Riaumag.com , Jakarta KRI Beladau 634 dan KRI Siribua 859 TNI Angkatan Laut berhasil menangkap empat kapal tangker pengangkut crude palm oil (CPO) di dua lokasi berbeda, yakni Selat Malaka dan perairan barat Kalimantan. Dari keempat kapal tangker tersebut berhasil diamankan puluhan juta metric ton (MT) CPO.
KRI Beladau 634 dan KRI Siribua 859 TNI Angkatan Laut berhasil menangkap empat kapal tangker pengangkut crude palm oil (CPO) di dua lokasi berbeda, yakni Selat Malaka dan perairan barat Kalimantan. Dari keempat kapal tangker tersebut berhasil diamankan puluhan juta metric ton (MT) CPO.
Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I), Laksamana Muda Arsyad Abdullah, dalam rilisnya Selasa, 28 April 2022, merinci kapal-kapal yang berhasil ditangkap melalui unsur Komando Armada I. Salah satu kapal yang ditangkap berasal dari Indonesia.
“Pertama, Motor Tangker (MT) Annabelle membawa muatan 13.057.426 metric ton palm acid oil (PAO). Kedua, MT World Progres kedapatan membawa 34.800 MT. Kemudian ketiga, MT Bilson dari Singapura tertangkap membawa 8 ribu MT, dan terakhir satu kapal Indonesia yang membawa 13 juta MT,” tutur Arsyad.
Jenderal Bintang Dua itu mengatakan, kapal-kapal tersebut ditangkap sesuai Instruksi pemerintah yang melarang adanya ekspor CPO. TNI AL pun merespon dengan meningkatkan pengawasan dan pengamanan secara ketat kegiatan ekspor di perairan laut Indonesia.
“Penangkapan ini merupakan salah satu wujud nyata yang dikerjakan jajaran Koarmada I dalam melaksanakan perintah dan komitmen dari pimpinan TNI AL,” kata Arsyad.
Saat ini, tim patroli dari Koarmada I difokuskan berjaga di sejumlah titik rawan perjalanan ekspor kapal laut. Wilayah tersebut adalah Selat Malaka dan perairan Pontianak.
“Kita fokus di daerah-daerah rawan di Selat Malaka. Sebab di Dumai dan Belawan terdapat sumber-sumber CPO dan kawasan Industri sehingga memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi di wilayah ini,” tegas Arsyad.
Perlu diketahui, palm acid oil atau lebih dikenal minyak kotor (miko) merupakan produk turunan kelapa sawit yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar.
Dugaan kuat, adanya penyelundupan minyak maupun bahan baku minyak ke luar negeri menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga bahan pokok di tanah air beberapa waktu belakangan ini.
Permasalahan ini menjadi perhatian serius pemerintah termasuk TNI AL.
Presiden Joko Widodo pun secara resmi melarang ekspor minyak sawit mentah dan produk turunannya mulai hari ini, Kamis 28 April 2022, untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasar domestik. MetroTV/Rizki Nur Mohamad (REN)