Oleh : Dr. Raja Jeldi, S.Ag, MM
Di depan civitas akademika UMY saya memanggilnya Pak Warek, Pak Dosen atau Pak Prof, karena dia Dosen sekaligus Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dan saya salah seorang mahasiswanya.
Di depan aktivis Muhammadiyah khususnya Lazismu saya memanggilnya Pak Ketua, karena dia adalah Ketua Lazismu PP Muhammadiyah dan saya ‘anak buah’ nya di Daerah.
Saya baru akan menyapanya dengan langsung menyebut namanya ” Hilman” atau ‘Latief” jika sudah berdua, atau sedang berkumpul bersama para santri yg pernah diasuh Kiai Miskun di Garut. Bahkan terkadang memakai tambahan “si”, sehingga menjadi (si) Hilman atau (si) Latief. Seperti tadi malam, saya sempat menelpon unt mengucapkan Selamat atas amanah ‘berat’ yang akan diembannya serta berdiskusi ringan tentang A, B, C, D, dan seterusnya.
Dia 3 Tahun di bawah saya di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Karena keuletan dan kegigihannya dalam berikhtiar, tentu disertai dengan tawakkal ‘ala Allah dan kerendahhatian, banyak ‘senior’ yang ‘dikalahkannya’, termasuk saya. Saya cuma ‘menang’ dalam urusan ‘Dukhoon’; 2 sampai 3 bungkus per hari, sementara dia paling banyak 3 batang per hari.
Pengalaman internasionalnya juga luar biasa. Baik Seminar maupun Organisasi. Apalagi setelah ‘lepas’ dari “Tafsir Hadist” di UIN SUKA, dia melanjutkan studinya di UGM, Michigan -USA , dan Leiden -Belanda. Hampir setengah negara di dunia pernah dikunjunginya, khususnya Eropa dan Timur Tengah. Sementara saya, jangankan Luar Negeri, Riau pun tak semua kabupaten/kota pernah saya datangi.
Buku-bukunya, karya tulis dan hasil penelitianya ‘berserakan” di Toko Buku dan Jurnal Jurnal Internasional, khususnya yang berkaitan dengan ‘Filantropi Islam’.
Dalam sebuah acara Reuni alumni Ma’had beberapa tahun lalu dia berkelakar: ‘Saya rindu jadi Khotib idul Fitri dan Idul Adha di Indonesia tapi gak pernah diundang. Termasuk Muhammadiyah pun gak pernah mengundang. Yang mengundang saya justru organisasi Islam di Luar Negeri atau Kedubes RI di Luar Negeri”.
Badannya memang kecil tapi dia adalah pemegang sabuk hitam Bandung Karate Club (BKC) dan Pendekar Tapak Suci. Gus Yaqut harus extra hati hati, apalagi wajahnya juga mirip aktor laga mandarin Chou yun Fa dan Andy Lau. Salah salah, bisa keluar “Mai geri chudan’ atau “harimau menutup jalan”. He he…
Sewaktu saya ujian promosi Doktor di UMY pada 11 oktober 2019, beliau turut hadir , meski terlambat. Dan sorenya saya dan keluarga diajak makan malam di salah satu resto di Kota Yogya bersama isterinya. Kebetulan waktu itu saya sedang menjalani puasa Daud, sehingga, sambil menunggu ifthor kami punya waktu banyak unt mengobrol dan berdiskusi sebelum dilanjutkan ke santap malam.
Di mana bumi dipijak, di situ langit di junjung. Sepertinya mulai hari ini lidah saya sdh harus dilatih unt memanggilnya dengan panggilan baru: Pak Dirjen.
Wilujeng ngemban Tugas Prof. Hilman Latif, MA., PhD. Welcome to the jungle. Semoga sehat dan sukses selalu. Proud of you
Bagansiapiapi, 1 Oktober 2021.
Dr. Raja Jeldi, S.Ag, MM
Mugo2 kabeh diberkahi kasarasan niat lurus lan iklas karono gustine