Riaumag.com , Pekanbaru –Usulan pemberian Nobel Sastra untuk Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri (SCB), memang sangat beralasan. Sebab, sebagai peletak dasar perkembangan baru sastra di Indonesia, Sutardji sudah memperoleh puluhan penghargaan tidak saja di Indonesia, tetapi juga dunia internasional.
Budayawan dan Penyair Riau Alhaj Aris Abeba kepada media, Jumat (4/6/2021), mengungkapkan, berdasarkan capaian Sutardji Calzoum Bachri dalam karya, tidak mengherankan jika South East Asia Write Award (Sea Award) diluncurkan pertama kali tahun 1979, mereka sedikit pun tak ragu untuk mempersilakan SCB menerimanya.
“Begitulah kemudian, penghargaan demi penghargaan diterimanya sebagai bentuk pengakuan terhadap kemampuan dan pengabdiannya,” kata Aris Abeba yang juga Iman Panggung Toktan Riau.
Dijelaskan Aris Abeba, SCB untuk pertama kali menerima penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kepri (1979), tahun yang sama ketika ia memperoleh South East Asia Writer Award dari pemerintah Thailand. Tahun 1990, ia memperoleh anugerah sastra dari Ikatan Cendekiawan Muslim, disusul Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 1993. Tiga tahun kemudian, 1998, ia diberi penghargaan sastra Chairil Anwar oleh Dewan Kesenian Jakarta.
“Gelar Seniman Perdana diberikan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dewan Kesenian Riau tahun 2001, disusul Anugerah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara tahun 2006,” ungkap Aris Abeba lagi.
Penghargaan atau apa pun bentuk apresiasi terhadap SCB yang cukup dramatis terjadi tahun 2008. Pada tahun ini, dia menerima Bintang Budaya Prama yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas nama pemerintah, di samping menerima Ahmad Bakrie Award. Dua anugerah ini diterima SCB pada hari yang sama yakni 14 Agustus 2008.
Pada pagi harinya, ia menerima Bintang Budaya Prama di Istana Negara, lalu pada sebelah malamnya, SCB berada di sebuah hotel megah untuk menerima Ahmad Bakrie Award. Dua tahun kemudian, kembali dari Riau memberikan anugerah kepada SCB yakni anugerah Sagang Kencana, 2010.
Pada tanggal 7 November 2018, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) memberi gelar adat Datuk Seri Pujangga Utama kepada SCB. Sekedar info, sejak berdiri 50 tahun lalu, LAMR baru memberi gelar adat kehormatan kepada delapan orang. Selain Sutardji, gelar adat kehormatan diberikan kepada Letjen TNI Syarwan Hamid, Rida K. Liamsi, Hamengkubuwono IX yang diterima Hamengkubuwono X, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Joko Widodo.
Ya, ihwal penghargaan itu pun ditulis dalam buku ”Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri, Biografi Kesaksian” oleh Taufik Ikram Jamil yang kini dalam tahap akhir cetak. Dua hari lalu, dikirim video pencetakan buku tersebut, persis pada halaman penghargaan yang disebutkan di atas yakni pemberian Bintang Budaya Prama dari Presiden RI dan gelar adat kehormatan Datuk Seri Pujangga Utama dari LAMR.
Selanjutnya baca saja buku ini yang sudah bisa dipesan melalui kontak wa Adri (0811765992), Megat (081261334682), Salmah (0813-7189-0115, Ade (+62 823 2915 4827), Ratna (085738446577), Kuni (08126849986). Buku dihargai Rp250.000 yang mendapat diskon 15 persen kalau dipesan sebelum hari lahir SCB, 24 Juni, rek. BNI No. 1221776020 a.n Umi Kalsum. Buku setebal lebih dari 500 halaman BP dengan hardcover doff embos dan spot uv, dikirim dari Pekanbaru tanggal 18 Juni dengan sistem COD, insyaAllah. [rls]