Dari semua kejadian yang tak terduga di Piala Dunia 2022 sejauh ini, mungkin salah satu yang terbesar adalah Jepang lolos ke babak 16 besar.
Riaumag.com , Qatar —–Lawan Jepang berikutnya adalah Kroasia. Tim berkostum merah-putih dengan motif papan catur itu mesti berhati-hati karena ‘Samurai Biru’ – julukan timnas Jepang – tak lagi bisa dipandang sebelah mata. Taktik pergantian pemain mereka telah menumbangkan dua raksasa sepak bola dunia, yakni Jerman dan Spanyol.
Banyak orang mungkin menganggap kemenangan Jepang atas Jerman pada pertandingan perdananya adalah hal yang janggal. Apalagi, pada laga selanjutnya Jepang dikalahkan Kosta Rika sehingga peluangnya untuk menjangkau babak 16 besar terbilang minim.
Akan tetapi, Jepang berhasil membalikkan keadaan. Di Stadion Internasional Khalifa, tim asuhan Hajime Moriyasu melakukan penampilan gemilang saat melawan Spanyol dan secara tak terduga muncul sebagai juara Grup E.
Timnas Jepang menjadi tim ketiga dalam sejarah Piala Dunia yang tertinggal pada babak pertama, namun berujung pada kemenangan. Dua tim lainnya yang mencetak prestasi itu adalah timnas Brasil pada Piala Dunia 938 dan Jerman Barat pada Piala Dunia 1970.
Efek pemain cadangan Jepang
Para pemain cadangan yang diturunkan Jepang telah mencetak dua gol saat melawan Jerman. Mereka kembali berperan penting saat menghadapi timnas Spanyol.
“Saat terdesak, mereka membuat perubahan yang efektif,” kata mantan penjaga gawang Inggris, Karen Bardsley di program 5 Live. “Mereka memanfaatkan peluang yang mereka miliki.”
Ritsu Doan menyamakan kedudukan saat melawan Jerman hanya empat menit setelah ia dilepas dari bangku cadangan.
Kemudian dalam pertandingan melawan Spanyol, Doan baru tiga menit masuk lapangan di awal babak kedua, dan mampu melepaskan tembakan dari luar kotak penalti.
Pemain pengganti lainnya, Karou Mitoma, membuat kehadirannya berarti. Hanya 142 detik setelah diturunkan ke lapangan, dia memberikan umpan rendah dari pinggir gawang yang dimanfaatkan Ao Tanaka.
Gol kedua ini juga memicu kontroversi. Sebab bola tampak keluar sebelum dapat dijangkau Mitoma. Asisten Wasit Video (VAR) mensahkannya dan memicu banyak perdebatan.
“Ada teknologi besar hari ini untuk ‘pertandingan akbar sepak bola’, kata Moriyasu. “Kalau bolanya benar-benar keluar garis, maka ini akan menjadi tendangan gawang.”
Suporter Spanyol kesal ketika keputusan VAR diumumkan, tapi itu bukan satu-satunya kasus di mana suporter menatap layar lebar di sekitar stadion dengan tidak percaya.
Sebuah tabel klasemen grup yang diperbarui setiap kali ada gol pada pertandingan Kosta Rika melawan Jerman, dan pada saat itu sulit untuk mengetahui siapa yang lolos dan siapa yang tersingkir.
Pada laga melawan Spanyol, timnas Jepang tampak mengesankan ketika secara cepat mereka mengatur ulang ke posisi bertahan mereka selama 45 menit ke depan demi mempertahankan keunggulan mereka. Jepang nyaris tak membiarkan Spanyol menembus pertahanan meskipun hanya memiliki 18% penguasaan bola.
“Apresiasi untuk Jepang, mereka benar-benar luar biasa,” kata Bardsley.
“Ada banyak hal yang bisa dipuji tentang cara mereka berdisiplin, tetap terstruktur, memahami rencana permainan, dan mengeksekusinya sebaik mungkin.
“Metodologi dan pendekatan yang mereka jalani sepanjang babak penyisihan grup, telah membuat mereka lolos ke babak sistem gugur.
“Aneh ketika mereka kalah dari Kosta Rika dengan strategi seperti itu, tapi mereka telah mencetak gol pada saat penting, ini yang penting.”
Apa selanjutnya?
Ini adalah malam yang menjadi kenangan bagi ribuan suporter Jepang yang hadir di stadion. Tapi mereka bisa bermimpi lebih jauh.
Jepang telah lolos ke babak 16 besar untuk keempat kalinya di Piala Dunia, tapi mereka tak pernah lebih jauh dari itu. Moriyasu bertekad agar Kroasia tidak akan meneruskan catatan tersebut saat pertemuan pada Senin besok.
“Terima kasih kepada seluruh suporter, rakyat Jepang, atas dukungannya,” tambahnya.
“Berkat mereka, kami mampu melewati pertandingan yang sulit ini. Saya senang, saya bisa memberikan kemenangan pada semua orang, dan dalam hal pencapaian, target baru kami adalah delapan besar.
“Para pemain menunjukkan pada kami sebuah pengalaman yang berbeda dan baru untuk bertarung di pentas dunia, dan kami ingin mencetak rekor baru di perempat final atau lebih dari itu.”
Itu adalah target Jepang selanjutnya, dan bahkan jika mereka tertinggal melawan Kroasia, mereka tidak akan menyerah.