Riaumag.com , Kampar –Di sudut pedalaman Riau, masyarakat di desa terpencil masih memerlukan dukungan dan bantuan untuk menata kehidupan mereka. Tapi sulitnya akses jalan dan komunikasi memaksa warga desa pasrah pada keadaan. Sebuah ekspedisi menembus belantara Bukit Barisan Sumatra menuju desa Pangkalan Kapas, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar Riau, digagas. Perjalanan sarat penuh dengan hikmah, terutama dalam menempa karakter, mental, daya juang dan akhlak/adab.
Muhammad Ihsan sebagai Koordinator Sinergi Bangun Peradaban (SIGAP)
“SIGAP adalah lembaga filantropi yang konsen aktifitasnya dakwah dan membantu masyarakat khususnya di daerah pedalaman dan terisolir, menginisiasi kegiatan mulia ini dengan menggandeng komunitas dan lembaga lain, diantaranya Land Rover Club Riau (LRCR), Pekanbaru 4WD Adventure (P4WDA), Komunitas Cinta Masjid, Alumni SMA 1 Pekanbaru, ACT dan Donasi Rumah Tahfidz (DRT). Menggunakan 4 unit kendaraan roda empat (Land rover long seri 3, Land rover long seri 2, Land rover short seri 2, Hardtop pick up) dan 1 unit motor roda dua (Kawasaki 250cc D tracker) yang khusus bertugas mengecek kondisi jalan yang akan dilewati” Kata Ihsan
Kendaraan yang digunakan memang didesain untuk segala medan, sehingga cocok untuk perjalanan berat seperti ini. Disamping kondisi jalan yang membutuhkan kendaraan yang mumpuni, skill driver juga tak kalah pentingnya. Tim ekspedisi Pangkalan Kapas yang beranggotakan 15 orang ini, memiliki tugas masing-masing, terdiri dari relawan Dokter 2 orang, Da’i 2 orang, dan 11 orang relawan dari SIGAP, LRCR dan P4WDA, ACT, dan Komunitas Cinta Masjid. Jarak tempuh terdiri dari dua etape. Etape pertama berangkat dari Kota Pekanbaru menuju desa Pangkalan Kapas sejauh 150 kilometer melalui rute Pekanbaru-Lipatkain-Kuntu-Batu Sasak-Kebun Tinggi-Pangkalan Kapas. Sementara etape kedua menempuh rute Pangkalan Kapas-Buluh Kasok-Taram-Bangkinang-Pekanbaru sejauh 190 kilometer.
Kegiatan yang bertajuk “Roadtrip Al Quran dan Dakwah Pedalaman Desa Gema dan Pangkalan Kapas” ini memulai ekspedisinya di hari Jumat 26 Maret 2021 yang dilepas langsung oleh Komandan KOREM 031/Wira Bima, Brigjen TNI M. Syech Ismed S.E., M.Han dari kantor Komando Resort Militer 031/ Wirabima Pekanbaru. Tim dibagi menjadi dua; tim pertama menuju lokasi desa Gema, tim kedua menuju desa Pangkalan Kapas.
“Kegiatan ini untuk memenuhi permintaan warga desa Pangkalan Kapas agar nyaman beribadah di masjid terutama saat di bulan Ramadhan dan sebagai wujud kepedulian terhadap kesulitan hidup yang dihadapi masyarakat khususnya di daerah terisolir,{ Ujar Ihsan koordinator SIGAP.
“Sebenarnya ini kegiatan dakwah rutin SIGAP yang memang menyasar daerah-daerah terpencil dan terisolir yang sulit ditempuh di daerah provinsi Riau”, tambahnya.
Bantuan yang dibawa berupa :
– Al Quran mushaf dan terjemah 245 eks
– Buku iqro’ dan buku tuntunan shalat 235 eks
– Kipas angin 12 unit
– Obat-obatan untuk pengobatan gratis
– Paket sembako (beras, minyak goreng, gula, indomie) 138 paket
– Baju layak pakai
Bantuan sosial ini berasal dari individu dan komunitas/lembaga yang tergabung dalam kegiatan ini termasuk juga bantuan dari Komando Resort Militer 031/ Wirabima.
Ekspedisi kali ini punya kisah tersendiri. Saat itu hampir pukul tujuh malam, gelap telah datang mengepung belantara hutan di utara Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Riau. Rasa letih dan lapar yang memuncak dialami seluruh personil tim roadtrip. Ilmanosa sebagai koordinator lapangan (korlap), memutuskan rombongan roadtrip menghentikan sejenak perjalanannya di desa Batu Sasak untuk beristirahat. Dengan sigap beberapa personel menyiapkan makan malam dan minuman hangat. Lampu bertenaga surya sudah terpasang untuk penerangan sementara dan alas untuk sholat berjamaah pun disiapkan.
Sesaat setelah tim beristirahat dan bersiap melanjutkan perjalanan, diperoleh informasi dari warga desa Batu Sasak, bahwa kondisi jalan menuju desa Pangkalan Kapas walau hanya berjarak 17 kilometer namun kondisi jalannya berlumpur, berlubang, dan licin. Beberapa jembatan juga sudah rusak dan tidak bisa dilewati, sehingga harus melewati sungai yang cukup dalam karena tingginya curah hujan dalam beberapa minggu terakhir ini. Namun semua itu tidak menyurutkan langkah tim ekspedisi untuk tetap berangkat menuju lokasi demi menunaikan amanah dengan segala resiko kondisi jalan yang akan dihadapi. Tepat pukul delapan malam rombongan memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Benar saja, di tengah perjalanan saat melintasi dusun Rimbo Tongah antara desa Batu Sasak dan desa Lubuk Bigau, dua unit kendaraan yaitu Land Rover dan Hardtop terjebak dalam kubangan lumpur. Kendaraan hardtop yang sarat muatan membawa logistik bantuan ini, berjuang selama lebih dari satu jam untuk bisa keluar dari kubangan dengan cara ditarik menggunakan wings.
