Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Dimana kita dapat bersua dengan manusia Indonesia yang mencerminkan kualitas manusia sejati, yang berkarakter Spiritual Person? Apakah pada diri tokoh partai politik, pejabat tinggi, orang tua atau anak muda, pemuka agama seperti pastor atau pendeta, ulama atau ustadz atau ustadzah ataukah pada diri wong cilik di tepi jalan?
Tantangan berat ke depan memilih pemimpin yang prima yaitu: Cerdas secara spiritual, Dewasa secara emosional, Luas secara intelektual, Kokoh secara Phisikal. Diperlukan keseimbangan antara Olah Ruh (Spiritual), Olah Rasa, Olah Rasio dan Olah Raga (4R). Olah Ruh dapat membuat hidup lebih berkah, Olah Rasa dapat membuat hidup lebih indah, Olah Rasio dapat membuat hidup lebih bermakna, dan Olah Raga dapat membuat hidup lebih nkmat.
Kekuatan spiritual ditegaskan juga oleh Daniel Goleman mengenai kontributor sukses, yaitu: intellegence Quotient (6%), Emotional Quotient (20%), dan Spiritual Quotient (74%). Hasil penelitian Daniel Goleman tersebut menunjukkan spiritual memberikan kontribusi terbesar. Sesungguhnya manusia merupakan makhluk spiritual. Jika anda lemah secara spiritual, tidak akan pernah bisa melampaui krisis kehidupan Anda. Jangankan memimpin banyak banyak orang, mengatasi masalah diri sendiri saja sudah tak sanggup.
Hasil penelitian Kouzes dan Posner di 10 negara maju yang dilakukan secara periodik lima tahunan membuktikan bahwa kejujuran (honest) atau integritas menempati urutan pertama untuk kualitas pemimpinnya, disusul oleh karakter lainnya. Ada empat karakter tertinggi yang diharapkan menjadi kualitas pemimpin negaranya: honest, visioner, inspiring, competent. Hal ini sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi, yaitu shiddiq (honest), amanah (visioner), tabligh (inspiring), dan fathanah (competence).
Pada April 2002, Harvard Business School mengadakan forum diskusi leadership dengan tema “Does Spirituality Drive Success? (Apakah spiritualitas bisa membawa seseorang pada kesuksesan?)”. Forum diskusi ini dihadiri oleh sejumlah CEO dari perusahaan-perusahaan terkemuka di Amerika Serikat. Hasil dari forum diskusi ini menunjukkan bahwa spiritualitas terbukti mampu membawa seseorang menuju tangga kesuksesan dengan lima hal, yaitu: integrity atau kejujuran; energy atau semangat; Inspiration atau inisiatif; wisdom atau bijaksana; serta bravery atau keberanian dalam mengambil keputusan.
FREEDOM AND POWER TO CHOOSE
Betapa tinggi dan terhormat harkat manusia, khalifah di muka bumi. Manusia sajalah yang diberi oleh Tuhan kebebasan dan kekuatan untuk memilih, freedom to choose and power to choose. Juga hanya manusia yang diminta pertanggung-jawaban atas kebebasan dan kekuatan itu./
Apapun di dunia ini tidak mempunyai dua keistimewaan itu. Hewan tidak diberi, tumbuh-tumbuhan juga tidak, Sungai laut maupun gunung pun tidak. Hanya manusia yang diberi kebebasan serta kekuatan untuk memilih jalan hidupnya.
Pertama: Manusia memiliki kebebasan untuk memilih. Manusia ikut menentukan nasibnya sendiri. Nasib seseorang dapat direvisi oleh Tuhan jika orang tersebut memintanya melalui doa dan usaha. Takdir seratus persen hak prerogatif Tuhan. Ada ungkapan yang berbunyi: Takdir di tangan Tuhan, nasib ditangan manusia.
Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang jika bukan dia sendiri yang berusaha dan berdoa untuk mengubah nasibnya. Karena itu manusia harus mencemerlangkan spiritualnya serta emosionalnya, dan juga harus mencemerlangkan fisikalnya serta intelektualnya. Dengan begitu manusia berikhtiar agar tahu apa yang benar dan salah, apa yang halal dan haram serta bagaimana menata masa depan (nasib) yang lebih baik. Apa yang sudah terjadi pasti berlalu dan menjadi takdir.
Waktu tak pernah mundur, terus maju, karena itu kita berdo’a untuk dan tentang sesuatu yang belum terjadi atau yang akan datang. Manusia diberi kebebasan menjalani kehidupannya dan diberi kebebasan berdoa tentang apa saja untuk merubah nasibnya. Jika seorang hambaNYA berdoa dan berusaha dengan bersungguh-sungguh, Tuhan akan mengabulkannya.
Kedua: Manusia memiliki power untuk memilih karena itu setiap hamba Allah bertanggung-jawab atas pilihan serta perjalanan hidupnya di dunia dan akan diminta pertanggung-jawabannya baik di dunia mau pun di akhirat.
Dengan 4Q manusia menjadi cemerlang dan tercerahkan sehingga keluar dari zaman biadab serta terhindar dari kehancuran. Dengan kitab suci manusia punya petunjuk yang hakiki. Petunjuk itu demi kebahagiaan manusia.
Manusia sajalah yang diberi oleh Tuhan kebebasan dan kekuatan untuk memilih, freedom to choose and power to choose. Juga hanya manusia yang diminta pertanggung-jawaban atas kebebasan dan kekuatan itu.
The Power to choose hanya dapat diapplikasikan melalui keberanian menggunakan The Freedom to choose, dan demikian juga sebaliknya, The Freedom to choose pada dasarnya digunakan oleh orang yang mengerti betapa berharga haknya dalam The Power to choose.
Mahabenar Tuhan yang menentukan bahwa manusia harus mempertanggung-jawabkan kebebasannya dan pilihannya ketika menjalani kehidupan. Semua ada hisabnya. Tuhan tidak menciptakan manusia serta alam raya secara kebetulan ataupun secara sia-sia. Yakinlah wahai manusia, Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan perhitungan yang sempurna dan dengan tujuan yang besar.
Untuk mengemban dua keistimewaan tersebut, freedom and power to choose, manusia diberi 4Q. Pada tubuh yang cerdas (PQ) terdapat intelektual yang cerdas (IQ). Pada nurani yang cerdas (SQ) terdapat emosi yang cerdas (EQ). Manusia sejati berbudi mulia dan berakal mulia. Budi mulia diperoleh melalui kecemerlangan SQ dan EQ. Akal mulia diperoleh melalui kecemerlangan PQ dan IQ. Walaupun begitu SQ, PQ, EQ, dan IQ tetap suatu kesatuan yang saling melengkapi.
(Bersambung)
(rbs/riaumag.com)