Riaumag.com , Jakarta –Revitalisasi sisi selatan kawasan Monumen Nasional (Monas) oleh Pemprov DKI Jakarta dimulai pada 2019 lalu.
Tepatnya pada November 2019, setelah penandatanganan kontrak DKI Jakarta dengan pemenang lelang PT Bahana Prima Nusantara, proyek itu dimulai.
Anggaran untuk revitalisasi sudah disusun pada 2018 lalu dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APDB) DKI Jakarta tahun 2019.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto mengatakan, Pemprov DKI akan membangun plaza di sisi selatan Monas.
Desain megah plaza di sisi selatan direncanakan.
Heru saat itu menjelaskan akan ada kolam besar yang merefleksikan bayangan dari Tugu Monumen Nasional.
Tidak hanya itu, plaza dibuat sedemikian rupa sebagai wadah ekspresi warga di setiap sisi Monas.
Katanya, membangun sisi selatan Monas sebagai plaza merupakan cara mengembalikan Monas ke desain awal saat baru dibangun.
“Di dalam rancangan dulu yang pernah ditetapkan itu kan sebenarnya kayak plaza, cuma di dalam praktiknya ditanami pohon,” kata Heru, Selasa (21/1/2020).
Heru menyebutkan, tidak seharusnya pelataran sisi selatan Monas ditanami pohon.
Itulah sebabnya, dalam perjalanan revitalisasi, pohon yang puluhan tahun sudah tertanam di sisi selatan Monas harus tercerabut.
Monas sebagai paru-paru Ibu Kota
Namun, catatan sejarah berkata lain. Monas beberapa kali mengalami revitalisasi yang justru menambah rimbunan hutan kota di tempat itu.
Pada 1973 misalnya, Monas sengaja dibangun untuk dijadikan hutan di tengah kota Jakarta. Nama proyeknya Taman Monas, proyek menanam ribuan pohon di lahan Monas, dipimpin oleh kepala proyek Ediwan Sukiman.
Setidaknya ada 1.558 pohon berukuran besar yang ditanam di area Monas saat itu.
Program itu bukan tanpa tujuan. Dikutip dari Litbang Kompas, Ediwan mengatakan, proyek pohon rindang di Monas dimaksudkan agar masyarakat bisa merasakan rekreasi di tengah kota.
Taman Monas akan terasa sejuk ketika matahari terik dan mengurangi cahaya masuk untuk penerangan taman kota.
“Tempat rekreasi, tempat tempat duduk yang nyaman, rerumputan, pohon-pohon rindang sehingga siang hari pun akan tetap sejuk,” kata Ediwan.
Penambahan jumlah pohon di kawasan Monas juga dilakukan pada Juli 1995. Jalan beraspal selebar 50 meter yang mengelilingi Tugu Monas direncanakan diubah menjadi taman.
Namun, sebagian pohon yang sudah puluhan tahun tertanam di area Monas dipangkas oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pencabutan 205 pohon di sisi selatan Monas itu tak lain untuk memenuhi proyek membuat plaza Monas.
Dari rindang jadi gersang
Pemandangan pohon rindang di sebagian sisi selatan Monas tak bisa dijumpai lagi setelah revitalisasi.
Kini revitalisasi Monas sudah selesai.
Selasa (22/6/2021), pemandangan lapangan tampak tak ubahnya lantai beton di sisi selatan Monas.
Terlihat rapi, simetris, dan persis seperti yang disebut oleh Heru Hermawanto waktu itu.
Pantulan bayangan Tugu Monas terlihat di kolam yang terletak di antara bangunan Monas dan lapangan plaza apel.
Rumput hijau terlihat di sekitar kolam, sedangkan lapangan plaza berlantai beton tampak gersang. Pohon-pohon kecil ditanam di sisi-sisi plaza.
Sampai saat ini belum ada penjelasan gablang dari Pemprov DKI Jakarta terkait pohon yang dipindahkan.
Padahal, Pemprov DKI Jakarta sudah berjanji akan mengganti pohon yang ditebang menjadi tiga kali lipat. “Setiap pohon wajib diganti tiga kali lipat, satu banding tiga,” kata Sekretaris Daerah DKI Jakarta saat itu, Saefullah, Selasa (4/2/2020).
sumber : kompas.com