Setelah berjuang dari kubangan lumpur, akhirnya seluruh unit kendaraan mulai bergerak perlahan mencoba menembus pekatnya malam di hutan belantara. Kondisi medan jalan yang menguji mental, meningkatkan adrenalin dan daya juang personelnya. Tiba di desa Kebun Tinggi, personel sudah mengalami kelelahan yang memuncak. Tim segera berunding, untuk memutuskan apakah perjalanan dilanjutkan atau bermalam mendirikan tenda untuk beristirahat. Namun, mengingat kemungkinan hujan deras akan turun lagi, menaikkan debit air sungai yang akan dilewati kendaraan sehingga kondisi jalan menjadi lebih licin dan berkubang, maka diputuskan perjalanan dilanjutkan. Setelah berjibaku dengan kubangan lumpur, tantangan berikutnya adalah melewati sungai. Salah seorang personil bernama Nando dengan cepat turun untuk memastikan posisi tepat yang harus dilewati kendaraan supaya tidak terjebak di tengah arus yang deras sekaligus memastikan berapa kedalaman air sungai. Akhirnya seluruh tim dan unit kendaraan selamat sampai di titik lokasi desa Pangkalan Kapas pada pukul 12 malam. Masya Allah. Desa Pangkalan Kapas yang berjarak 17 kilometer dari desa Batu Sasak, memakan waktu hingga 4 jam !
“Perjalanan melelahkan dengan segala rintangan hanya berharap ridho Allah untuk dapat membantu sesama di pedalaman sana, kami hanya pengantar amanah semoga Allah meridhoinya”, ucap Herry dengan tegar sebagai koordinator P4WDA.
Sabtu pagi, kegiatan dipusatkan di halaman Masjid Istiqomah, dusun Kampung Dalam, Pangkalan Kapas. Diadakan juga pengobatan gratis dan penyaluran bantuan. Antusias warga luarbiasa, terlihat warga sudah memenuhi halaman masjid dari pagi. Dibantu petugas perangkat desa, seluruh logistik terbagi merata dengan baik.
“Sudah lama kami menanti bantuan ini, terimaksih banyak yang telah membantu kami disini, semoga Allah mencatatnya sebagai amal sholeh”, ujar salah seorang warga dengan lirih.
Kegiatan juga disaksikan oleh Babinsa dari Lipatkain yang secara khusus datang menggunakan motor. Ada kisah menarik dari Babinsa, setelah beliau ikut membantu mendistribusian logistik di Pangkalan Kapas, dalam perjalanan pulang bertemu dengan rombongan dakwah UAS terjebak dalam arus sungai yang deras di desa Kebun Tinggi, sehingga UAS harus di evakuasi menggunakan motor Babinsa untuk bisa keluar dari lokasi tersebut.
Kegiatan Roadtrip ditutup dengan pengajian oleh Tuan Guru Daeng Mukhlis, SHI dengan tema “Bersyukur”, yang terlebih dahulu diawali dengan sambutan dari perangkat desa dan juga koordinator SIGAP. Tertunaikan sudah seluruh amanah dari para wakif dan donatur, telah disampaikan kepada yang berhak menerimanya.
Selanjutnya tim roadtrip bersiap untuk pulang ke Pekanbaru. Dengan mengambil rute Buluh Kasok, pukul tiga sore rombongan dilepas oleh warga dan perangkat desa dengan haru. Tantangan pulang juga tak kalah serunya, dimana ada dua sungai deras yang harus dilewati dan medan jalan ekstrim yaitu pendakian puncak None (kemiringan 45 derajat, licin, berlubang) dan kelokan Z dengan kondisi jalan yang sempit dan jurang di sisi kanannya. Ditambah empat pendakian dan penurunan tajam Bukit Barisan. Akhirnya, pukul tujuh malam rombongan berhasil keluar dan sampai di desa Buluh Kasok, perbatasan Sumbar-Riau. Melihat kondisi fisik personel yang sudah lelah, diputuskan untuk kemping di daerah Kapalo Banda, Taram, kecamatan Lima Puluh Kota. Esok harinya, setelah memperbaiki kendaraan yang mengalami kerusakan, Ahad sore rombongan pulang menuju Pekanbaru. Tetesan air hujan seakan menyambut kepulangan rombongan Roadtrip yang tiba dengan selamat di kota Pekanbaru pada hari Senin 29 Maret 2021 pukul dua dinihari.
Alhamdulillah, seluruh rangkaian kegiatan roadtrip Al Quran dan Dakwah telah dilaksanakan. Bersyukur kepada Allah SWT seluruh personil rombongan selamat, sehat dan tetap solid. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya -jazakumullah khayran jazaa- disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, juga kepada donatur, dermawan dan wakif yang telah memberikan kepercayaan amanahnya. Semoga curahan dan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana dibalas Allah SWT dengan pahala yang terus mengalir dan dicatat sebagai pemberat amal sholeh di yaumil akhir.
“Semoga ekspedisi berikutnya memberikan banyak manfaat bagi warga terisolir dan pedalaman, khususnya di daerah Riau,”Pungkas Ihsan yang juga Pengusaha
(dfd1/riaumag.com)