Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Bukankah Lauh Mahfuzh tersebut adalah Gen yang diuraikan oleh ahli genetika itu? Kazuo Murakami menulis: ”Tidak ada yang dapat terjadi dalam tubuh kecuali jika hal itu telah tersurat dalam gen kita.”
Menurut syariat Islam, Allah telah mencatat segala kejadian-kejadian di dalam Lauh Mahfuzh, dari permulaan zaman sampai akhir zaman. Baik berupa kisah nabi dan rasul, azab yang menimpa suatu kaum, pengetahuan tentang wahyu para nabi dan rasul, tentang penciptaan alam semesta dan lain-lain. Sekalipun jika kita tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh.
Menurut Tafsir Qurtubi, semua takdir makhluk Allah telah ditulis-Nya di Luh Mahfuz, bisa saja dihapus/ diubah oleh Allah atau Allah menetapkan sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian yang dapat mengubah takdir yang tertulis dalam Lauh Mahfuz itu hanya doa dan perbuatan baik/usaha. Nabi Muhammad bersabda:
“Tiada yang bisa mengubah takdir selain doa dan tiada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik”. Lauh Mahfuzh akan kekal selamanya karena ia termasuk makhluk yang abadi, selain Lauh Mahfuzh makhluk abadi ada ‘Arsy, surga, neraka dan lain-lain.
Ghazzali, nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, dilahirkan di Iran bagian utara tahun 1058. Kata-kata bijaknya antara lain mengatakan (saya kutip dari buku 50 Spiritual Classics yang disusun oleh Tom Butler-Bowdon): “Fungsi tertinggi jiwa manusia adalah merasakan kebenaran; karenanya ketika merasakan kebenaran, jiwa manusia menemukan kegembiraannya.”
“Kita eksis untuk mempelajari kebenaran yang lebih tinggi tentang relasi kita dengan Tuhan” kata Gazzali pada suatu bagian tulisannya. Ketika usianya baru 30 tahun, ia telah menjadi professor ilmu hukum Islam di Baghdad’s Nizamiyyah College, suatu posisi yang sangat terhormat. Namun ia pernah mengalami semacam krisis spiritual dimana ia tidak lagi yakin dengan apa yang ia ketahui. Ia melihat bahwa kesaksian indra sering sekali salah dan keliru. Misalnya sebuah bintang dilangit tampak kecil, ilmu matematika membuktikan bahwa sesungguhnya bintang tersebut berpuluh kali lebih besar dari pada Bumi.
Jika dikaitkan dengan hasil penemuan Kazuo Murakami, Ph.D. ahli genetika terkemuka dunia, kemampuan indra kita memang sangat sederhana atau lemah. Kita tidak dapat melihat dengan mata telanjang betapa kecilnya gen kita yang berukuran mikroskopik. Kode genetik manusia, yang tersusun atas lebih dari tiga miliar ”huruf-huruf kimia”, semua tersimpan dalam untai-untai berukuran mikroskopik yang memiliki berat hanya satu per 200 miliar gram dengan lebar hanya 1/500.000 milimeter.
Bayangkanlah betapa kecilnya ukuran DNA, jika ada yang mampu mengumpulkan semua DNA dari seluruh populasi dunia yang berjumlah enam miliar orang maka kumpulan seluruh DNA tersebut hanya seberat satu butir beras. Ternyata kenyataan itu adalah hal yang mudah bagi Tuhan Mahapencipta dalam membuatnya serta memeliharanya.
Gen kita tak terlihat kasat mata disebabkan betapa kecilnya, namun disitulah cetak biru dari kehidupan kita, elemen kunci yang memungkinkan diteruskannya kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutya. Sel adalah unit dasar dari seluruh makhluk hidup. Di tengah-tengah setiap sel terdapat sebuah nukleus yang dilapisi oleh membran. Gen terletak di dalam nukleus. Informasi yang tekandung di dalam gen kita, yang dikenal sebagai informasi genetik, setara dengan tiga miliar huruf-huruf kimia.
Jika informasi itu dicetak dalam bentuk buku, maka akan ada tiga ribu buku dengan seribu lembar untuk setiap buku tersebut. Namun belum ada, bahkan mungkin tak kan pernah ada, teknologi ciptaan manusia yang mampu mencetak huruf-huruf kimia tersebut.
Betapa mengagumkan, ilmu pengetahuan menyingkapkan bahwa ukuran DNA sungguh mikroskopik namun mampu menyimpan dengan rapi dan aman demikian banyak informasi genetik. Manusia tak mampu membuatnya. Manusia hanya mempelajari yang sudah ada. Tuhan yang menciptakannya dan fakta itu dapat diterima oleh orang-orang yang beriman.
EMPAT UNSUR METAMORFOSIS.
