Maskapai Air Asia yang memiliki rute internasional di Bandara Pekanbaru sebelum masa pandemi, menyatakan kesiapan perseroan menghadapi pembukaan kembali rute antar negara tersebut.
Riaumag.com , Pekanbaru —-Izin pembukaan kembali rute penerbangan internasional di Bandara Pekanbaru segera terealisasi, menyusul telah diajukannya permintaan izin oleh Pemprov Riau kepada Menteri Perhubungan.
Maskapai Air Asia yang memiliki rute internasional di Bandara Pekanbaru sebelum masa pandemi, menyatakan kesiapan perseroan menghadapi pembukaan kembali rute antar negara tersebut.
Station Manager Air Asia Pekanbaru Rexy Oktaviando mengatakan memang saat ini baru ada 3 rute penerbangan internasional yang sudah dibuka kembali dan melayani masyarakat Indonesia ke Malaysia.
“Saat ini Air Asia sudah melayani kembali 3 rute internasional dari Indonesia ke Malaysia, yaitu Kuala Lumpur -Denpasar, Kuala Lumpur-Surabaya, dan Kuala Lumpur- Cengkareng (Jakarta).
Sementara itu untuk rute penerbangan lainnya yang dibuka kembali, akan diinformasikan lebih lanjut,” ujarnya, Selasa (5/4/2022).
Beliau menambahkan untuk rute domestik dari Pekanbaru, saat ini pihaknya sudah melayani penerbangan Pekanbaru-Jakarta pulang pergi (PP), sementara itu untuk rute penerbangan lainnya yang dibuka kembali, akan diinformasikan lebih lanjut.
Menurut catatan Bisnis, sebelum masa pandemi ada sejumlah maskapai yang melayani rute penerbangan internasional dari Pekanbaru. Diantaranya yaitu Air Asia, Malaysia Airlines, Malindo Air dengan tujuan Malaysia, serta Scoot yang kini bernama Scoot Tigerair dengan tujuan Singapura.
Sementara itu Kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Pekanbaru menyatakan rencana pembukaan rute penerbangan internasional dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur Malaysia, masih menunggu arahan dari pusat meskipun negara jiran itu sudah membuka pintu kedatangan tamu tanpa karantina sejak 1 April 2022 lalu.
Kepala Subseksi Pemeriksaan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pekanbaru Ridwan Tanjung mengatakan hingga kini rute penerbangan internasional di Bandara Pekanbaru masih belum dilakukan.
“Untuk wacana dan rencana rute internasional Pekanbaru-Kuala Lumpur sudah ada. Tetapi kami masih menunggu petunjul, arahan, dan keputusan lebih lanjut dari pusat,” ujarnya.
Beliau menguraikan sejak izin penerbangan internasional ditutup karena pandemi covid, pihaknya hanya melakukan pemeriksaan keimigrasian unschedule atau tidak terjadwal yaitu charter (ferry dan coorporate) flight atau penerbangan sewa, dan medevac atau evakuasi medis, sesuai dengan SE Dirlantas tertanggal 8 Desember 2020.
Pemerintah Provinsi Riau telah melayangkan surat pengajuan izin kepada Menteri Perhubungan, untuk bisa kembali mengoperasikan layanan penerbangan dan pelabuhan penumpang rute internasional terutama ke Malaysia dan Singapura.
Sekda Provinsi Riau SF. Hariyanto menjelaskan tadi pagi surat permintaan izin itu sudah dibuat dan dikirimkan kepada Menteri Perhubungan, agar pengajuan itu dapat diproses.
“Tadi pagi baru dibuat surat ke Menteri Perhubungan dari Gubernur Riau untuk izin airport dan pelabuhan di Riau bisa mengoperasikan kembali rute internasional,” ujarnya Senin (4/4/2022).
Beliau menguraikan izin dimaksud diminta untuk semua akses internasional yang berjalan seperti sebelum pandemi melanda sejak Maret 2020 silam.
Diantaranya penerbangan ke Melaka, dan Kuala Lumpur di Malaysia, serta Singapura. Serta izin mengoperasikan kembali pelabuhan penumpang dengan rute internasional di sejumlah lokasi di Riau seperti Dumai, Bengkalis, Meranti, dan lainnya.
Sebelumnya Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia / Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) meminta kepada pemerintah untuk segera membuka pintu internasional Indonesia – Malaysia karena potensi wisatanya sangat besar hingga jutaan tamu setiap tahun.
Ketua Umum DPP ASITA Nunung Rusmiati mengatakan sebelum pandemi jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2,9 juta dan wisatawan Indonesia ke Malaysia mencapai 3,9 juta.
“Saat ini baru 28 negara yang pintu internasionalnya sudah dibuka pemerintah, Malaysia belum. Kami harap Presiden Jokowi dan Menparekraf Sandi Uno memberika perhatian atas jeritan masyarakat Riau ini dan tentunya untuk perkembangan pariwisata nasional,” ujarnya di Pekanbaru.
Beliau menguraikan saat mendapatkan tamu dari Malaysia, pengurusan visanya sangat sulit bisa menghabiskan waktu 3-7 hari. Kondisi ini jelas membuat pelaku pariwisata yang ingin bergerak menjadi sangat sulit.
Menurutnya Indonesia-Malaysia sangat erat dan negara satu rumpun, serta sudah sejak lama saling mendukung dalam pengembangan sektor kepariwisataan.
Terbukti dengan jumlah kunjungan wisata antar negara yang jumlahnya mencapai jutaan wisatawan tiap tahunnya. Harapan ini menurutnya bisa segera terwujud, mengingat pemerintah juga sudah berencana menurunkan status pandemi covid menjadi endemi dalam waktu dekat.
“Memang sudah ada kedatangan tamu luar negeri dengan dibukanya 28 negara, tamu belum signifikan dibandingkan dengan membuka pintu Indonesia – Malaysia. Kami harap pintu ini bisa segera dibuka pemerintah,” ujarnya.