Seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa kini termasuk penyumbang angka positif COVID-19 terbesar nasional. Sebanyak 94 persen kenaikan kasus corona nasional disumbangkan 6 Provinsi di Jawa yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Banten, dalam 4 minggu terakhir.
Tingginya kenaikan kasus ini juga diikuti dengan keterisian tempat tidur atau BOR isolasi di rumah sakit rujukan COVID-19. Dari keenam provinsi, 5 di antaranya bahkan telah menyentuh angka di atas 80 persen. Hanya Jawa Timur yang memiliki BOR relatif lebih rendah yakni 66,67 persen.
Satgas Penanganan COVID-19 meminta agar para kepala daerah bisa mengambil langkah-langkah antisipatif dengan membaca data yang telah ada. Salah satunya dengan membentuk posko-posko PPKM mikro. Sebab, sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta, Jatim, dan Banten pembentukan poskonya masih di bawah 50 persen.
“Saat ini, persentase pembentukan Posko di berbagai provinsi di Indonesia masih cenderung rendah dan penting untuk diingat, efektivitas pemberlakuan PPKM Mikro sangat tergantung pada pembentukan Posko sebagai wadah koordinasi implementasi PPKM Mikro di tingkat Desa/Kelurahan,” jelas Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers tertulis, Selasa (22/6).
Tercatat, pembentukan posko di DKI Jakarta baru mencapai 34 persen, Jawa Barat 53 persen, Jawa Tengah 55 persen, Banten 31 persen, Jawa Timur 40 persen, dan DIY 72 persen.
Wiku menyampaikan, rendahnya pembentukan posko tersebut turut menghambat proses koordinasi penanganan COVID-19 di tingkat RT. Oleh karena itu, ia meminta agar seluruh kepala daerah khususnya keenam provinsi di Pulau Jawa untuk menindaklanjuti pembentukan posko oleh wali kota dan bupati.
“Apabila posko sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah memastikan seluruh tugas dan fungsi dari posko tersebut dijalankan dengan baik oleh setiap unsur-unsur yang terkait,” kata Wiku.
“Ingat COVID-19 berpacu dengan waktu dan jaminannya adalah nyawa sehingga apabila seluruh Pemerintah Daerah dapat melakukan langkah antisipatif sedini mungkin, hal tersebut dapat menjadi penyelamat banyak nyawa,” tutup Wiku.
Sumber : Kumparan