Oleh : Khairul Amri, Wartawan
Herman Abdullah waktu dinas
Riaumag.com , Pekanbaru— Berat bagi saya untuk menulis ini. Jari saya gemetar, hati saya serasa tak kuasa melepasnya. Kabar duka itu datang malam-malam. Setelah begitu lama dia dirawat akibat sakitnya.
Sang walikota panutan rakyat itu telah pergi untuk selamanya. Drs. H. Herman Abdullah, Walikota Pekanbaru dua periode (2001-2011) meninggal dunia di RS Awal Bros, Pekanbaru, Ahad (27/2/2022) malam pukul 20.50 WIB.
Medio 2004. Bersama istri tercinta Evi Mairoza, dia datang ke rumah kami. Waktu itu kami aqiqah anak, Alifia Ananda Shalehah . Tak bisa saya lupa. Dia ikut antre ambil makan di meja prasmanan. Lalu duduk di dalam rumah kami, bersama istrinya.
Waktu itu, rumah masih berantakan, sederhana sekali. Tapi, dia tak pernah melihat itu. Pak Herman Abdullah abang kami, tak pernah membeda-bedakan. Bahkan dia datang bersama istrinya, memberi selamat kepada saya dan keluarga. Terima kasih bang.
Suatu waktu, bersama rekan-rekan wartawan Pemko. Dia ajak kami semua ke Melaka, Malaysia. Bangganya bukan main. Bersama rekan Bambang Suwarno dan kawan lain, kami bersama rombongan Pemko di sana. Tak ada sedikit pun terasa bosan bila di dekat dia. Guyonannya selalu segar. Buah pikirnya selalu bernas. Kalau sedang penat, datang saja ke dia. Dijamin akan segar lagi. Itulah pak Herman Abdullah Wako Pekanbaru di masanya.
Ada lagi cerita. Dia begitu merhargai waktu. Kami pernah undang di acara alumni MAN 1 Pekanbaru di Hotel Sahid/Ratu Mayang Garden Pekanbaru. Tamu belum banyak datang, dia sebagai Wako sudah duluan hadir. Karena memang diundang pas jam itu. Kami semua krasak-krusuk. Dia tegas bilang, “Mulai saja Rul. Ini udah lewat waktu.” Kami mau tak mau memulai acara, yang akhirnya ruangan itu penuh oleh alumni.
Termasuk yang sangat lekat pada dia: bapak K3 (Kebersihan, Keindahan, Ketertiban). Slogan Pekanbaru Kota BERTUAH (Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis) yang dicetuskan pendahulunya Farouq Alwi, diteruskannya. Hasilnya luar biasa. Pekanbaru berturut beberapa tahun mendapat piala Adipura, sebagai kota terbersih di Indonesia. Pekanbaru jadi dikenal luas. Pekanbaru jadi kota metropolitan dan beradab.
Saya memang tak pernah berposko di Pemko Pekanbaru. Sebagai jurnalis, saya banyak di provinsi. Tapi, info tentang kota Pekanbaru, tak pernah saya lewatkan. Satu momen tiap tahun yang saya ikuti: Safari Ramadhan Wako Herman Abdullah ke semua penjuru Pekanbaru. Selama 24 malam biasanya rombongan turun berkeliling. Di sini dia menyerap dan mendengar aspirasi warganya. Lewat momen ini dia menyiapkan program jitu untuk memajukan kotanya.
Ahad malam (27/2/2022). Jam 9, HP saya bergetar. WA saya buka. Kabar duka itu sudah banyak disebar. Saya tak percaya. Coba konfirmasi ke Direktur Awal Bros dr Jimmy, kebetulan teman dekat. “Betul sekum,” kata Jimmy. Tak kuasa saya menahan haru. Pak Herman Abdullah sudah pergi untuk selamanya. Dia pergi tak kembali ke bumi. Tapi dia pergi untuk kwmbali ke yang Maha Agung. MenghadapNya.
Semalaman saya tak sanggup berkomentar. Baru pagi sehabis subuh, setelah mengaji, saya sanggup menulis ini. Doa terbaik saya panjatkan untuk beliau; ya Allah… Pak Herman Abdullah orang sangat baik. Saya saksinya, ya Allah. Ampuni semua dosa-dosanya. Tempatkan dia di surgaMu ya Allah. Amin YRA.
Semoga kita bisa terus mendoakan beliau. Berkirim doa baik untuk beliau. Semoga keluarga besarnya diberi kesabaran dan ketabahan. Saudaraku Dokter Irvan , beserta Ibu Evi dan keluarga besar, ikhlaskan pak Herman menghadapNya. InshaaAlah surga Firdaus tempatnya. Semoga doa baik ini Engkau kabulkan ya Allah. Amin amin amin yra.