Mau Ngikut Pak Ustadz Serok Saham Gocap? Baca Ini Dulu, Gaes!
Riaumag.com , Jakarta –Kabar terbaru dari Ustaz Yusuf Mansur, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur’an, dan juga pemilik perusahaan aset manajemen PT Paytren Aset Manajemen (Paytren) yang mengambil langkah mengejutkan masuk ke saham kategori ‘gocap’ alias Rp 50/saham.
Ya, tak tanggung-tanggung, YM, panggilan akrabnya membeli sebanyak 6 juta lot saham (600 juta saham) emiten properti PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).
Pembelian yang dilakukan via perusahaan sekuritas UOB Kay Hian Sekuritas itu dilakukan di harga saham Repower saat ini yakni Rp 50/saham sehingga dana yang dikucurkan sekitar Rp 30 miliar.
Pembelian saham pada pekan lalu itu pun berhasil membangkitkan saham tidur REAL, melesat 34% di Rp 67/saham, dengan nilai transaksi Rp 31,16 miliar dan volume perdagangan 492 juta, berdasarkan data penutupan pasar sesi I, Senin ini (16/8).
Pada perdagangan Jumat lalu (13/8), saham REAL hanya ditransaksikan Rp 114 juta dengan volume perdagangan 2,28 juta saham. Kapitalisasinya juga hanya Rp331 miliar.
Pertanyaannya, apakah investor ritel mesti ikutan beli saham ini atau saham-saham kategori gocap?
Bagaimana prospeknya apakah masih menarik karena saham-saham ini tergolong ‘murah’?
Well, perlu dicatat, posisi investor ritel dalam membeli saham sangat berbeda dengan seorang investor strategis yang masuk ke dalam suatu saham dan memegang kepemilikan yang lumayan meskipun masih minoritas dalam sebuah emiten.
Apabila anda seorang investor strategis tentunya anda punya rencana bagaimana Anda bisa membantu bisnis tersebut ke depan agar bisa berkembang dan mencetak untung lebih lagi.
Biasanya sang investor strategis juga diajak mengelola dan mengawasi emiten tersebut dan diangkat menjadi salah satu dewan komisaris sehingga perannya di perusahaan tersebut lebih aktif.
Hal ini juga terjadi di kasus pembelian Yusuf Mansur terhadap REAL di mana sang ustaz berencana dalam 6-10 tahun ke depan untuk membangun kawasan pesantren yang disebut-sebut dapat memberikan recurring income hingga Rp 3 triliun per bulan atau Rp 36 triliun per tahun.
Apabila proyek Ustad YM sukses tentunya pembelian di saham gocap-nya akan membawa hasil keuntungan berkali-kali lipat, hal ini mengingat laba operasional perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saja, apabila disetahunkan hanyalah Rp 35,6 triliun.
Akan tetapi apabila Anda investor ritel melakukan pembelian saham gocap, tentunya Anda tidak dapat melakukan apa-apa selain menunggu dan berharap akan ada perubahan di emiten tersebut yang dapat menggerakkan harga sahamnya.
Apalagi saham gocap sangat terkenal dengan likuiditasnya yang buruk di mana apabila Anda sebagai investor ritel melakukan pembelian di saham ini maka akan sangat sulit menjualnya di pasar reguler dan terpaksa melegonya di pasar negosiasi dengan harga murah.
Memang ada saham-saham gocap yang bisnisnya masih prospektif dan valuasinya murah, akan tetapi biasanya harganya tetap jatuh ke gocap karena berbagai alasan non-fundamental perusahaan seperti adanya repurchase agreement (repo, gadai saham) di saham tersebut, jumlah saham beredar yang terlalu banyak, keogahan sang emiten untuk menjaga harga sahamnya dengan melakukan buyback (pembelian kembali), hingga adanya investor besar yang ingin keluar lewat pasar reguler.
Akan tetapi mencari emiten seperti ini seperti mencari jarum dalam jerami dan kalaupun sudah ketemu belum tentu harganya bisa bangkit dari gocap dan bahkan mungkin akan menyebabkan investor nyangkut dalam waktu yang lama.
