Dari Buku Raja Bambang Sutikno
Riaumag.com , Jakarta
Dalam beberapa tahun terakhir, para pakar manajemen, terutama di bidang Organizational Behavior merancang suatu kiat bagaimana meningkatkan competitive advantage suatu perusahaan. Kiat itu menekankan kepada perusahaan untuk menjadikan karyawannya sebagai knowledge workers. Itu berarti menghendaki suatu visi perusahaan menuju learning company/organization untuk mewujudkan KNOWLEDGE MANAGEMENT.
Setiap orang harus berusaha membuat dirinya bertambah pintar dengan menambah ilmu pengetahuan. Perusahaan harus menjadi fasilitator bagi setiap karyawan untuk belajar, misalnya dengan mengadakan perpustakaan yang sangat memadai, menyediakan alat peraga yang dibutuhkan serta menghadirkan trainer yang handal. Beradaptasi dengan Industrial Revolution 4.0.
Kemudian perusahaan menstimulasi agar setiap karyawan menyampaikan karya tulis dari pemikirannya yang orisinal. Karya tulis itu tidak perlu dilahirkan dari ide atau pemikiran yang luar biasa atau big innovation. Perusahaan membentuk suatu tim untuk menampung ide-ide menuju perbaikan-perbaikan kecil itu, yang biasa disebut Kaizen. Tim mengumumkan ide-ide yang bagus dan yang terbaik sekali setahun atau dua kali setahun dan mereka diberi penghargaan dan hadiah.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh manajemen untuk membangun Knowledge Management, namun sayang sekali setelah berjalan sekian tahun hasilnya tidak seindah yang dibayangkan para pakar organizational behavior. Why?
Kegagalan tersebut terutama disebabkan oleh tingkat ke-ikhlas-an sebagian karyawan perusahaan/anggota organisasi masih rendah, bahkan ada yang sangat rendah. Salah kaprah, bagi mereka ilmu yang ada pada dirinya adalah kekayaannya sehingga jika dibagi atau diberikan kepada yang lain maka akan berkuranglah kekayaannya itu. Atau jika ilmunya dipakai orang lain, ada kemungkinan orang lain tersebut akan menimbulkan problem bagi karirnya.
Atau orang ini mungkin sangat ingin dihargai secara materil dan moril yaitu sifat riya atas ilmunya itu dan angkuh menyombongkan diri dihadapan orang lain bahwa hanya dia yang unggul di bidang ilmu itu. Ketidak-ikhlasan demikianlah yang menyebabkan gagalnya project atau cita-cita besar menciptakan knowledge employees within learning organization.
Apapun alasannya, saya ingin mengajak kita semua mencamkan ungkapan ini: Jika materi yang anda berikan, materi itu akan terasa berkurang, jika ilmu yang anda berikan maka ilmu anda akan terasa bertambah.
Ibarat guru/dosen yang mengajar di depan kelas, setiap kali dia selesai memberikan ilmunya pastilah dia merasa bertambah kaya dengan bidang ilmu tersebut. Bayangkan guru yang dua tahun tak pernah mengajar dan bandingkan dengan guru yang selama dua tahun setiap hari mengajar di bidang ilmu itu. Siapa yang lebih kaya untuk bidang ilmu dimaksud?
Kegagalan penerapan Knowledge Management terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat ke-ikhlas-an sebagian karyawan. Ini salah kaprah, bagi mereka ilmu yang ada pada dirinya adalah kekayaannya sehingga jika dibagi atau diberikan kepada yang lain maka akan berkuranglah kekayaannya itu. Atau boleh jadi dia melihat orang lain itu sebagai ancaman terhadap karirnya.
PENYAKIT IRI
Penyakit iri sangat berbahaya dan dapat menjadi sumber malapetaka dan kehancuran. Iri melihat orang lain kaya raya, menggiring manusia menjadi koruptor/pencuri. Cemburu melihat isteri orang lain cantik jelita, atau suami orang lain gagah perkasa, menggiring manusia berselingkuh. Iri melihat orang lain menduduki pangkat serta jabatan tinggi, menggiring manusia menghalalkan segala cara dalam berpolitik. Itu semua terjadi pada manusia yang gagal mengasah 5 Mutiara Kecerdasan Spirirual.
