Riaumag.com , Jakarta – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas menyebut indeks gini ekonomi Indonesia turun saat dipimpin oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Hal itu disampaikan Anwar pada sambutan acara Kongres Ekonomi Umat II MUI Tahun 2021.
Acara kongres itu juga turut dihadiri secara langsung oleh Presiden Jokowi di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Mulanya, Anwar mengawali sambutan dengan menjelaskan tugas negara sesuai dengan amanat konstitusi adalah melindungi, mencerdaskan, mensejahterakan rakyat dan ikut menjaga ketertiban dunia.
“Saya rasa pemerintah sudah berhasil mensejahterakan rakyat. tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan adalah mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu adalah mereka yang di kelompok usaha besar, dan menengah serta usaha kecil,” ujar Anwar dalam sambutannya yang disiarkan di kanal YouTube Official TV MUI, Jumat (10/12/2021).
Sementara, kata Anwar, jenis usaha mikro dan ultra mikro hingga kini belum terjamah oleh bantuan pemerintah. Khususnya bantuan modal dari perbankan.
1. Indeks ekonomi Indonesia di masa Jokowi menurun
© Disediakan oleh IDN Times Waketum MUI: Indeks Gini Ekonomi Turun saat Jokowi Pimpin Indonesia
Oleh karena itu, Anwar menilai saat ini indeks gini ekonomi Indonesia menurun. Terlebih kata dia, saat Jokowi memimpin Indonesia.
“Sehingga, akibatnya kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat kita tampak semakin terjal dan itu bisa kita lihat dalam indeks gini ekonomi kita berada pada 0,39 (persen). Kalau saya tidak salah, sebelum Pak Jokowi 0,41 (persen) ya, tetapi begitu kepemimpinan negeri ini diambil oleh P
ak Jokowi turun menjadi 0,39,” ucapnya.
2. Beberkan data jumlah pengusaha di Indonesia
© Disediakan oleh IDN Times Waketum MUI: Indeks Gini Ekonomi Turun saat Jokowi Pimpin Indonesia
Lebih lanjut, Anwar kemudian membeberkan jumlah pengusaha di Indonesia. Menurutnya, pengusaha besar yang ada di Indonesia hanya 0,01 persen dengan pelakunya sebanyak 5.550 dan memiliki aset di atas Rp10 miliar.
Kemudian untuk usaha menengah 0,09 persen jumlah pelaku 60.702 dengan total aset lebih dari Rp50 juta. Untuk total usaha kecil jumlahnya 1,22 persen dengan jumlah pelaku 783.132 dan total aset di atas Rp50 juta.
“Jadi, dari data ini ya kita ketahui, total dari mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan itu ada di sekitar 1,32 persen atau lebih kurang kalau dari jumlah pelaku 849.334 pelaku usaha,” katanya.
Sementara, kata Anwar, untuk usaha mikro dan ultra mikro yang jumlahnya 98,68 persen atau 63,3 juta pelaku. Mereka memiliki aset sama atau di bawah Rp50 juta.
“Itu boleh dikatakan tidak atau belum terurus oleh kita secara bersama-sama dengan baik. Tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga oleh kita,” katanya.
3. Harap tipe pengusaha di Indonesia seperti belah ketupat
© Disediakan oleh IDN Times Waketum MUI: Indeks Gini Ekonomi Turun saat Jokowi Pimpin Indonesia
Anwar kemudian berharap, jumlah pengusaha di Indonesia tidak seperti piramida. Melainkan lebih kepada bentuk belah ketupat.
“Di mana jumlah pelakunya kecil di atas, besar di tengah, kecil di bawah. Menurut Prof B.J Habibie, di atas cukup 2 persen, di bawah 3 persen dan di tengah itu 95 persen. Bila hal ini bisa terjadi dan bisa kita wujudkan, maka tentu daya beli masyarakat kita bisa meningkat dengan tajam,” imbuhnya.