
RIAUMAG13—-Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026 usai hasil buruk di ronde keempat Kualifikasi zona Asia awal bulan ini. Ya, dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi dan Irak, mengakhiri perjalanan skuad Garuda.
Di bawah polesan Patrick Kluivert sebagai juru taktiknya, Timnas Indonesia menelan dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Hasil yang tidak hanya memupus impian tim Merah-Putih, namun juga kebersamaan dengan Kluivert dan para stafnya.
Produktivitas Gol Minim
Shin Tae-yong memimpin 57 pertandingan Timnas Indonesia senior, dari jumlah laga itu tercetak 106 gol dan kebobolan 75 kali. Artinya, produktivitas gol Timnas Indonesia di era STY adalah mencetak 1,8 gol dan kemasukan 1,3 gol per pertandingan.
Catatan buruk juga terlihat di era Kluivert. Indonesia mencetak 11 gol dari delapan laga dan kebobolan 15 gol. Ini berarti, secara rata-rata Timnas Indonesia nyaris kebobolan dua gol dan menghasilkan 1,3 gol per laga.
Padahal sedikit berkaca ke belakang, Timnas Indonesia pernah punya sosok striker murni yang sangat ganas di kotak penalti lawan. Mulai dari Ricky Yakob, Rochi Putiray, Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, hingga era Cristian Gonzales.
Mantan bomber ganas di Liga Indonesia sekaligus striker Timnas Indonesia, Cristian Gonzales turut menyoroti masih lemahnya produktivitas gol dari tim Merah-Putih. Menurutnya problem utama Timnas Indonesia adalah tidak adanya sosok striker murni dengan kelebihan hasu gol.Melihat daftar terkini barisan ofensif di Timnas Indonesia diisi antara lain; Beckham Putra Nugraha, Ole Romeny, Mauro Zjilstra, Ramadhan Sananta, Ragnar Oratmangoen, Miliano Jonathans, dan Egy Maulana Vikri.”Itu semua rata-rata enggak ada striker murni. Itu masalahnya ya. Karena saya kemarin lihat mereka pasang striker tapi selalu ke kanan atau ke kiri. Di kotak penalti enggak ada siapa-siapa,” terang pria yang sering disapa El Loco dalam perbincangan di Podcast Jebreeet Media belum lama ini
Sementara Cristian Carrasco sangat sependapat dengan ucapan Cristian Gonzales. Namun menurut dia, langkanya striker murni di Timnas Indonesia tak lepas dari kebijakan atau regulasi PSSI perihal banjirnya pemain asing di kompetisi domestik.
“Masalahnya juga dari kompetisi dalam negeri kita untuk posisi striker murni selalu pakai pemain pemain asing, enggak ada pemain lokal. Jadi susah buat pemain lokal masuk ke timnas untuk posisi striker murni,” ujar Carrasco.
“Memang untuk posisi sayap kanan dan kiri sangat bagus karena punya kecepatan, tapi tidak untuk posisi striker murni. Ole Romeny menurut saya dia lebih bagus di belakang striker,” pemain asal Chile yang sudah menjadi WNI.
“Punya Marselino yang bisa luar biasa dalam dribbling dengan bola. Menurut saya hanya Ole Romeny dan Marselino, pemain ofensif yang terbaik di Timnas Indonesia saat ini. Mudah-mudahan kita dapat striker yang dicari selama ini,” tandas bomber ganas bersama Gonzales di Liga Indonesia dan ISL tersebut.






