Untuk melawan penyakit iri, kita mesti memperkuat ke-ikhlas-an. Memang, ikhlas bukan perkara mudah. Ikhlas berarti kita harus membersihkan hati dari unsur-unsur atau motivasi-motivasi yang tidak diridhoi oleh Tuhan. Apa pun yang kita rasakan dan pikirkan, jika berdasarkan ke-ikhlas-an demi Tuhan Yang Mahamengetahui, maka penyakit iri akan mudah ditumpas dan dibasmi.
Jangan ada iri diantara kita. Iri: susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah. Pupuklah perasaan ikhlas: sedih melihat orang lain susah, suka melihat orang lain senang. Ini tidak mudah kecuali bagi a spritual person.
Negative thinking bagaikan anak kandung dari sifat iri hati. Dan negative thingking dapat mengganggu kesehatan orang bersangkutan, merusak organ-organ tertentu dalam tubuhnya. Misalnya, ketika ke-iri-an sedang melanda dan memuncak maka detak jantung menjadi lebih kencang di atas batas normal, mengakibatkan saraf di kepala menjadi tegang jika perasaan dan pikiran iri masih tak terkendali. Atau mungkin kadar gula darah meninggi disebabkan sistem kerja pankreas terganggu bilamana perasaan dan pikiran kurang stabil.
”Penyakit datang dari pikiran”. Itu kata pribahasa. Para ilmuwan kini mengakui kebenaran itu. Contohnya, ada beberapa bukti disekeliling kita bahwa keadaan kanker seseorang dapat berubah tergantung dari apakah sang pasien berpikir, ”Aku akan sembuh” dan memusatkan seluruh energinya pada keyakinan ini, atau apakah sebaliknya sang pasien berpikir, ”Aku akan mati” dan menyerah.
Ikhlas membawa manusia kepada kesabaran yang tiada habisnya. Tiada yang perlu dikeluhkan, tiada yang perlu diratapi atau sebaliknya tiada perlu tertawa terbahak-bahak, eforia sampai lupa daratan. Terimalah semuanya dengan penuh keikhlasan semata. Syeitan menjauh dari hati yang ikhlas. Ikhlas memberi manusai keberuntungan yang tiada taranya dan ikhlas menjauhkan manusia dari berbagai penyakit.
Jangan ada iri dalam diri. Iri pertanda ada yang busuk di hati. Pupuklah perasaan ikhlas: Berempati. Ingin membantu bila melihat orang lain menderita mengingatkan jangan eforia bila melihat orang lain senang scera berlebihan.
IKHLAS & PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
Kenapa manusia harus berbuat baik? Ya, kebaikan di dunia adalah investasi menuju tempat yang mulia di akhirat kelak. Niat yang baik, walaupun belum sempat dilaksanakan, sudah dicatat oleh malaikat dan mendapatkan pahala. Pahalanya akan dilipat-gandakan manakala niat dilaksankan dengan baik. Karena itu niat yang mulia adalah awal dari suatu kemuliaan sesungguhnya. Jika semua orang berbuat baik dan orang lain membalas kebaikan itu dengan hal yang baik pula maka damai tenteramlah manusia di bumi.
Semua agama mentitahkan umatnya untuk beramal baik, dimulai dengan niat yang baik. Muslimin dan muslimah sejak kecil dilatih mengawali segala sesuatu dengan niat serta ketulus-ihklasan dalam ucapan ’Bismillahirrahmanirrahim’. Ucapkanlah ini dengan khusuk, insya Allah akan memperoleh berkah serta karunia dari Allah SWT. Memulai dengan nama Allah adalah adab dan bimbingan pertama yang diwahyukan Tuhan kepada RasulNYA: Iqra’ Bismi Rabbika. Muhammad tokoh panutan ummat. Teladanilah ini, memulai dengan Basmallah.
