Riaumag.com , Padang — Tahun 2045, Indonesia akan dipenuhi orang-orang produktif, baik dan memiliki nasionalisme tinggi yang mampu dan mau membangun Indonesia. Hadiah bonus demografi yang diidam-idamkan bangsa Indonesia ini, tentunya harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Di tangan anak-anak, remaja dan pemuda sekaranglah masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.
Demikian antara lain disampaikan Walikota Padang Panjang, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano saat menjadi pemateri dalam kegiatan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) dan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bung Hatta (UBH) di Balairung Caraka Gedung B UBH, Jumat (29/10).
Walikota muda itu menuturkan, anugerah bonus demografi harus ditata dengan sebaik-baiknya. Sehingga nanti ketika waktunya tiba, para generasi usia produktif ini bisa memiliki daya saing yang kuat dan mampu memberikan sesuatu bagi bangsa serta bisa melanjutkan pembangunan ke depannya.
“Sebagai generasi muda (mahasiswa-mahasiswi-red) sudah seharusnya memiliki pemikiran yang kritis. Kita sebagai generasi penerus bangsa yang disebut-sebut dengan generasi emas, harus bisa memikiran apa yang akan kita buat untuk masa depan bangsa. Kita sebagai generasi muda, juga dituntut untuk memberikan masukan yang kritis dan solutif yang bisa kita berikan untuk Indonesia akan datang,” ucapnya.
Di samping itu, lanjut Fadly, pemerintah juga harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempersiapkan generasi emas yang diidam-idamkan ini. Komitmen pemerintah mulai dari pusat hingga daerah, harus jelas untuk betul-betul membina, baik itu kepemudaan ataupun pendidikan.
“Sehingga dengan memiliki komitmen yang jelas ini, dapat menjadikan anak-anak muda kita, bisa menjadi generasi emas 2045 nanti. Merekalah generasi yang memiliki daya saing, baik di skala nasional maupun internasional,” ujarnya.
Wali kota yang aktif dalam berbagai organisasi itu, juga mengajak para pemuda untuk tidak hanya puas dengan hasil atau capaian yang telah diraih sekarang. Menurutnya, sebagai generasi muda milenial, menjadi biasa-biasa saja itu bukanlah mindset dari milenial saat ini. Generasi milenial saat ini dituntut untuk menjadi luar biasa dengan segudang kemampuan yang dimiliki.
“Kalau rekan-rekan saat ini hanya bisa melakukan satu atau dua hal saja, itu bisa dikatakan sangat tertinggal dari pemuda-pemudi lainnya. Kalau kawan-kawan di usia muda tidak banyak mempelajari hal yang berbau positif, itu merugi sekali. Untuk itu, selagi muda jangan takut mencoba hal-hal baru yang sifatnya positif. Jangan bertahan di zona zaman. Paksa diri untuk keluar dari zona tersebut. Generasi muda saat ini harus haus dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ajaknya.
Terakhir, Fadly berpesan semoga para pemuda khususnya yang mengikuti kegiatan tersebut ke depan dapat menjadi sosok-sosok yang hebat dan berguna bagi agama dan bangsa.
“Kita memerlukan anak muda yang mempunyai semangat mengasah kebiasaan diri di semua bidang. Mudah-mudahan hal ini dapat lahir dari pertemuan-pertemuan seperti ini. Sehingga tekad bangsa Indonesia di tahun 2045 menjadi negara kuat, maju, modern, berpenghasilan tinggi dapat terwujud,” tutupnya.
Kegiatan tersebut turut menghadirkan peserta dari perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi se-Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau dan Riau dengan waktu pelaksanaan mulai dari 27-29 Oktober.