Riaumag.com , Jakarta 18 Agustus 2021– Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis beberapa indikator strategis terkini terkait: (1) Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Juli 2021, (2) Perkembangan Upah Pekerja/Buruh Juli 2021, dan (3) Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) 2020.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS, Margo Yuwono dalam siaran persnya di BPS, Rabu (18/08/2021). Berikut disampaikan ringkasan hasil siaran pers tersebut:
I. PERKEMBANGAN EKPOR DAN IMPOR, JULI 2021
Perkembangan Ekspor
1️⃣ Indeks Nilai ekspor Indonesia Juli 2021 mencapai US$17,70 miliar atau turun 4,53 persen dibanding ekspor Juni 2021. Dibanding Juli 2020, nilai ekspor naik 29,32 persen. Ekspor nonmigas Juli 2021 mencapai US$16,71 miliar, turun 3,46 persen dibanding Juni 2021, tetapi naik 28,26 persen dibanding ekspor nonmigas Juli 2020.
2️⃣ Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2021 mencapai US$120,57 miliar atau naik 33,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$113,77 miliar atau naik 33,17 persen.
3️⃣ Penurunan terbesar ekspor nonmigas Juli 2021 terhadap Juni 2021 terjadi pada besi dan baja sebesar US$409,5 juta (20,56 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$614,0 juta (32,42 persen).
4️⃣ Ekspor nonmigas Juli 2021 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$3,57 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,02 miliar dan Jepang US$1,19 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 40,57 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,18 miliar dan US$1,55 miliar.
Perkembangan Impor
1️⃣ Nilai impor Indonesia Juli 2021 mencapai US$15,11 miliar, turun 12,22 persen dibandingkan Juni 2021 atau naik 44,44 persen dibandingkan Juli 2020.
2️⃣ Impor migas Juli 2021 senilai US$1,78 miliar, turun 22,28 persen dibandingkan Juni 2021 atau naik 86,39 persen dibandingkan Juli 2020. Sedangkan Impor nonmigas Juli 2021 senilai US$13,33 miliar, turun 10,67 persen dibandingkan Juni 2021 atau naik 40,21 persen dibandingkan Juli 2020.
3️⃣ Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2021 dibandingkan Juni 2021 adalah mesin dan peralatan mekanis US$422,3 juta (18,39 persen). Sementara peningkatan terbesar adalah produk farmasi US$185,9 juta (66,67 persen).
4️⃣ Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2021 adalah Tiongkok US$29,71 miliar (32,00 persen), Jepang US$7,69 miliar (8,28 persen), dan Korea Selatan US$5,08 miliar (5,47 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$16,63 miliar (17,91 persen) dan Uni Eropa US$5,81 miliar (6,26 persen).
5️⃣ Neraca perdagangan Indonesia Juli 2021 mengalami surplus US$2,59 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$3,38 miliar. Sementara di sektor migas terjadi defisit US$0,79 miliar.
II. PERKEMBANGAN UPAH PEKERJA/BURUH, JULI 2021
1️⃣ Upah nominal harian buruh tani nasional pada Juli 2021 naik sebesar 0,06 persen dibanding upah buruh tani Juni 2021, yaitu dari Rp56.794,00 menjadi Rp56.829,00 per hari. Sementara itu, upah riil buruh tani mengalami penurunan sebesar 0,08 persen.
2️⃣ Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Juli 2021 naik 0,05 persen dibanding Juni 2021, yaitu dari Rp91.126,00 menjadi Rp91.171,00 per hari. Sementara upah riil mengalami penurunan sebesar 0,03 persen.
III. INDEKS PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (IP-TIK) 2020
1️⃣ Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) merupakan suatu ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi suatu wilayah, kesenjangan digital, serta potensi pengembangan TIK.
2️⃣ IP-TIK disusun oleh 11 indikator yang dikombinasikan menjadi 3 subindeks, yaitu subindeks akses dan infrastruktur, subindeks penggunaan, dan subindeks keahlian.
3️⃣ Skala IP-TIK berada pada rentang 0–10, semakin tinggi nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK suatu wilayah semakin pesat, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK di suatu wilayah relatif masih lambat.
4️⃣ Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK) Indonesia 2020 mencapai 5,59 meningkat dibanding IP-TIK 2019 sebesar 5,32.
5️⃣ Peningkatan IP-TIK 2020 ini didorong oleh pencapaian ketiga subindeksnya yaitu: (1) subindeks akses dan infrastruktur TIK yang mencerminkan kesiapan TIK Indonesia (ICT readiness) mencapai 5,67; (2) subindeks penggunaan yang mencerminkan tingkat penggunaan TIK di Indonesia mencapai 5,34; dan (3) subindeks keahlian yang mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam TIK di Indonesia mencapai 5,92.
6️⃣ IP-TIK level provinsi secara umum mengalami peningkatan dari 2019 ke 2020. Provinsi dengan IP-TIK tertinggi pada 2020 adalah DKI Jakarta, yaitu 7,46 sedangkan provinsi dengan IP-TIK terendah adalah Papua, yaitu 3,35.
Seluruh materi Berita Resmi Statistik (BRS) dapat diunduh pada tautan berikut ini:
Salam,
Humas BPS
Website: www.bps.go.id
Facebook: BADAN PUSAT STATISTIK
Twitter: @bps_statistics
Youtube: BPS Statistics
Instagram: @bps_statistics
Salam,
Humas BPS
(rls/riaumag.com)