- Salat gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa adzan dan iqamah
- Imam menyerukan ashshalatu jami’ah
- Dilaksanakan dua rakaat, pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam dan sujud dua kali
- Salat gerhana boleh dilakukan di tanah lapang ataupun di masjid
- Sesuai dengan protokol kesehatan ddalam rangka pencegahan penularan
- Sesuai dengan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penularan COVID-19, hendaknya surah yang dibaca tidak terlalu panjang
- TAKBIRATUL IKHRAM Bertakbir sebagaimana salat biasa “Allahu Akbar”
- MEMBACA Do’a iftitah berta’awudz, surat Al Fatihah dan surat dalam Al-Qur’an yang panjang sambil di jahrkan (dikeraskan suaranya)
- RUKU’ Dengan membaca tasbih yang lama
- I’TIDAL Sambil mengucapkan “sami’ Allahu LIman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”
- MEMBACA Surat Al Fatihah dan surat dalam Al-Qur’an yang panjang (tetapi lebih pendek dari yang pertama)
- RUKU’ Ruku’ kedua panjangnya lebih pendek dari Ruku’ pertama
- I’TIDAL Bangkit dari Ruku’ “sami’ Allahu lima hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”
- SUJUD Sebagaimana bacaan salat biasa
- DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Sebagaimana bacaan salat biasa
- SUJUD Sebagaimana bacaan salat biasa
- Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Tanpa membaca do’a iftitah
- TASYAHUD AKHIR Sebagaimana bacaan salat biasa
- SALAM “Assalamu’alaikum waRohmatulloh waBarokatuh
- Setelah salam dilanjutkan dengan khotbah gerhana
sumber : MAKLUMAT MAJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH No.1/MLM/I.1/E/2021