Marilah kita lanjutkan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Manjemen Berpengetahuan (Knowledge Management) serta apa kendala dalam mewujudkannya. Simaklah penjelasan berikut.
Survival & success of the company sepenuhnya bergantung pada kemampuan perusahaan beradaptasi, menyesuaikan diri dan berkompetisi dalam dinamika dunia bisnis.
Knowledge Management adalah suatu solusi paling ideal untuk menyelaraskan kemampuan teknis dan manajemen dalam perusahaan guna menciptakan knowledge yang akan meningkatkan performa serta membawa kemajuan perusahaan.
Kemampuan menghadapi tantangan dan kompetisi tersebut berarti tidak hanya mampu mengakses teknologi namun juga mengembangkan kemampuan mengelola knowledge.
Pertanyaan utama yang harus jawab adalah:
Does your company know what you know?
How do you make best use of the knowledge you have?
Knowledge Workers ada di setiap perusahaan dan seharusnya mereka diberdayakan seoptimalnya agar menjadi tulang punggung ketangguhan dan kesuksesan bisnis. Mereka seharusnya mampu memanfaatkan teknologi dalam mengatasi problem dan menciptakan solusi dengan sukses.
Professional Knowledge Workers dalam perusahaan harus di-identifikasi, didata, dibina dan fungsinya harus didefinisikan serta direvitalisasi secara berkala.
KM is not reengineering. KM menganut perubahan/perkembangan yang berkelanjutan dan melihat/memperhitungkan potensi, kendala serta oportuniti di masa depan. There is continuous learning and relearning untuk memastikan perubahan menuju perbaikan berjalan mulus dari pucuk pimpinan sampai tukang sapu.
Software terbaik sekali pun tidak akan pernah cukup kalau anda tidak memiliki orang-orang yang berniat, yang ingin dan yang siap bekerjsama, berkolaborasi dan bersinergi.
Membangun nuansa Sharing knowledge berdasarkan saling percaya terbukti sebagai hal yang paling kritikal ketika organisasi bertekad menciptakan KM dan juga selama KM berproses secara keseluruhan.
Why Knowledge Management?
Dalam perjalanannya, berdasarkan penelitian, KM telah memberi pengaruh positif pada proses bisnis. KM bertujuan mengelola knowledge yang benar-benar dibutuhkan dalam suatu proses bisnis dan mendorong knowledge workers untuk berbagi dengan ikhlas serta mengkomunikasikan dengan sepenuh hati knowledge tersebut kepada rekan-rekannya. Apalagi dalam era milenial ini.
Perlu dicamkan secara mendalam pentingnya bagi perusahaan memperoleh dan menyimpan knowledge dari karyawan senior sehingga karyawan yunior dapat langsung mengetahui, menggunakan, mengembangkan dan memperbaikinya agar proses bisnis berjalan lebih cepat, mulus dan efisien. Semua itu harus dapat difungsikan sebagai instant training materials.
Key Challenges in KM
Menjelaskan apa itu KM dan bagaimana KM memberi keuntungan bagi manajemen/korporasi.
Mengevaluasi core knowledge perusahaan untuk dijabarkan ke dalam setiap departemen dan divisi.
Belajar bagaimana knowledge dapat diidentifikasi, diseleksi, didata, diproses dan dilaksanakan.
Menemukan area yang tercecer, terabaikan atau terlantar pada hal area itu seharusnya diberdayakan dan difungsikan karena memiliki nilai bisnis yang tinggi.
Menggalakkan sirkulasi informasi serta riset yang berkelanjutan di dalam KM untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan KW. Fasilitas yang didukung oleh teknologi internet yang terus berkembang sungguh kenikmatan besar bagi generasi now.
Menyatukan dan mempersatukan knowledge yang benar-benar berguna dan dibutuhkan untuk kemajuan bisnis.
Membina rasa ikhlas yang sesungguhnya pada diri setiap insan dalam organisasi ketika melakukan share knowledge.
( Bersambung )
(rbs/riaumag.com)