RIAUMAG.COM , JAKARTA 1 Desember 2024——– Sekretaris Jenderal DPP ASITA, Budijanto Ardiansjah, menyampaikan keprihatinan terkait perlambatan pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia tahun ini. Ia menyebut bahwa aktivitas politik yang marak sejak awal tahun 2024 telah berpengaruh signifikan pada pengeluaran perjalanan, baik dari sektor pemerintah maupun swasta.
“Kegiatan politik yang berlangsung sejak awal tahun membuat belanja perjalanan cukup tertahan. Hal ini berdampak pada realisasi target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman),” ujar Budijanto. Hingga saat ini, kunjungan wisman baru mencapai di bawah 10 juta orang, jauh dari target nasional sebesar 14,3 juta wisatawan.
Selain faktor politik, Budijanto juga menyoroti tingginya harga tiket pesawat sebagai hambatan utama. Menurutnya, biaya perjalanan yang mahal membuat minat wisatawan, baik domestik maupun internasional, sulit untuk tumbuh.
“Tiket pesawat yang mahal menjadi kendala besar. Hal ini tidak hanya berdampak pada wisatawan asing, tetapi juga masyarakat lokal yang ingin bepergian ke destinasi wisata di dalam negeri,” tambahnya.
ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) mengimbau pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk segera mengambil langkah strategis guna menekan biaya perjalanan dan meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia. Budijanto juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk memastikan pertumbuhan sektor ini tidak semakin terhambat di tahun mendatang.
Tantangan dan Harapan
Sektor pariwisata Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menghadapi persaingan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Namun, Budijanto optimistis dengan upaya bersama, target kunjungan wisatawan dapat tercapai di tahun-tahun mendatang.