-jangan antum juga termasuk, hehehe.
Hm, ngarep-ngarep ditraktir, malu dikit napa?
Ayo
miliki
#MentalKaya!
Diberi,
yah terima.
Nggak diberi,
jangan ngarep-ngarep,
jangan minta-minta.
Nabi Muhammad sering diberi hadiah dan itu diterima oleh Nabi.
Tapi, Nabi nggak pernah minta-minta.
Harga diri pun terjaga.
“Siapa yang meminta sesuatu kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka ia telah memakan bara api,”
(HR Ahmad)
Traktir dong!
Minta dong!
Gratis dong!
Oleh-oleh dong!
Pernah mendengar kalimat-kalimat itu?
Sering kayaknya.
Awal-awalnya cuma iseng, lama-lama jadi kebiasaan. Berurat-berakar.
Ketika kemudian diingatkan, sudah tidak mempan lagi.
Misal :
Kita perlu
atau mau sesuatu,
tapi nggak punya uang, terus gimana?
Yah kerahkan tenaga.
Umpama,
antum ingin berangkat umroh itikaf nkali,
tapi nggak punya uang.
Yah kerahkan tenaga.
Dekati panitianya dan jadilah bagian darinya bawa jamaahnya ( yg ingin berangkat ).
Begitu dapat 15 sd 25 jamaah, beritahu panitia nya sepertinya ada yang membolehkan antum ikut berangkat secara cuma-cuma, In Syaa Allah membawa berkah, aamiin.
Sekali lagi,
~ kerahkan tenaga antum,
~ berikan jasa antum.
Bukan memelas apalagi memamerkan kemiskinan.
Maaf,
ini contoh saja.
Agar antum dan ana punya mental kaya.
Oleh
karena itu,
_*Janganlah minta2 ..
Ingat ini.
Walaupun kaya,
tapi ia masih minta-minta pada sesama dan mempermalukan diri,
itulah mental miskin.
Kalau
mental kaya?
Walaupun belum kaya,
ia terus berbagi dan menjaga harga diri.
Antum pilih mana?
Ana menulis ini bukan untuk nyinyir atau nyindir siapapun.
Apalagi ana pribadi pernah hidup dengan mental miskin dan nggak jelas mana hak mana bathil selama belasan tahun.
Satu hal lagi.
Sahabat sejati akan selalu membantu dan mendukung bisnis temannya.
Ini juga mental kaya.
Bukannya malah murah-murahin. Sekiranya teman ngasih diskon,
yah…..terima.
Te-ri-ma.!!!
Tapi kita jangan minta-minta apalagi sampai murah-murahin.
Kan kasihan teman kita.
Wong bisnisnya belum gede-gede amat.
Dulu teman saya buka bisnis ticketing.
Ana pun membeli tiket dari dia. Selalu.
Padahal, kadang harga tiketnya 5% lebih mahal daripada tempat lainnya.
Nggak masalah, ana beli terus. Karena ana bisa memaklumi. Kan dia baru buka usaha, yah wajar kalau harganya belum kompetitif.
Sekiranya ana dukung terus In Syaa Allah harganya akan kompetitif.
Dan benar, itulah yang terjadi kemudian.
Yakinlah…
Bahagia bukan lagi ketika mendapatkan.
Melainkan ketika membagi-bagikan.
Itulah sejatinya mental kaya.
Kalaupun mau minta-minta, cukup kepada Sang Pencipta saja yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ke mahluk mah jangan.
Apalagi ke tuyul, ini adalah HARAM hasilnya, Na’am
hehehe……
Mungkin saat ini antum terpikir untuk membagi tulisan ini.
Yah silakan saja.
Kalau minta sama suami? Hehehe. Apabila dulu antum sudah meminta sama Allah untuk diberikan suami yang soleh, Insyaa Allah suami yang soleh sudah memberikan sebelum istrinya meminta. Bukankah ciri pria sejati itu ‘Sedikit bicara, banyak transfer’? Hahaha.
Ana turut mendoakan agar kita semua memiliki mental kaya.
Aamiin ya rabbal ‘alamin….
Juga kaya beneran.
Aamiin…..ya rabbal ‘alamin
Insyaa Allah bisa,
ketika masing-masing kita sudah pantas.
