Sudah cukup lama kita menderita, mengalami krisis demi krisis, terutama moral dan ekonomi, diiringi pula dengan krisis kepemimpinan.
Berbagai bencana kita nikmati; banjir, tanah longsor, kebakaran, kecelakaan laut, darat dan udara.
Pada sisi lain seperti kerusuhan, fitnah , adu domba, kebencian terus terjadi. Tak ada hari tanpa berita kriminal, tak ada media yang tak memberitakan kemungkaran.
Juga belum ada tanda-tanda mereda dan kapan akan normal kembali. Sepertinya betul-betul dalam krisis berkepanjangan.
Diakui ataupun tidak, bahwa semua itu terjadi sebagai akibat ulah manusia yang serakah seperti disebutkan Allah (arrum 41) “Kerusakan dilaut dan didarat adalah akibat tangan tangan manusia”.
Belum lagi teratasi, tiba tiba datang menyerang virus yang mematikan yang dikenal dengan COVID-19.
Sudah lebih kurang 15 bulan kita dihantui virus tersebut. Korban berjatuhan dimana mana di Indonesia dan dunia, jutaan manusia direnggut nyawanya.
COVID-19 tak mengenal umur, tempat, waktu dan kelamin. Orang terlalu pintar dan orang terlalu bodohpun Covid tak peduli.
Selaku orang beragama, tidakkah bergetar hati kita mendengar berbagai bentuk kejadian yang menimpa negeri kita?
Tidakkah kita sadar atas dosa-dosa yang kita perbuat?
Apakah semua kejadian yang menimpa bangsa ini hanya dilihat dari sudut ilmiah belaka?
Gempa dilihat hanya secara geologis, banjir dilihat dari ekosistim, kecelakaan transportasi hanya dilihat secara Human Error.
Barangkali ada sisi lain yang terabaikan, yaitu rambu-rambu hukum Allah. Kita berkewajiban interospeksi, merenung dan periksa diri dengan kaca dan cermin hukum Allah, tak bisa hanya secara ilmiah belaka. Setiap kejahatan dan pelanggaran pasti berkibat buruk. Melanggar aturan manusia saja bisa berakibat fatal, apalagi melanggar aturan Allah.
Jangan-jangan kita telah melanggar keduanya, aturan manusia (pemerintah) begitu pula aturan Allah, maka jangan kaget jika Allah menimpakan bencana yang lebih dahsyat dan mengerikan kepada bangsa kita. Sebagai muslim yang baik, tentu meyakini segala kejadian dialam semesta ini adalah atas sepengetahuan Allah. Artinya,kondisi yang terjadi di dunia khususnya Indonesia saat ini tentu ada tujuan-tujuan tertentu dari Allah dan Allah Maha Tahu.
Bagi kita umat muslim, dan kita yakin allah tidak akan membinasan umat secara sia-sia. Kita yakin pula setelah kesulitan pasti datang kemudahan.
Kita mohon kepada Yang Maha Kuasa, khusus terhadap virus corona kekuasaan-Nyalah yang dapat menghentikannya.
Kita jadikan segala peristiwa yang menimpa umat manusia sebagai bentuk sapaan dari Allah, sekaligus kita berkewajiban memperbaiki diri ke yang lebih baik. Tuhan sedang menyapa kita.
Wallahu a’lam
Drs. H. Iqbal Ali, MM
Dosen dan Ketua Dewan Pembina IKMR