Oleh A. Malik Nasrulloh
Riaumag.com , Bandung
Ini sepertinya sudah jadi pola permanen pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Keduanya beriringan. Namun, entah mana yang datang duluan.
- Bisa jadi yang datang duluan adalah tekanan. Fatwanya: “Jika pas memposisikan maka bisa mempromosikan”. Energi seringkali berlipat setelah ada tekanan dalam bentuk apapun. Merasa kurang ilmu akan tertekan, kemudian bangkit untuk belajar. Merasa di hinakan bisa jadi tekanan, kemudian bangkit untuk membuktikan. Merasa banyak persoalan pun bisa jadi ada tekanan, kemudian bangkit untuk mencoba menyelesaikan.
- Jika kebangkitan sudah dihadirkan, atau duluan datang. Pasti akan ada tekanan. Posisi dan level baru akan memberikan tantangan baru. Tekanan status itu besar. Jadi pimpinan itu ada tekanan signifikan. Status sosial tertentu bisa juga memberikan tekanan. Bahkan jabatan karir bisa berpotensi melahirkan tekanan. Sepertinya tidak ada status apapun (apalagi tinggi) yang tanpa tekanan. Ya, semakin tinggi pohon, semakin besar dampak badai nya kan?
Artinya, kejadian itu akan hadir. Siklusnya bahkan bisa “loop-ing” dan berulang. Tinggal kita mau apa setelah itu ada.
“Nyungseb” saat tertekan, atau bangkit dan berkembang?
Hmm…
Tak perlu dilanjutkan sepertinya. Karena biasanya kita semua telah memiliki pilihan jawaban yang akan diperjuangkan.
Tabik!
–@am.nasrulloh–
📷 Saat Sidang Riset/Studi yang biasanya penuh tekanan.