Riaumag.com –Vaksin Merah Putih platform Universitas Airlangga (UNAIR) menunjukkan progres yang baik. Hasil uji praklinis tahap I dengan menggunakan inactivated virus sangat bagus. Vaksin tersebut ditargetkan dapat diproduksi pada awal tahun mendatang.
’’Titer antibodi pada hewan coba menunjukkan tren yang baik sekali. Hasil patologi anatomi juga baik. Sekarang pemeriksaan masih berlangsung,” kata Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih UNAIR Prof Dr drh Fedik Abdul Rantam.
Fedik menuturkan, yang saat ini masih dilakukan meliputi pemeriksaan immunotyping atau teknik yang digunakan untuk mempelajari protein yang diekspresikan sel, ginjal, toksisiti, hematologi, dan pemeriksaan darah total. ’’Hasil pemeriksaan itulah yang akan dijadikan dasar untuk melakukan uji praklinis fase II,” ujarnya.
Fedik menjelaskan, saat ini timnya menyiapkan uji praklinis tahap II. Makaka menjadi hewan uji coba. Makaka adalah kera yang struktur organ tubuhnya menyerupai manusia. Hewan tersebut diimpor dari Amerika. ’’Dari situ nanti bisa menentukan berapa efikasi, dosis, dan lain-lain untuk persiapan uji klinis fase I pada manusia,” jelasnya.
Pria yang juga dosen Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR itu mengatakan, sebelumnya uji coba praklinis dilakukan pada hewan coba kecil. Yaitu, mencit (tikus kecil). Jika uji coba praklinis sudah tuntas dilakukan dan hasilnya bagus, maka sesuai dengan rancangan yang sudah berjalan, akan dilanjutkan uji coba klinis terhadap manusia.
’’Uji coba klinis fase I terhadap manusia rencananya dimulai Agustus,” ujar dia.
Tim peneliti Unair telah melakukan riset vaksin dengan beberapa platform. Di antaranya, inactivated virus, viral vector dengan adenovirus, serta peptide. Penilitian untuk tiga platform tersebut hingga kini terus berlanjut. ’’Platform inactivated virus telah selesai lebih awal untuk masuk ke tahap uji praklinis dan klinis,” imbuhnya.
Fedik mengatakan, saat ini timnya juga telah memiliki rencana lain dengan menyiapkan virus lain. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi ketika terjadi kegagalan, ada substitusi. Tidak perlu menunggu 10 bulan hingga menjadi seed vaccine. ’’Vaksin Merah Putih platform Unair pasti jadi. Harapan kami, Desember sudah bisa. Paling lama Februari atau Maret untuk masuk skema industri,” katanya.
Fedik berharap penelitian tersebut sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat. Yakni, mengembangkan vaksin mandiri sehingga dapat mengatasi COVID-19 secara mandiri juga. ’’Kami optimistis bisa mengembangkan teknologi membuat vaksin sendiri,” ujarnya.
sumber : jawapos.com