Kembali kepada sosok Ghazzali, ia memulai program besar yang melelahkan, yaitu membaca dan meneliti untuk menemukan sekolah filsafat, agama, atau mistisisme yang paling mendekati kebenaran yang ia telah saksikan. Penelitian ini berkembang menjadi karyanya yang monumental, The Revival of Religious Sciences.
Di kalangan Islam bukunya yang paling dikenal berjudul Ihya Ulumuddin. Gazzali diberi gelar khusus, Hujjat el-Islam atau Bukti Islam. Pemikirannya sangat dikagumi dunia Islam. Juga di Eropa, Gazzali sangat berpengaruh dan beliau dikenal dengan pemikiran Algazel. Ghazzali menyatakan 4 unsur dalam metamorfosis yang mengubah manusia biasa ‘dari hewan menjadi malaikat’:
• Pemahaman diri; Seseorang harus memahi nuraninya dan orang yang tidak memerhatikan jiwanya akan menjadi seorang pecundang baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Orang yang lemah pemahaman dirinya maka lemah pula imannya.
• Pemahaman tentang Tuhan; Pemahaman yang salah tentang Tuhan ibarat orang yang sedang sakit berprilaku tidak mau meminum obat yang diberikan dokter karena mereka yakin dokter tidak tahu atau tidak sempat mengecek apakah mereka meminum obat tersebut atau tidak. Pada hal masalahnya bukan apakah dokter peduli atau tidak, tetapi bukankah orang tersebut menghancurkan diri mereka sendiri dengan ketidak-patuhan itu. Tuhan menyuruh kita beribadah dan Tuhan menghargai ibadah kita, tetapi jika kita kurang atau tidak disiplin beribadah bukan berarti Tuhan tidak tahu atau Tuhan akan menjadi lemah, melainkan kita akan lupa siapa diri kita, yaitu makhluk spiritual. Bagaimana mungkin iman seseorang akan tumbuh subur dan berbuah manis jika pemahamannya minim tentang Tuhan.
• Pemahaman tentang dunia seperti apa adanya; Dunia ini panggung sandiwara. Mereka yang memanjakan diri tanpa batas dalam kenikmatan dunia, di hari kematiannya akan seperti seorang manusia yang dengan rakusnya melahap makanan lezat dan kemudian memuntahkannya disebabkan kekenyangan. Kelezatan itu pun lenyap, yang tertinggal hanyalah perasaan malu, malu kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Sebaliknya, orang yang memerhatikan keabadian ibarat seorang tamu yang minum-makan secukupnya saja, menikmati wewangian parfum, mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, barulah ia pamit. Memang, manusia dan seisi bumi ini menumpang lewat saja.
• Pemahaman tentang dunia yang akan datang seperti apa adanya; Dunia akhirat sulit dipercaya, rumit jika dibayangkan. Tetapi justru itu yang harus dipahami dengan iman. Hewan dan malaikat tidak bisa mengubah tingkatan atau tempat yang sudah ditentukan bagi mereka, tetapi manusia bisa memilih merendahkan diri sehingga seperti hewan melalui perbuatan mereka, atau dengan perbuatan mereka pula dapat mensucikan diri hingga seperti malaikat.
Tak peduli apakah anda Muslim atau Kristiani atau penganut agama lain, pesan yang besar dari buku karya tulis Ghazzali yaitu kebahagiaan sejati diperoleh dengan memahami bahwa kita makhluk ciptaan Tuhan dan diciptakan untuk sebuah tujuan. Tuhan memiliki alasan: ”Tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepadaKU.” Manusia akan dihisab, ditimbang pahala dan dosanya. Hasil timbangan itu akan menentukan seseorang akan masuk ke dalam Surga ataukah Neraka. Surga ada tingkatannya, Neraka juga. Nurani yang dicerahkan mudah memahaminya.
=========================
Ghazzali menyatakan 4 unsur dalam metamorfosis yang mengubah manusia biasa dari seperti hewan menjadi seperti malaikat:
Pemahaman diri
Pemahaman tentang Tuhan
Pemahaman tentang dunia seperti apa adanya
Pemahaman tentang dunia yang akan datang seperti apa adanya.
≈=======================≈
Ghazzali, lebih dari seribu tahun yang lalu, telah menyoroti pertanyaan tentang bagaimana pengkondisian atau indoktrinasi sebagai musuh spiritualitas. Banyak orang tidak mandiri karena mereka menerima keyakinan yang diberikan kepada mereka tanpa sikap kritis, tanpa diskusi mendalam; mereka beragama namun tidak mencari pencerahan yang sesungguhnya, mereka hanya butuh ketentraman. Bahkan ada yang menjadikan agama sebagai kamuflase.
( Bersambung )
(rbs/riaumag.com)