Riaumag.com –Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah melakukan kunjungan kerja ke Jepang guna meningkatkan kerja sama dan investasi pada proyek-proyek infrastruktur di bidang transportasi. Kunjungan kerja ini berlangsung selama dua hari pada 6-7 September 2021.
Salah satu proyek yang menjadi pembahasan dalam pertemuan bilateral tersebut adalah pelabuhan. Saat ini, Jepang sendiri sudah terlibat dalam proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Menurut Budi Karya, pihak Jepang akan segera membentuk konsorsium untuk mulai mengelola Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, pada Desember 2021 mendatang.
Baca juga: Kunjungan Menhub ke Jepang, Bahas Proyek MRT hingga Pelabuhan Patimban
Nantinya PT Pelabuhan Patimban Internasional bersama Toyota Tsusho Corporation akan segera menyelesaikan kesepakatan membentuk joint venture (konsorsium) untuk mengoperasikan Car Terminal dan Container Terminal di Pelabuhan Patimban.
“Pada Desember 2021 akan mulai dioperasikan. Sekarang pada tahap-tahap akhir mereka akan selesaikan. Tentunya mereka menjanjikan ini akan berjalan baik,” ujar Budi Karya dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/9/2021).
Selain itu, Budi Karya juga menyampaikan tawaran kepada pihak Jepang untuk bekerja sama pada lima proyek pelabuhan yang akan segera dibangun dan dikembangkan.
Kelimanya terdiri dari pelabuhan New Ambon di Indonesia Timur untuk industri perikanan dan kargo, Pelabuhan New Palembang di Sumatera Selatan untuk industri minyak, gas, dan batu bara, serta Pelabuhan Natuna di ujung Laut China Selatan untuk industri perikanan.
Baca juga: Bakal Dikelola Konsorsium Jepang-Indonesia, Pelabuhan Patimban Beroperasi Desember 2021
Selain itu ada proyek pembangunan Pelabuhan Gorontalo di Sulawesi Bagian Utara untuk industri pertanian dan Pelabuhan Batam untuk mengintegrasikan seluruh layanan pelabuhan di wilayah Kepulauan Riau.
Budi Karya mengatakan, pada kunjungan itu pihaknya juga melakukan negosiasi untuk mendorong tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam proyek-proyek infrastruktur yang bekerja sama dengan Jepang, termasuk pada proyek pelabuhan. Menurut dia, dengan naiknya TKDN maka pengerjaan proyek bisa lebih efisien dari sisi biaya.
“Kami terus melobi pihak Jepang agar penggunaan TKDN atau kandungan lokal pada setiap kerja sama yang dilakukan semakin meningkat,” ungkapnya.
Terkait respons Jepang terhadap Pelabuhan Patimban, Budi Karya mengatakan pemerintah Negeri Sakura itu menyatakan akan mendukung optimalisasi pelabuhan dengan mengajak perusahaan otomotif dan operator pelabuhan asal Jepang untuk turut memanfaatkanya.
Selain itu, pemerintah Jepang juga menyatakan dukungannya untuk meningkatkan TKDN dengan akan melibatkan lebih banyak perusahaan Indonesia pada proyek pembangunan Pelabuhan Patimban tahap 1-2.
“Hal itu membutuhkan dukungan dari pemerintah Jepang, dan kami juga melobi pemerintah Jepang agar TKDN semakin ditingkatkan. Kami harapkan pada fase-fase pekerjaan yang ada di Patimban akan menimbulkan efesiensi apabila menggunakan TKDN,” jelas Budi Karya.