Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA)
oleh : Darmawi Ketua DPD ASITA Sumatera Barat
Menyikapi polemik sejak MUNAS ASITA 2019 yang diadakan di Jakarta, Keterpilihan dari pada Ibu DR. Nunung Rusmiati sebagai Ketua Umum DPP ASITA, ini terjadi gonjan-ganjing dan ini bagian dari sebuah retorika demkrasi dan retorika politik.
Bagi yang kalah dalam pertarungan, yang tidak bisa menerima kekalahan ini dan mereka tetap mencari celah untuk menggeser segala bentuk keniscayaan, dan harus dipahami bahwasanya secara defacto dan secara deyure, garis keturunan kepemimpinan yang diamanahkan oleh seluruh teman-teman DPD ASITA seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang memberikan mandat kepada Ibu Rusmiati ini merupakan adalah secara defacto yang sah, dan secara deyure dikukuhkan oleh Kementrian yaitunya Kementrian Pariwisata legal standingnya bahwasanya sah secara kepemiihan kepengurusan DPP ASITA dibawah kepengurusan Ibu Doktor Nunung Rusmiati.
Harus melihat sejarah masa lalu, Bagaimana ASITA ini dipimpin oleh siapa dari tahun 1971 estafet kepemimpinan Periode ke Periode berjalan dengan alurnya berpijak kepada konstitusinya, yaitunya konstitusi keputusan tertinggi itu adalah di MUNAS, oleh karena itu estafet kepemimpinan itu dari Periode ke Periode sah, yang saat ini dimiliki oleh Ibu Rusmiati dan kepada orang sebagian kecil yang disebut adalah oknum yang tidak berlapang dada, yang tidak bisa menerima kekalahan ini dengan secara gentelme, mencoba mengkritisi dan mencoba membuat pergerakan ini adalah suatu bentuk perlawanan yang kurang beretika dan kurang bermoral serta kurang berprikemanusiaan merebut kekuasaan tanpa melalui konstitusi dan AD/ART yang ada ditubuh ASITA itu sendiri.
Kemudian alibi yang dikemukakan oleh mereka yaitunya SK-Kementrian Tahun 1971, AKTA 1975, AKTA 2021, jika mereka memiliki barang bukti itu, yang menjadi pertanyaan, yang terlupakan selama ini, kenapa barang itu ada ditangan mereka ? ini sudah menyalahi aturan, semestinya itu merupakan aset nilai yang dipegang oleh pengurus, yang haknya berada ditangan pengurus. jadi, kalau ada orang yang memegang yang bukan haknya dia, ini namanya MALING.
Boleh saja pada waktu itu mereka memegang SK itu, tetapi harus diserahkan kepada yang berhak, tidak dijadikan itu sebagai alat perlawan, satu hal lagi yang terlupakan Data Base ASITA Seluruh Indonesia yang lebih kurang jumlahnya 7.000-an berada dikepengurusan yang sah, yaitu Kepengurusan Ketum Ibu Nunung Rusmiati, jadi saya mengharapakan, dan menghimbau kepada pihak-pihak yang bersebrangan baik itu ditingkat DPD maupun ditingkat DPP kiranya legowo untuk menerima kekalahan ini secara bijak dan secara gentelmen.
Karena Jangan rusak hubungan komunikasi dan hubungan kemanusian serta hubungan silaturrahim hanya karena mengharapkan dan haus dengan kekuasaan, jadi kekuasaaan itu tidak bisa diambil secara paksa atau dilakukan secara diam-diam, ini merupakan perbuatan yang tidak sopan-santun menurut adat istiadat yang ada di Indonesia ini, atau sebagai orang timur ini.
Kemudian kalau ada pihak-pihak yang ingin menjadi Ketua Umum DPP ASITA dan mau menjadi Ketua DPD ASITA silahkan lakukan dengan cara-cara yang terhormat melalui mekansme yang telah diatur dalam AD/ART dan itu adalah konstitusi di ASITA yang tertinggi, yang telah disusun bersama dan disepakati bersama serta diputuskan bersama, Jangan Caranya menyusupi dari belakang, menelpon teman-teman dan diajak bergabung, disini kawan-kawan harus cermat juga melihat ini, Jangan mau juga dibodohi, diajaki dengan cara-cara yang tidak terhormat itu.
Nah, mari bulatkan tekat, kemudian jaga Persatuan dan Kesatuan demi membangun Pariwisata Indonesia serta membangun kebesaran nama baik ASITA, Janganlah melakukan yang seharusnya tidak dilakukan, kalau memang belum ada retak tangan atau garis tangan menjadi Ketua, Jangan dipaksakan, tunggu saatnya tatkala di MUNAS nanti silahkan atau di MUSDA nanti Silahkan Bapak-bapak/Ibu-ibu mencalonkan diri dan bertarung secara gentelmen dan bisa mendapatkan hak mandat dari Peserta MUNAS atau Peserta MUSDA, ini masukkan dari DPD ASITA Sumatera Barat dan harapan saya Janganlah menjadi biangkerok permasalahan atau menjadi akar permasalahan didalam tubuh ASITA ini dan kalau dipaksakan tidak sesuai aturan menjadikan itu bukan suatu kebanggaan dan itu bukan menggoreskan satu tinta emas yang baik, tetapi adalah black campaign atau menggoreskan suatu tinta hitam pada diri sendiri, orang akan mengenal selama-lamanya sebagai pecundang dalam sebuah tubuh organisasi, betapa bodohnya.
(riaumag.com)