Jadi kembali lagi keputusan investasi ada di tangan Anda sendiri, yang menentukan horizon investasi Anda, jangka panjang atau pendek.
YM, dalam pernyataan kepada CNBC Indonesia menegaskan dirinya memang ingin menjadikan REAL sebagai kendaraan investasinya.
“Ini bisa jadi Ferrari-nya saya dan Daarul Qur’an, kan impiannya banyak, salah satu impian yakni membangun kawasan pesantren di mana saja, di kota-kota besar terutama, yang mana itu kawasan akan berisi 100 brand pesantren sehingga dalam 1 tahun, santri bisa 100.000 orang dari 100 pesantren, jadi 6-10 tahun ke depan 1 juta santri di satu kawasan, recurring income bisa Rp 3 triliun per bulan,” kata YM, panggilan akrabnya, dihubungi CNBC Indonesia, Minggu (15/8).
“[Potensi] ini kan perlu kendaraan, gak bisa skema perbankan, harus skema rights issue [penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMTED] dan IPO[penawaran umum saham perdana, initial public offering], dan perusahaan ini kan sudah IPO, tinggal rights issue saja,” katanya.
Dia mengatakan pembelian itu memang sebanyak 600 juta saham di harga saham saat ini, dan ke depan akan kembali membeli saham REAL tetapi dalam bentuk inbreng aset lahan, bukan dengan dana tunai.
“Saya 6 juta lot, itu baru aksi perdana abis berikutnya beli pake aset inbreng, berikutnya, ga pake duit,” tegas YM.
Jumlah pembelian saham tersebut setara dengan sekitar 9% dari total saham beredar REAL sebanyak 6,63 miliar saham.
Per Maret 2021, saham REAL dipegang oleh PT Enam Berlian Sinergi sebanyak 46,72% (3.099.480.000 saham), lalu PT Harmoni Harum Propertindo 15,57% (1.033.160.000 saham), dan investor publik37,70% (2.500.970.151 saham).
Berdasarkan laporan keuangan, ruang lingkup kegiatan REAL adalah menjalankan usaha dalam real estate yang dimiliki sendiri atau disewa. Saat ini kegiatan usaha utama REAL adalah dalam bidang usaha pembelian, penjualan, pengoperasian real estat. Perusahaan berkantor pusat di Jalan Warung Buncit Raya No.65 Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
![]() Laporan Keuangan REAL 2020 |
YM mengakui bahwa saham REAL memang masuk saham gocap, tetapi menurut dia dari sisi prospek bisnis sangat menjanjikan.
“Bismillaah walhamdulillaah. Ini saham gocap, hehehe. tapi fundamentalnya bagus. Bisa jadi kendaraan buat seluruh bisnis properti. Entar kita kelola yang bener ini perusahaan. Bukan jadi perusahaan goreng-gorengan. Tumbuh dan besar bareng, saya masuk dengan izin Allah jadi pemegang sahamnya,” kata YM dalam unggahan di akunInstagramnya, @yusufmansurnew.
![]() Instagram @yusufmansurnew |
Dia mengatakan banyak potensi menarik di bisnis REAL ke depan, misalnya pengembangan pesantren di 100 kota dan bisnis propertinya.
“Yang berarti akan ada 100 proyek properti, sebab nempel sama pesantren… keptif market banget-banget… atau mengundang pemilik-pemilik tanah kecil…. 100 meter sampai dengan 1.000 meter…. di kota-kota besar… diisengin bangun cluster kecil-kecil.. pemilik tanah langsungjadiCEO,yang ngerajut, REAL… ini bakal gila… masuk 1000 tanah aja… udah langsung1.000 cluster… kita bisa rights issue bareng… inbreng aset… gede banget ini.”
“Belum lagi revitalisasi rumah orang-orang kampung di perumahan-perumahan gede… ini banyak loh… misal kayak orang Betawi di BSD… masih banyak yang ribuan meter sampe hektar, diisi sama keluarga-keluarga Betawi. Ini jumlahnya busa ratusan, kerja sama begini, apalagi bisa melibatkan BUMN-BUMN Properti… wuih, sedap dah…insyaaaAllah… jalan kenceng nambahin gerak ekonomi Indonesia.”
sumber : cnbcindonesia.com