Riaumag.com , Jakarta –Rapat Dengar Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) Dewan Pengurus Pusat Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (DPP ASITA) dan Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (DPP-PHRI), via online meeting 25 Mei 2021
Bahriyansyah Momod sebagai Sekertaris Jendral DPP ASITA
“DPP ASITA diwakili oleh 10 orang Pengurus antara lain WaKetum DPP ASITA Budi Ardiansjah, Solahuddin Nasution, Hanny Irawan, Nugroho Henray Ekasaputra, Novi Nugraha, Didi L Manaba, Anthon Wahyudi, Solahudin, Haryani, selain Pengurus DPP ASITA juga hadir bersama DPP PHRI, Rapat Dengar Pendapat dengan Komiti 3 DPD-RI berkaitan dengan perkembangan terkini di Industri Pariwisata baik dari ASITA maupun dari PHRI, apa yang dilakukan, apa yang direncanakan, dan kemudian harapannya apa yang bisa dibantu oleh DPD-RI untuk di sampaikan ke Pemerintah,”Kata SekJend DPP ASITA

“ASITA dalam paparan menyampaikan antara regulasi terbitnya UU Cipta Kerja dan PP Cipta Kerja, berkaitan PP Cipta Kerja memudahkan masyarakat untuk mengajukan perizinan penyelengaraan Jasa Wisata yang tentunya itu akan meramaikan Bisnis Pariwisata ini selain ASITA yang sudah eksisting sudah 50 tahun, ASITA harus mensosialisasikan ke rekan-rekan berkaitan dengan perizinan yang baru dengan adanya UU Cipta Kerja, PP Nomor 5 Usaha Berbasis Resiko, kemudian juga Re-Permen yang sebentar lagi ditetapkan menjadi Peraturan Mentri berkaitan sanksi-sanksi untuk Usaha Jasa Wisata, ASITA sendirikan masuk dalam Biro Perjalanan Wisata (BPW) jenis usaha resiko menengah rendah, kemudian juga ada Agen Perjalanan Wisata (APW) sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KLBI) pada posisi berbasis resiko rendah,”Kata SekJend DPP ASITA lagi

ASITA mengusulkan beberapa poin yang diusulkan, berkaitan dengan permintaan alokasi khusus untuk Program Prakerja, kemudian padat karya, serta permohonan untuk menggunakan jasa Anggota ASITA yang bisa dipertanggung jawabkan untuk trasing-trasing berkaitan dengan wisatawan dan kemudian yang paling akhir adalah menciptakan demand dengan meminta pemerintah segera menurunkan memberikan ibaratnya, ‘pancing’ stimulus , dengan stimulus yang multiflyer efect-nya luar biasa 45 kali, dengan mengunakan tekhnologi yang sudah disiapkan oleh ASITA bersama dengan ASIST yang pengelolanya website indonesia.travel yang sebagai infontori sebagai penyedia jasa, penyedia informasi data itu akan di support oleh ASITA.

“Penciptaan demand melalui stimulus, misalnya pemberian subsidi kepada pembeli dan segala macam diharapkan bisa bangkit lagi secara jangka pendek dan untuk preparesion jangka panjang, dimana supaya tetap eksis tidak hilang, tutupnya situasi sekarang ini agar program jangka panjang tentunya harus menyesuaikan dengan pola perjalanan yang mengikuti permintaan dari wisatawan itu sendiri yang banyak outdoor, kemudian dengan jumlah kecil peserta, kemudian lebih fokus ke lokal dan ini kita juga akan mencoba membuat Paket-paket yang terbaru menyesuaikan dengan kemauan pasar baik untuk tingkat staytasion untuk lokal-lokal, rute perjalanan pendek melalui roundtrip, sampai nanti antar kota, antar provinsi, antar pulau, sampai ini persiapan untuk mendorong pemerintah dalam usulan itu untuk membuka/ menyegerakan yang namanya menyiapkan travel koridor, ada beberapa konsep koridor dan travel buble, mudah-mudahan ini bisa terlaksana,” Pungkas Momod sapaan akrab oleh para pelaku pariwisata
(dfd1/riaumag.com)