*Karena tulisan ini sangat penting, akan lebih baik kalau disebarkan kepada saudara kita yang lain…
In Syaa Allah membawa berkah, aamiin..
Sssttt, jangan lihat kanan kiri depan belakang atas bawah, hayya bina !!!
Berubah menjadi mental orang kaya dan beneran menjadi orang kaya menurut Allah dan RasulNya bukan menurut manusia pada umumnya, Na’am
Salah satunya adalah berani menutup pintu RIBA ( Rayuan Iblis Berujung Azab )
He he ..,
Inilah sesungguhnya orang kaya yg beneran nggak mau dia dihukum seperti berzina dengan ibunya sendiri…
Riba yang merajalela saat ini ada di Perbankan Konvensional, Gadai konvensional, Koperasi Konvensional, rentenir dan perorangan yg meminjamkan dananya dengan syarat diawal ada imbalan tambahan walaupun hanya satu rupiah dan bila terlambat ada dendanya.. Nauzubillah min Zhalik..
Di Perbankan Syariah juga bisa ada ribanya, seperti akad murabahah nasabahnya dapat uang bukan barang.. nah lho..cepet cepet lihat waktu transaksi bila iya.. cepet cepet istighfar.. terus lihat lagi ada nggak denda keterlambatan ketika kita mengangsur.. terlambat terus ada pasal dendanya.. nah ini juga kena riba lho..,astaghfirullah… tobat…
Nah Antum … mulai pegang kening nih..
Nyindir lagi… ndak ya Ikhwafillah.. hanya beritahu.., namun kla antum tersindir, inilah yg ana harapkan, karena antum punya iman..
Sungguh aneh kita yg bicara Dienul Islam dan ingin menegakkan Dienul Islam, eee kita lihat rekeningnya bank ribawi,… yg lebih dahsyat lagi ketika yg ada di Perbankan Syariah yakni para praktisi ternyata mereka masih bangga punya rekening bank riba… inilah mereka mereka yg punya mental miskin.. awas perhatikan ancaman dari Allah luar biasa yaitu ketika sudah sampai berita tentang riba dan kita tidak mau berhenti atau stop maka umumkan perang… waww apa bisa kita menang melawan Allah dan RasulNya.. ya jelas nggak mungkin menang ya ikhwafillah..
Astaghfirullah, tobat…
Semoga tulisan yg ringan ini bisa memberikan pencerahan kepada antum sekalian yg tersindir karena iman antum kepada Allah dan RasulNya dan ana mendoakan agar dosa dosa antum selama ini tentang Riba dihapus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, begitu juga yg nulis ini karena lama banget di bank riba nya, aamiin
Mari kita terus dengungkan dengan lisan kita dengan bermental kaya kita ucapkan :
“Selamat Tinggal Bank Konvensional”
Mari kita bareng bareng semua untuk Hijrah
“ Ayo Ke Bank Syariah “
Semoga Allah memberikan kemudahan atas apa yang kita inginkan dan
“ In Syaa Allah Hidup Berkah Tanpa Riba “
Hijrah dari Bank Ribawi Menuju Bank Syariah
Selanjutnya semua yg baca tulisan ini diberikan kemudahan atas apa apa yg diharapkannya yakni hidup didunia dan diakhirat selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dibebaskan dari kesulitan dunia dan akhirat, bahagia didunia dan bahagia di akhirat, di akhir hayat dapat dengan mudah mengucapkan kalimat tahlil “ Yakni La illa ha illallah.. dan mati dalam husnul khotimah, aamiin
disetiap tulisan ana selalu ingatkan kepada antum untuk terus berdoa kepada Allah bila sampai dengan saat ini masih terus melalukan maksiat dan masih berat meninggalkan maksiat kepada Allah, semoga disuatu saat nanti antum bisa terbebas dari maksiat kepada Allah dan menjadi pejuang digaris terdepan dalam membela agama Allah, In Syaa Allah, aamiin
Mudah mudahan kita semua dipertemukan Allah di jannah, aamiin
Akhirnya penulis tidak bosan bosan dan berusaha untuk bisa istiqomah dalam rangka menyampaikan, mengingatkan, mengajak dan mendakwahkan :
“STBK – AKBS – IHBTR”
”PT AMRI AMDK AL JAMBI-BNIS”