Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Sesungguhnya amal yang baik haruslah perbuatan yang benar menurut ajaran agama dan mestilah dilaksanakan dengan ikhlas. Jika tidak demikian maka tentulah amal tersebut tidak diterima oleh Yang Mahakuasa. Untuk diterimaNYA, amal harus ikhlas dan benar. Ikhlas artinya amal itu dikerjakan semata-mata mengharapkan keridhoan Tuhan Yang Mahasempurna. Benar artinya amal itu dilakukan berdasarkan dan sesuai dengan petunjuk agama.
Perkataan saja tidak bermanfaat sebelum dibuktikan dengan amal. Perkataan dan amal tidak bermanfaat kecuali diawali dengan niat. Niat, perkataan dan amal tidak bermanfaat kecuali sudah dijalankan dengan ikhlas. Awali dengan niat baik dan jalankan dengan ikhlas.
Kemampuan kita menegakkan itu semua tentu berbeda dengan kemampuan para Nabi dan Rasul yang sangat prima. Namun keterbatasan kita haruslah menjadi cambuk bagi diri kita sendiri untuk memperteguh niat selalu berusaha menjadi lebih baik dalam beragama. Misalnya, jika anda sedang melayani tamu atau pelanggan, janganlah mengaitkan to have money atau imbalan materi lainnya dengan melayani secara tulus ikhlas.
Banyak orang yang rajin beribadah namun tindak tanduk dan interaksinya sehari-hari tidak mencerminkan niatnya, doa-doanya dan ibadahnya tersebut. Besar kemungkinan itu disebabkan ibadahnya kurang khusuk, atau kurang dimengertinya atau kurang ikhlasnya. Mungkin sholatnya karena ingin dilihat orang, puasa karena ingin dipuji, berzakat mengharapkan ucapan ’terima kasih’. Pikirkanlah itu, camkanlah itu, marilah lebih dalam mengintrospeksi diri. Masih pernahkah terbersit di hati anda, perasaan riya ketika sembahyang, ketika puasa, ketika bersedekah, ketika pergi ke tanah suci?
Sudahkah kita meluruskan serta memantapkan niat dan benar-benar khusuk serta ikhlas ketika melakukan ibadah? Ustad Abu Sangkan mengatakan, ”Sholatlah dengan khusuk seolah-olah sholatmu saat itu bagaikan sholat terakhir, bagaikan orang yang akan segera mati.” Bayangkanlah betapa khusuk dan syahdu sholat dan doa orang yang akan wafat.
Ketika kita sholat dua raka’at, apa yang membedakannya antara sholat sunnah dan sholat wajib? Sholat sunnah ada dua raka’at, sholat wajib juga ada yang dua raka’at. Bahkan sholat sunnah dua raka’at itu juga ada beberapa variannya. Sholat tersebut dibedakan terutama oleh niat yang kita ucapkan menjelang sholat. Begitulah contoh pentingnya niat.
Sayang sekali jika orang yang rajin beribadah tindak tanduk dan interaksinya sehari-hari tidak mencerminkan niatnya, doanya dan ibadahnya tersebut. Mungkin yang harus diperbaiki adalah kekhusukannnya, keikhlasannya. Janganlah sholat serta ibadah lainnya itu karena ingin dikagumi orang, puasa karena di rumah mertua, berzakat mengharapkan keuntungan.
KUALITAS NIAT
Ada niat yang kuat, ada yang tidak kuat. Niat yang kuat akan mendorong upaya penuh kesungguhan. Walaupun ada kesulitan menghadang, menyerah tentulah berpantang. Memang tak ada niat yang baik dijalankan dengan langgeng saja, kendala dan fitnah biasa tiba. Justru disitulah letaknya ujian seberapa berkualitas niat kita.
Niat adalah maksud, tujuan, kehendak, keinginan, rencana, tekad dan janji kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Sedangkan ikhlas didefinisikan sebagai: memurnikan niat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dapat juga diartikan, ikhlas adalah menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan, dengan cara berkonsentrasi penuh atas niat tersebut dan mengabaikan pandangan orang.
Seorang ayah yang berangkat ke tempat kerjanya dengan niat untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dengan mematuhi peraturan dan memenuhi disiplin perusahaan adalah bagian dari ibadahnya. Ini tabungannya di dunia agar nanti di akhirat terpilih masuk ke dalam surga. Tetapi jika niatnya hanya bertujuan memperoleh bonus materi di akhir bulan maka dia akan mendapatkan manfaat di dunia saja.
Alangkah beruntungnya dia jika setiap hari mengingatkan dirinya untuk berniat bekerja mencari nafkah demi menghidupi keluarga serta mengharapkan ridho serta karunia dari Tuhan Yang Mahakaya. Tentulah manfaat yang diterimanya imbalan materi untuk di dunia dan pahala untuk bekal di akhirat. Inilah satu lagi contoh pentingnya niat.
Sesungguhnya, apa yang menentukan kualitas niat? Kualitas niat dan amal ditentukan oleh seberapa ikhlas seseorang. Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas. Ikhlaslah yang menggugurkan riya dari hati anak cucu Adam. Ketahuilah, ikhlas berarti tanpa pamrih, tidak mengharapkan bagian apa-apa. Karena itulah perasaan ikhlas sangat sulit diwujudkan, bahkan mungkin lebih sulit dari pada apa pun.
Jika anda membantu seseorang dengan harapan orang tersebut akan membantu anda suatu ketika nanti maka kualitas niat anda menciut. Isteri yang meladeni suami secara optimal seraya berharap suami pun akan meladeninya dengan optimal maka kualitas niatnya menciut, walaupun kita dapat mengerti harapan si isteri ini suatu kewajaran dan manusiawi. Sungguh tak salah berharap ada balasan yang setimpal dari orang namun alangkah sempurnanya jika berharap ridho dan ganjaran semata-mata dari Tuhan Yang Mahapenolong.
Setiap agama di dunia menekankan pentingnya ketulusan, keihklasan, kelegowoan dalam menapak suka duka kehidupan, juga dalam mengamalkan ibadah selaras dengan petunjuk agama. Orang-orang yang tetap ihklas berpegang teguh pada petunjuk Tuhan Yang Mahaesa maka mereka itu adalah bersama-sama orang-orang yang beriman.
( Bersambung )
(rbs/riaumag.com)