Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Mereka dengan IQ pada garis rata-rata dapat lebih sukses dari mereka yang memiliki IQ lebih tinggi, asalkan diimbangi dengan 5 Mutiara SQ; iman, niat dan ikhlas, amanah, rendah hati dan berkelimpahan, sehingga mereka mengutamakan pelayanan, kejujuran, pengembangan, tanggung jawab sosial, peduli lingkungan, dan berkeadilan.
Kita harus selalu berusaha menjalin kerja sama dengan banyak orang. Kita harus memperkaya ilmu dengan lebih banyak mengamati, mendengarkan dan peka terhadap peluang. Namun peluang sering berbenturan dengan nilai dan motivasi. Untuk mengatasinya kita perlu mengedepankan unsur spiritualitas sebagai faktor utama. SQ bisa menuntun kita kepada pencapaian derjat ‘dipercaya dan mempercayai’ dalam kehidupan sosial.
Kita harus terus mengasah 4 Kecerdasan; Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Phisikal, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual. Pada lembaran-lembaran di depan, kita sudah menguraikan dengan panjang lebar kiat sukses karir bahagia dan mulia dengan 5 Mutiara. Selanjutnya, bagian yang paling sukar dan berat tentulah dalam hal mempraktekkannya, mengimplementasikannya, secara konsisten. Practice makes perfect. Dengan terus menerus mencoba dan mencoba lagi, memperbaiki diri dan memperbaiki lagi, insya Allah kita akan sampai pada derjat Spiritual Person.
TRANSFORMASI SPIRITUALITAS
Semua orang, baik pengusaha maupun birokrat, masyarakat sipil maupun militer, harus memiliki multiple intelegences yaitu 4Q yang merepresentasikan kecerdasan spiritual, kecerdasan phisikal, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Dengan begitu kita memiliki kemampuan menggunakan 4Q untuk menyelesaikan masalah dan menangkap peluang.
Bilamana kita mengupas spirit Tranformasi Kewirausahaan, kita harus peka terhadap kearifan lokal sebagai suatu rujukan dalam berbisnis dan berperilaku. Setiap wirausahawan harus cerdas dan berakhlak mulia sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman. Dia menyeimbangkan kekuatan ekonomi dan moral.
Setiap orang, terutama para profesional dan pengusaha, perlu menganalisa dan mendalami factor SWOT (Strength = Kekuatan, Weaknesses = Kelemahan, Opportunity = Peluang, Threat = Kendala) sebagai komponen pengambilan keputusan. Dengan dorongan potensi 5 Mutiara Kecerdasan Spiritual, unsur-unsur SWOT bersinergi membangun kemampuan dan membentuk integritas. Unsur-unsur tersebut akan bersinerji dan berinteraksi guna keselamatan duniawi dan akhirat. Siapapun kita, apa pun profesi kita, dalam mengejar materi tak boleh melupakan aturan dari Tuhan Yang Mahamengatur. Hidup harus seimbang secara ekonomi dan rohani,
Masih banyak pengusaha yang lupa atau tak sempat shalat karena sibuk rapat, tak disiplin berpuasa karena lelah bekerja, kurang peduli membedakan yang haram dan halal karena terpedaya kenikmatan duniawi, ditambah lagi ambisi dan kesibukan mengejar uang dan jabatan. Sayang sekali jika itu terjadi, dan semakin lama hal itu akan semakin membawa mereka menjauh dari kecerdasan spiritual. Seharusnya mereka jangan hanya mengembangkan perekonomian, tapi juga religiositas. Ini sebenarnya tidak hanya berlaku bagi pengusaha, tapi bagi setiap orang. Dengan begitu, pengusaha, penuasa dan setiap orang, akan jauh dari perbuatan korupsi dan tindakan “haram” lainnya.
Salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan pengusaha adalah transformasi spiritualitasnya. Ini berlaku pada setiap orang, apa pun agamanya. Terbukti dari pengakuan pebisnis sukses, kecerdasan spirituallah yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan berbisnis. Transformasi spiritualitas telah menggugah para konglomerat menjalankan bisnis dengan jiwa berkelimpahan, menjadi philanthropist.
Sepertinya sudah lumrah maling tak mengaku mencuri. Anekdotnya: kalau semua pencuri mengaku, tak muat penjara. Hari ini penjara di Indonesia memang sudah membludak kendatipun masih banyak pencuri yang tak mengaku. Kelihatannya, itulah prilaku yang sedang ngetren di Indonesia. Awalnya hampir semua tak mengaku, setelah menjalani sidang-sidang di pengadilan barulah terungkap satu demi satu sehingga si pencuri tak bisa lagi mengelak. Siungguh terlalu, mereka telah jauh dari nilai-nilai spiritual.
