Riaumag.com –Mengelola APBN di tengah kondisi yang masih penuh dengan ketidakpastian, itu ibarat mengemudi sebuah kapal di tengah ombak yang besar, namun kapal harus tetap kuat, fleksibel, dan memiliki tujuan dan arah yang jelas, serta mampu mengalkulasi ketahanan atas serangan badai tak terduga!
Inilah yang dilakukan oleh Pemerintah bersama DPR RI yang berusaha untuk mengestimasi pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai dengan pertimbangan yang rasional dan berbagai kondisi yang dapat diterima (reasonable).
Walaupun sulit, tapi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2022 merupakan faktor penting yang harus mampu memberikan rambu-rambu atau pedoman dalam menyusun RAPBN 2022.Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI (Selasa, 8/6),
Pemerintah sangat menghargai poin-poin yang disampaikan oleh anggota Panja Pendapatan Negara mengenai pentingnya estimasi pertumbuhan ekonomi yang diterjemahkan pada peningkatan penerimaan negara, baik dari sisi pajak, bea cukai, dan PNBP.

Pemerintah akan berupaya meningkatkan penerimaan negara, namun dengan tetap mempertimbangkan proses pemulihan ekonomi nasional yang masih dalam tahap awal.Begitu halnya masukan dari anggota Panja pertumbuhan dan pembangunan nasional.
Pemerintah akan bekerja lebih detil lagi mengenai penggunaan instrumen APBN dalam menjaga konsumsi daya beli, meningkatkan produktivitas, dan upaya meratakan pertumbuhan.
Suatu target yang berat di tengah pandemi dan usaha Pemerintah untuk menyehatkan APBN tapi Pemerintah akan terus berusaha menyeimbangkan kondisi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saya ucapkan terima kasih atas seluruh pengawalan dan pembahasan yang produktif, konsktruktif, substantif, dan berkualitas dari anggota Komisi XI. Semoga kolaborasi ini dapat meningkatkan optimisme dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi!Lebih ringkas mengenai asumsi dasar ekonomi makro, cek slide berikut.
Jakarta, 8/6/21.
