Oleh Raja Jeldi
Riaumag.com , Bagansiapiapi
Ma’rifah I
Perjumpaan tak butuh sua
Apalagi harus menggenggam bara
Karena api ma’rifah telah menghunjam kokoh di dasar samudera
_____________________________
Ma’rifah II
Tancapkan sauh ma’rifah
Untuk sambut setiap sapa yang datang
Angin dapat merubuhkan tapi juga mengukuhkan
__________________________________
Ma’rifah III
Denting kecapimu tidak akan pernah mencapai bintang
Kecuali engkau telah berma’rifah dengan bintang yang ada di dalam dirimu
_________________________________
Ma’rifah IV
Seperti sedia kala
Kueja nama-Nya berulang-ulang
Kudapatkan Alif Lam di hari petang
Namun hilang sebelum tengah malam
Dan ketika kembali kuejadi hari siang
sesaat kudapatkan
Namun kembali menguap
sebelum matahari tenggelam
Di sini aku masih saja berputar-putar
Belajar mengeja Alif Lam Lam Ha
Tuhan….
Fasihkan lisanku
Sebelum nafasku tertahan
___________________________________
Ma’rifah V
Berharap tunjuk ajar-Mu
Karena tunjuk ajar-Mu adalah nafasku
Berharap kasih-Mu
Karena kasih-Mu
menguatkanku
___________________________________
Ma’rifah VI
Do’amu tidak akan pernah sampai ke ‘Arsy
Bila engkau tak berma’rifah dengan ‘Arsy yang ada di dalam dirimu
Petik denting dawai kecapimu, kawan !
Dan menarilah dengan tarian Lima waktu
Di setiap pagi, malam dan siang
Aku yakin, esok atau lusa,
Doamu akan mengguncang jagat raya
Untuk setiap pinta
yang kau mi’rajkan
___________________________________
Ma’rifah VII
Untuk sebutir kurmayang kita sedekahkan
Untuk segenggam padi yang kita zakatkan
Dan untuk sepotong keju yang kita infaqkan
Bila masih berharap surga sebagai imbalan
Bukankah berarti kita sedang mencoba menyogok Tuhan?
Entahlah…
Wallahu’alam….
___________________________________
Ma’rifah VIII
Kusandarkan kepala di tiang layar
Dan kumi’rajkan sebait do’a
Bila kapal ini tak membawaku ke samudera ma’rifah
Biarlah aku tenggelam di tepi dermagabersama camar dan kunang-kunang-Mu
Namun bila kemudiku yang tak kokoh
Bimbing tanganku tuk menggapai tepian kasih-Mu
Catatan-Mu untukku telah digoreskan di Batu Lauh
Namun sebelum catatan itu dipahatkan di batu nisan
dan jasadku terbaring di situ
Fasihkan lisanku
agar lancar kumengeja nama-Mu
Alif Lam Lam Ha
Pada-Mu
dan di tiang layar ini
kuberpasrah diri
Raja Jeldi. Aktivis Muhammadiyah Bagansiapiapi dan Dosen STAI Ar-Ridho Bagansiapiapi. Lahir di Lubuk Jambi, Kuansing, 11 Februari 1973.