Sebagai bagian penutup buku ini, saya tambahkan hikmah dan nilai yang penting untuk kita petik dalam mengasah SPIRITUAL QUOTIENT, agar menjadi SPIRITUAL PERSON, dan membangun SPIRITUAL ENVIRONMENT:
GAYA HIDUP BERSAHAJA
Pemenang sesungguhnya adalah orang yang ikhlas. Ujian paling berat adalah menjaga ke-ikhlas-an. Ke-ikhlas-an tidak cukup diungkapkan dengan kata-kata dan dengan raut wajah. Kata-kata mungkin hanya lips service, mimik kadang-kadang menipu. Ikhlas yang sesungguhnya ada dalam nurani yang diasah. Ke-ikhlas-an terpancar dari gaya hidup yang bersahaja; tidak berprasangka negatif, tidak angkuh, tidak kikir, tidak boros bemewah-mewah. Juga tidak dendam kepada siapa pun. Ketika anda hidup ikhlas dan bersahaja, mungkin ada yang mencibirkan anda, namun tetaplah lakukan dengan tulus karena cibiran itu tidak akan mengurangi nilai anda di sisiNYA. Bahkan sangat mungkin sindiran yang tersungging di bibirnya itu adalah ujian bagi anda untuk naik kelas.
MENGASAH KEPEDULIAN.
Mengasihi & menyayangi sesama. Yang tua dihormati, yang muda disayangi. Peduli kepada kesusahan hidup rakyat miskin. Prihatin melihat kepongahan orang berkuasa dan orang bertahta serta orang berfoya-foya harta. Gerah melihat kesewenang-wenangan pihak berwajib dan penegak hukum. Sungguh, hidup damai aman sentosa datangnya dari praktek kasih-sayang dan kepedulian yang tulus. Ketika anda memberikan kasih sayang dan kepedulian, mungkin ada saja yang iri dan benci kepada anda. Iri hati memang penyakit yang menghancurkan serta mencegah kita mengasihi dan bersikap peduli. Namun tetaplah memupuk kasih sayang dan kepedulian itu dengan tulus, tak pernah menyerah, karena pahala datang dari sisiNYA, bukan dari manusia.
GIVE and GIVE and GIVE
Sikap memberi tidak boleh dimaknai dengan memberi uang atau materi saja. Masih banyak yang lain, mulai dari memberikan perhatian positif, memberikan jalan keluar melalui pemikiran cemerlang sampai memberi nasihat dan motivasi yang reasonable and applicable. Nurani yang bersih sesungguhnya datang dari lahir bathin yang bersih. Syair lagu berkata; Jagalah hati, jangan kau kotori. Jagalah hati, lentera hidup ini. Janganlah sampai lentera mati karena menyimpan dan membawa kebohongan, kedengkian dan kepelitan serta keirian sehingga hal itu akan menjadi beban anda sampai di akhirat kelak. Karakter give and give and give juga harus dikawal oleh sikap setia dan kejujuran. Ketika anda selalu jujur dan setia maka hati dan pikiran anda akan ringan memberi, bersedekah dan berbagi. Walaupun anda telah berkelimpahan, mungkin ada yang iri, cemburu, mengkhianati atau dengki kepada anda. Namun tetaplah pada karakter berkelimpahan dengan tulus, karena pahala datang dari sisiNYA, bukan dari manusia.
BERMAKNA dan AMANAH
Selalulah mengasah hasrat memberikan yang terbaik, berkontribusi kepada sesama manusia dan lingkungan. Tangan di atas lebih baik dari pada di bawah. Memberi lebih terhormat dari pada meminta. Semakin anda bermakna bagi orang banyak maka semakin banyak pula orang yang mendoakan kebaikan untuk anda. Ketika anda sedang merajut persaudaraan dan memberi makna, mungkin ada saja orang yang menusuk dari belakang atau menyalip tajam di tikungan. Ketika anda sedang mengemban dan menunaikan amanah, mungkin saja ada orang yang mencemoohkan anda sedang ambil muka. Namun tetaplah menjadi manusia yang bermakna dan memegang amanah dengan tulus, karena pahala datang dari sisiNYA, bukan dari manusia.
BERSYUKUR dan BERDOA
Mensyukuri kodrat jauh lebih baik dari pada menyesalinya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk anda. Tuhan tidak selalu memberi yang anda pinta. Menyelaraskan bidang pekerjaan/karir dengan bakat dan panggilan nurani pasti lebih membahagiakan. Tuhan selalu mendengar doa dari orang yang mensyukuri nikmat, walau sekecil apapun nikmat tersebut. Ketika anda selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan, mungkin ada saja orang yang memfitnah anda. Namun tetaplah lakukan dengan tulus, karena pahala datang dari sisiNYA, bukan dari manusia.
Marilah kita sadari dan camkan bahwa mungkin kita membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita, dan boleh jadi (pula) kita menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagi kita. Pengetahuan manusia memang sangat terbatas sedangkan pengetahuan Allah Yang Mahasempurna tiada batas. Jiwa SPIRITUAL PERSON selalu mengemban semangat SPIRITUAL QUOTIENT.
THE E N D
Raja Bambang Sutikno
Mei 2022
(rbs/riaumag.com)